La Tobaja Meminta Cenrana dan Pao untuk Dijadikan Ganra-1 (Tantangan Menulis Hari ke-108)
La Tobaja: Meminta Cenrana dan Pao untuk dijadikan Ganra (1)
Mendengar perkataan dari La Tobaja kedua orang pandai dari Bone dan Wajo berkata, "Apa sajakah kehendak Soppeng? Maka menjawablah La Tobaja, "Kau Bone, berikan Beringeng, Goa-goa, dan Citta kepada adikmu Soppeng dan kau Wajo, berikan adikmu Marioriawa." Menjawab La Mellong dari Bone dan La Pudaka dari Wajo, "Kalau dikehendaki oleh Dewata yang satu, maka jadilah bersatu Bone, Wajo, Soppeng, seandainya hanya itu alasan dan permintaan Soppeng." Dengan demikian permintaan dari La Tobaja itu disetujui dalam perjanjian itu sebagai pertanda bertambah luasnya negeri Soppeng. lnilah salahsatu sebabnya La Tobaja sangat disukai dan diberi 'pattellareng' Anreguru oleh Datu Soppeng.
Karena kesehatan La Tobaja terganggu maka ia harus tinggal beberapa waktu beristirahat di rumahnya. Setelah sembuh, ia baru muncul di istana Kerajaan Soppeng. Saat muncul ia langsung menghadap Datu Soppeng. Melihat kedatangan La Tobaja yang lama baru muncul, Datu Soppeng bertanya, "Apa hajatmu guru, sehingga lama baru kau datang lagi?" Berkata La Tobaja, "Hamba baru saja sembuh dari sakit. Sekarang sudah agak baik. Hanya karena rinduku pada Tuanku, maka hamba usahakan datang ke istana."
Mendengar perkataan La Tobaja yang lama baru muncul di istana karena sakit, timbullah belas kasihan raja kepada kepala pesuruhnya yang setia itu. Datu Soppeng bertanya, "Apa yang dapat kuberikan kepadamu sebagai penghibur hatimu?" Kemudian La Tobaja menjawab,"Jika ada belas kasihan Tuanku pada hamba ini, inginlah hamba mendapatkan rahmat dari Tuanku berupa Cenranamu, Paomu, akan kuambil Ganra menjadi sumber pencaharian." Menjawab raja, "Ambil sajalah guru, aku memberikannya kepadamu, tidak ada artinya itu yang kau minta bagiku."
Setelah itu La Tobajak memohon ijin kepada Datu Soppeng. Ia langsung pergi ke Cenrana menemui Pabbicara Cenrana. Disampaikannya kepada Pabbicara Cenrana bahwa ia telah diberikan Cenrana dan Pao oleh Raja. Kata Pabbicara Cenrana, "Saya sangat percaya akan perkataanmu itu Anreguru, tetapi ada baiknya kalau kita perhadapkan kembali kepada raja, entah besok atau lusa menurut waktu yang Tuan Anreguru kehendaki." Dijawab oleh La Tobaja, “Ya, benar perkataanmu itu sebaiknya lusa jika ada waktu Tuan," jawab La Tobajak. ''Ya, baiklah," kata Pabbicara Cenrana.
Kemudian La Tobajak pergi ke Ganra, hendak menyampaikan perkataan Raja kepada Sullewatang Ganra. Langsung ia bertemu dengan Sulewatang Ganra. Disampaikannya bahwa ia diberi Ganra oleh raja. Adapun jawaban Sullewatang Ganra, tak ada ubahnya dengan jawaban Pabbicara Cenrana. Mereka berjanji akan bertemu di hadapan raja pada hari lusa.
Pada waktunya bertemulah mereka bertiga di istana raja, yaitu Anreguru La Tobajak, Pabbicara Cenrana, dan Sullewatang Ganra. Tidak lama kemudian keluarlah raja duduk di atas takhtanya. Raja bertanya, "Apa maksudmu bertiga datang menghadap?" Berkata La Tobajak, "Maaf Baginda, hamba bertiga menghadap Tuanku, ingin memperjelas hal yang sudah diberikan oleh Tuanku yakni Cenrana, Pao dan Ganra, ketika hamba menghadap kepada Tuanku kemarin dahulu." (bersambung)
Salamaki To Pada Salama
#Soppeng, 07072020
#Tantangan Menulis 365 Hari
#TaGur Hari ke-108
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pak bos..
Trims bu boss
Lanjut, pak. La Mellong, semakin seru!
He he he...trims supporta bu ija