Bagaimana Mengajar Siswa Kelas Satu SD yang Belum Mampu Membaca?
Tulisan ini tak bermaksud membuat dikotomi tanggungjawab antara guru yang mengajar di sekolah dasar (SD) dengan sekolah lanjutan. Semua guru di setiap jenjang memiliki tanggungjawab yang menantang dengan segala permasalahannya. Beratnya tanggungjawab itu dipengaruhi oleh karakteristik kelas dan siswa yang menjadi tanggungjawabnya.
Terkait program Belajar Dari Rumah (BDR) yang masih berlangsung hingga kini, mungkin kita sepakat kalau tanggungjawab guru kelas satu SD lebih berat dibanding guru lainnya. Belum dimilikinya tiga kemampuan dasar bagi siswa kelas satu SD di awal tahun pelajaran adalah penyebab beratnya tanggungjawab guru kelas satu. Ketiga kemampuan dasar yang belum dimiliki siswa kelas satu yakni kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Calistung). Disisi lain belum ada regulasi yang membolehkan guru bertemu langsung dengan siswa yang bersangkutan, termasuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka langsung dalam kelas di sekolah.
Dalam kondisi normal sebelum pandemi corona, guru kelas satu SD dengan segala kompetensi dan strategi mengajar yang dimiliki, mampu mengantar siswanya melek Calistung dengan cepat. Namun di masa pandemi ini tentu harus memutar otak menemukan strategi baru sehingga siswanya mampu Calistung tanpa harus tatap muka langsung. Lalu pertanyaannya, bagaimana contoh strateginya agar siswa kelas satu SD dapat mengenal Calistung dalam program BDR ini?. Berikut dipaparkan salah satu trik yang dapat dilakukan oleh guru kelas satu SD.
1. Guru kelas satu SD sebaiknya menyusun program pembelajaran dengan fokus kepada kemampuan Calistung siswa. Penyusunan program ini dapat dilakukan secara perorangan ataupun dalam KKG. Program pembelajaran bisa disusun selama tiga bulan atau satu semester.
2. Kepala sekolah selaku penanggungjawab sekolah memfasilitasi pertemuan dengan mengundang orang tua siswa kelas satu. Tentu pertemuan ini tetap menerapkan protocol Covid.
3. Guru Kelas Satu, Kepala sekolah dan atau Pengawas sekolah memberikan materi sosialisasi kepada orang tua siswa tentang pembelajaran di rumah di era covid ini.
4. Buat komitmen melalui pertemuan itu akan pentingnya orangtua mendampingi/membimbing putra-putrinya belajar di rumah. Minta orang tua siswa untuk menciptakan jam-jam belajar di rumah. Ingatkan orangtua siswa tidak menuliskan ke dalam buku tugas yang diberikan oleh gurunya. Akan tetapi siswa yang bersangkutanlah yang menulis atau menyelesaikan tugasnya apapun model tulisannya.
5. Hand out program pembelajaran sebaiknya dibagikan kepada setiap orang tua siswa.
6. Datalah orang tua siswa yang memiliki handpone/android. Buat Group Kelas Satu dengan adminnya adalah guru kelas satu.
7. Minta saran dan pendapat dari orangtua siswa tentang BDR. Demikian juga tanyakan tentang distribusi materi pelajaran. Apakah orangtua siswa yang menjemput di sekolah atau guru yang mengantar ke rumah peserta didik atau menggunakan kurir. Ataukah materi pembelajaran dikirim via android.
8. Sekolah/guru kelas satu disarankan menyiapkan buku tulis sebanyak dua eksemplar persiswa. Buku tulis ini dipakai untuk mengerjakan tugas-tugas siswa. Buku pertama berisi materi-materi pembelajaran yang akan dikerjakan lebih awal. Setelah sampai waktu yang disepakati misalnya 3 hari atau satu minggu, buku pertama yang telah dibagikan dikumpulkan oleh orangtua siswa ke guru kelas satu.
9. Saat menyetor tugas di buku pertama untuk diperiksa, guru kelas satu meminta informasi perkembangan siswa ke orang tuanya. Kemudian memberikan buku kedua yang berisi materi pembelajaran selanjutnya. Begitu seterusnya, buku yang disetor ditukar dengan buku/materi selanjutnya. Tentu materi pembelajarannya sesuai dengan karakter kelas satu dan program PBM yang telah disusun dan dibagikan ke orang tua siswa.
10. Guru dalam memeriksa pekerjaan siswa sebaiknya memberinya nilai kualitatif (bukan angka) serta menambahkan catatan untuk diperhatikan oleh orang tua siswa.
Demikian sekadar contoh strategi yang dapat diuraikan dalam tulisan ini. Tentu Bapak dan Ibu guru memiliki trik yang lebih jitu sesuai dengan karakteristik siswa serta geografis wilayah masing-masing.
Salamaki To Pada Salama
#Soppeng, 21072020
#Tantangan Menulis 365 Hari
#TaGur Hari ke-122
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap dan keren. Ide yg bagus utk mencari solusi utk kepentingan anak2 kita di SD. Semangat pak. Salam literasi tiada akhir
Trims supporTa pak Ali..slm literasi
Kalau saya Pak Boz, belajar dari program sekolah PAUD. Guru kelas satu setiap hari menyediakan video pembelajaran sesuai sub tema dan pembelajaran.Bisa download di YouTube ,bisa buat sendiri. Bagi yg luring secara bergilir guru mengunjungi siswa minimal 5 siswa perminggunya, cukup 15bmenit penjelasan KPD siswa dan ortu. Alhamdulillah lancar.Kepsek dlm hal ini jika perlu ikut memfasilitasi guru termasuk kelas yg lain.
Mantap bu bos, cuman disini blum diisinkan pembetlakuan guru kunjung ketemu langsung siswax
Wah, dilematis itu Pak.
Iyye pak Edi...tenkyu da mampir
Betul2 berat Yaa tugas rekan kita yg ngajar kelas bawah di SD... Salut buat semua guru..
Iyye bu..slm literasi
Betul2 berat Yaa tugas rekan kita yg ngajar kelas bawah di SD... Salut buat semua guru..
Thanks da mampir Mbak
semangat tetap yang utama sebagai Pendidik meski tidak semua di pikul sendiri
Betul bu andi..slm literasi
Mantap pak sukses selalu
Thanks bu..slm literasi
Mantul Pak Pengawas. Setuju banget P!ak!
Trims apresiasiTa bu Ija..slm literasi