Abd. Karim Tahir

Tinggal di Gowa - Sulawesi Selatan. Guru IPS SMP Negeri 1 Parangloe Kab. Gowa dan Ketua Pusat Belajar Guru (PBG) Gowa....

Selengkapnya
Navigasi Web

Reuni; Memaknai Perubahan

Duduk bersama di sebuah warkop setelah 20 an tahun berlalu, sekumpulan mahasiswa zaman old saling membaca diri. Secara fisik banyak yang berubah, ada yang kepalanya sudah dipenuhi uban (seperti saya, hehe), ada yang dulu kurus dan tidak terurus kini tampil dengan body gempal mirip bodyguard, necis pula. Yang dulu agak redup kini tampil bercahaya bak bintang kejora. Ini karena pengaruh uang, kata Amir ketika mengomentari gaya teman-teman di grup Whatsapp. Bisa jadi! Kok bisa? Ya… dulu gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kelancaran “amunisi” kiriman orang tua dari kampung. Sialnya, kiriman seringkali terlambat membuat tatanan gaya hidup pun tidak beraturan. Begitu kira-kira korelasi sederhananya (hanya mengira-ngira loh, makhlum saya bukan anak kost). Hebatnya di zaman itu penampilan tidak menjadi yang utama. Yang terpenting adalah selesaikan kuliah undang keluarga dari kampung, kalau perlu sewa beberapa bis untuk menghadiri wisuda titik. Tidak peduli setelah itu akan menjadi pengangguran intelek atau seperti ungkapan yang sering kami ucapkan; “merdeka tapi pusing”, sehari merdeka pusingnya berhari-hari.

Sesi pesan menu. Nah di sinilah titik krusialnya. Pesanannya mulai bervariasi. Tidak seperti dulu yang nyaris seragam dan sangat terukur (diukur berdasarkan penghuni dompet tentunya). Pokoknya kali ini bervariasi broo…Ada yang pesan teh tidak pakai gula, ada yang pesan air putih saja, ada yang menghindari makanan yang berlemak dan memilih sajian yang alami saja. Pilihan-pilihan ini tidak lagi dipengaruhi oleh penghuni dompet, tetapi lebih mengarah ke persoalan riwayat kesehatan. Point pentingnya saya kira adalah seperti kata Ratu, “ dulu tidak ada uang tetapi semua jenis makanan bebas kita makan, bahkan rumputpun kalau dikasih kecap mau saya makan, katanya sambil bercanda. Sekarang uang ada tetapi makanan serba dibatasi, sudah banyak pantangan, sambung Salahuddin Si Bolang dari Sinjai.

Satu hal yang tidak banyak berubah adalah karakter kami. Yang suka kocak tetap saja kocak, yang sejak dulu kalem sekarangpun tetap kalem (kalem asli loh..bukan kaya’ lembu), yang dulu santai-santai saja sekarangpun tampil dengan gaya santainya. Saya termasuk yang mana ya? Karakter memang lebih sulit berubah dibanding dengan penampakan fisik. Karena karakter sangat berkaitan dengan kebiasaan atau para ahli menyebutnya habits, suatu aktivitas yang dilakukan terus menerus sehingga melekat pada diri seseorang. Ustadz Felix mendefinisikannya sebagai sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir.

Makanya para penganjur kebaikan sering-sering berwasiat untuk membiasakan perbuatan baik. Berhati-hatilah dengan kebiasaan Anda, karena pada awalnya Andalah yang menciptakan kebiasaan tetapi pada akhirnya Anda akan menjadi tawanan kebiasaan itu, demikianlah kata-kata bijak yang sering saya ulang bahkan sampai anak-anak saya bosan mendengarnya. Bisa dibayangkan betapa bahayanya kalau tertawan oleh kebiasaan buruk yang kita ciptakan sendiri. Sebaliknya betapa bahagianya mereka yang terbiasa dengan perbuatan baik sehingga itulah yang menjadi karakternya. Contohnya ya teman kita ini, siapa lagi kalau bukan Hj. Suri yang menurut pengamatan saya selalu pasang badan setiap ada jumpa-jumpa dengan teman, termasuk hari ini. Oh ya..terima kasih bu Hajja atas traktirannya semoga reskinya semakin bertambah dan berkah, dan satu lagi semoga dapat dicontoh oleh teman yang lain.

Historia Magistra Vitae, sejarah adalah guru kehidupan. Kalau pertemuan hari ini dianggap bersejarah, lalu apa pelajaran pentingnya? Bagi Andi Ija mungkin yang tidak terlupakan adalah ketika dia tampil di panggung menerima kipas angin, doorprize yang dia menangkan. Tetapi saya kira bukan itu, terlalu rendah motif pertemuan ini kalau hanya untuk sebuah kipas angin atau doorprize lainnya (andaipun saya dapat pasti dengan sangat ikhlas saya akan menerimanya, hehe). Sekali lagi bukan itu. Menurut penerawangan saya, pelajaran terpenting dari pertemuan hari ini adalah : Perubahan.

Salah satu hukum alam yang pasti terjadi adalah perubahan, tidak satupun makhluk yang langgeng dengan keberadaannya semuanya tunduk pada hukum perubahan. Diam-diam saya membaca guratan demi guratan yang menggores wajah-wajah kami. Tuhan, sebangga apapun kami dengan tampilan fisik ini, hukum-Mu pula yang berlaku, kami sedang berproses menuju ketidakabadian yang Engkau ciptakan. Tanda-tanda itu begitu Nampak di wajah-wajah kami. Tuhan ajari kami untuk menghindari sekecil apapun bentuk keangkuhan dalam diri kami, jangan biarkan hati kami menjadi sarang kesombongan atas setitik sukses yang engkau titipkan. Engkaulah yang berhak atas kesombongan itu, persempit jalan bagi kami untuk mengenakannya.

Saya tersentak ketika Hasruddin tiba-tiba berbicara tentang masa pensiun yang tinggal belasan tahun lagi. Dalam hati saya juga ikut menghitung. Dekat, demikian dekat waktu itu, sementara saya merasa belum berbuat apa-apa. Saya kerdil rasanya di hadapan orang-orang hebat yang bahkan usianya jauh di bawah saya. Teman-teman! waktu, sekali lagi waktu. Jangan bermain-main dengan waktu karena waktu tidak pernah berhenti untuk berputar dan masa lalu tidak pernah balik lagi. Konon orang Arab mengibaratkan waktu laksana pedang, bermain-main dengan waktu suatu saat nanti kita akan tersabet olehnya. Maka bergegaslah mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan sebelum waktu memaksa perubahan menggilas kita. Fastabikul khairat (berlomba-lombalah dalam kebaikan) demikian pesan Allah dalam Qur’an Suci.

Akhirnya.

Tuhan meski kami sadar dengan ketidakabadian tetapi kami mohon panjangkan usia kami, sehatkan raga kami untuk selalu dapat merawat dan memelihara dengan baik persahabatan ini. Eratkan persahabatan kami atas dasar kecintaan kepada-Mu. Terima kasih Tuhan atas pertemuan singkat ini!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post