Abdurrauf Shaleng

Bekerja adalah Ibadah, lakukanlah dengan Penuh Cinta...!!...

Selengkapnya
Navigasi Web
BDR dan Stresnya Orang tua Siswa (TaGur Hari ke-126)

BDR dan Stresnya Orang tua Siswa (TaGur Hari ke-126)

Tak dipungkiri kebijakan Belajar dari Rumah (BDR) yang masih berlangsung hingga kini menimbulkan berbagai persepsi dengan segala plus minusnya. Guru terbiasa dengan pembelajaran konvensional di kelas secara mendadak “dipaksa menguasai teknologi” dengan cepat. Guru yang dalam keterpaksaan mampu beradaptasi dengan teknologi digital, tentu akan tetap eksis, namun jika tidak, dipastikan akan tergilas dan tereleminasi sendiri.  Demikian pula dengan peran orangtua siswa yang “dipaksa menjadi guru” bagi anaknya juga serba dadakan. Keterpaksaan orangtua siwa menjadi guru bisa saja menimbulkan permasalahan yang berujung stress. Apalagi jika “jadual guru dadakan” berbenturan dengan waktu orang tua siswa bekerja mencari nafkah.

 

Kondisi di atas memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya sinergi antara orang tua dan pihak sekolah. Karena itu, pendidikan orang tua (education parenting) perlu dijadikan program kerja sama antara sekolah dan orang tua siswa. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran orang tua siswa agar tidak lagi asal-asalan dalam memberikan pengasuhan. Demikian pula diharapkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua siswa dalam pengasuhan sesuai dengan karakter, usia, dan perkembangan anaknya. Dan yang tak kalah pentingnya mempertemukan kepentingan dan keinginan antara orangtua siswa dan pihak sekolah.

 

Orang tua bukanlah sosok yang hanya berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan material anak. Kebutuhan immaterial juga harus mendapatkan porsi yang sama, bahkan lebih. Sebab padatnya kesibukan orang tua siswa bisa menjadi bumerang ketika tidak diseimbangkan secara baik dalam kehidupan keluarga. Tanpa pendampingan yang baik dari orang tua, maka hasil pendidikan dari bangku sekolah tidak akan berbekas dan bermakna dalam kemasyarakatan. Pengawasan dan pengendalian anak usia sekolah sangatlah membutuhkan peran orang tua. Kemampuan akademis yang mencakup seluruh aspek karakter bahkan jiwa dan raga, tidaklah semata-mata tanggung jawab sekolah atau guru saja.

 

Menyikapi plus minus BDR ini, guru diharapkan mendesain konten pembelajaran sedemikan rupa agar lebih menarik. Guru seharusnya tidak memberikan tugas yang terlalu banyak dan berat bagi peserta didik selama di rumah. Guru dalam memberikan tugas pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik. Untuk itu, guru wajib membangun komunikasi dengan orang tua siswa agar BDR ini tetap terlaksana dengan baik. Guru juga harus sepakat dengan orangtua siswa untuk membawa budaya belajar di sekolah ke dalam rumah (ruang keluarga) para peserta didik.

 

Dalam kaitannya pengerjaan tugas yang diberikan guru kepada siswa, kita pahami bersama kalau itu menyita waktu, biaya, ataupun energi, bahkan bisa stress. Hal ini dipicu oleh mendadaknya ‘orangtua siswa jadi guru’ yang mungkin suatu hal yang tidak terbiasa. Dari kegiatan ini diharapkan orang tua siswa memahami betapa dukungan dan peran mereka sangat dibutuhkan  dalam proses pembelajaran anak setiap hari. Kondisi darurat yang menjadi “gerakan serentak” ini pun diharapkan akan menyadarkan kita semua sebagai orang tua akan pentingnya mendampingi, membimbing, dan mengarahkan anak-anak kita dalam penyelesaian proses pembelajaran.

Dari kondisi ini, diharapkan dipahami bersama akan pentingnya pendidikan yang diawali dari keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak-anak kita. Karena orang tua dan lingkungan rumah tangga adalah sekolah pertama yang dikenal oleh seorang anak…

 

Lalu pertanyaannya, jika kebijakan BDR jadi beban (kita tidak menerimanya), adakah solusi lain yang bisa Anda tawarkan untuk menyikapi pembelajaran di masa pandemi ini?? Kutunggu saranTa..

 

Salamaki To Pada Salama

#Soppeng, 25072020

#Tantangan Menulis 365 Hari

#TaGur Hari ke-126

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen tulisannya, inspiratif. Sukses selalu. Salam kenal. Salam literasi Sudah sy follow

25 Jul
Balas

Trims supporx Mas Dede...Salam balik dari aQ di Soppeng SulSel..smoga perkenalan kita berkah..barakallah..aamiinn yra

25 Jul

Mantul PaK Pengawas!

26 Jul
Balas



search

New Post