Abdul Latif Rusdi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dosen Bersahaja

Dosen Bersahaja

“Mana si Latif?” tanya Pak Chairul Azmi ketika memasuki ruangan administrasi KONI Sumut.

Di dalam ruangan tampak Pak Tobing sebagai Kepala Tata Usaha (KTU), bang Rider (staf administrasi) dan bu Maria juga sebagai staf administrasi.

“Tadi saya letak di atas meja saya Pak!” jawab Pak Tobing dengan sigap.

“Kalau gak salah terjatuh di bawah meja Pak!” seru bang Rider sambil membungkukkan badannya melongok ke kolong meja.

“Sudah saya masukkan ke laci koq Pak!” tutur Ibu Maria sambil menuju laci meja dan membukanya perlahan.

Pak Chairul begitu ia biasa disapa, terheran-heran sambil mengernyitkan dahi dan mengusapkan telapak tangannya dari kening hingga belakang kepala.

Belum sempat ia menanyakannya kembali, tiba-tiba muncul seseorang masuk ke dalam ruangan.

“Assalamualaikum...!” ucapku ketika memasuki pintu kantor administrasi.

Pak Chairul berbalik badan sambil membalas salam saya, “waalaikum salam” jawabnya.

“Hah...ini dia si Latif....!” tukas Pak Chairul menjelaskan. “Dari mana Tif..?” tanyanya.

"Usai sholat zuhur Pak...” ujarku dengan santun.

Pak Tobing, bang Rider dan bu Maria tampak terheran-heran. Belum usai keheranan ketiganya, Pak Chairul balik bertanya pada mereka.

“Apa maksudanya koq si Latif ada di atas meja, terjatuh ke lantai dan dimasukkan ke laci?” tanyanya.

“Kami kira bapak nanya isolatip....!” seru ketiganya serempak sambil menepukan pangkal telapak tangannya ke kening mereka.

Begitulah sepenggal cerita dan pengalaman saya ketika masuk kerja hari pertama sebagai staf administrasi di KONI Sumut. Saya bisa bekerja di KONI Sumut atas ajakan pak Chairul.

Saat itu saya kuliah semester akhir dan sedang menyusun skripsi. Ketika ditawari pak Chairul, saya langsung menerimanya dengan perasaan senang. Alasan pak Chairul mengajak saya kerja dikantor itu, karena saya bisa mengoperasikan komputer. Pada saat itu, tahun 1999 tepatnya, mahasiswa FIK Unimed yang bisa mengoperasikan komputer masih langka.

Pak Chairul sangat cakap dalam mengkonsep surat-menyurat dan pidato-pidato Ketua Umum KONI Sumut, yang saat itu dijabat oleh gubernur Sumut.

Runtutan kalimat mengalir jernih dari proses kerja pikirannya yang tulus. Saya sangat kagum dengan setiap dikte kalimat yang terucap melalui bibirnya. Saya masyuk mengetik rangkaian kalimatnya dan tentu sangat takjub.

“Wajarlah...pak Chairul sangat disayangi dan dihormati banyak orang," gumamku lirih.

Kini beliau masih menjadi sekretaris umum di KONI Sumut. Walaupun ketua umum silih berganti, pak Chairul tetap dipercaya menempati jabatan strategis itu. Pak Chairul sangat cekatan membagi waktu, ia masih sanggup menjabat Wakil Rektor II Unimed selama 2 periode, sekaligus sebagai sekum KONI Sumut.

Sungguh, pak Cahirul banyak memberi saya pelajaran dan pengalaman. Beliaulah yang mengajak saya menjadi juri atletik, mulai dari pengawas lintasan, juri kedatangan hingga menjadi timer.

Beliau pula yang mengajak saya menjadi juri lari marathon di lapangan merdeka Medan hingga di Danau Toba.

Beliaulah yang memberi kesempatan kepada saya menjadi panitia Porda, Porwil, Popda, Popwil, Popnas bahkan Pospenas.

Saya juga diajarkan beliau tentang sistem organisasi pertandingan saat duduk dibangku kuliah.

Kesempatan yang diberikannya, telah mengajarkan saya tentang kepercayaan diri, kepemimpinan, kerja keras dan kesahajaan.

Maghrib tadi (15/4/19) tak disangka saya bertemu dengan beliau di Mesjid Baiturrahman Unimed. Saya langsung menyodorkan buku “Guru Olahraga di Era 4.0” kepada beliau.

Ketika melihat covernya, beliau bertanya pada saya, “Loh...gelar Latif koq masih S.Pd?” tanyanya.

“Iya Pak....saat ini sedang mengolah data hasil penelitian, insya Allah secepatnya saya maju Seminar Hasil,” ungkapku pada Beliau.

“Jangan ditunda-tunda lagi ya...segera di selesaikan!” tukasnya sambil menerima salam saya sembari pamit dan berlalu.

Pak Chairul melangkah pelan meninggalkan teras mesjid yang sangat luas setelah direnovasi. Saya lihat, beliau melangkah sambil membaca sinopsis yang terletak di cover belakang buku.

"Terima kasih ya pak..." gumamku dihati,

"Bapak telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman padaku. Semoga bapak selalu sehat dan tak berhenti menjadi panutan dan inspirasi bagiku."***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Isolatip vs silatif. Haaaaa. Tulisan yang menghibur. Salam literasi...

16 Apr
Balas

Terima kasih Ibu Noerhayati...

16 Apr
Balas



search

New Post