Abdurrauf Shaleng

Bekerja adalah Ibadah, lakukanlah dengan Penuh Cinta...!!...

Selengkapnya
Navigasi Web
Masuknya Islam di Bumi Latemmamala Soppeng (Tantangan Menulis Hari ke-128)
Gambar Makam Kuno Raja Raja Soppeng

Masuknya Islam di Bumi Latemmamala Soppeng (Tantangan Menulis Hari ke-128)

Masuknya Islam di Bumi Latemmamala Soppeng

Selain dengan jalan damai, Islam juga disebarkan melalui peperangan dengan raja-raja Bugis yang menolak Islam. Meskipun terjadi perang dengan raja-raja Bugis yang menolak ajakan pengislaman akibat kesalahpahaman, Gowa senantiasa tetap menyebarkan Islam menurut prinsip “dakwah Islamiyah.” Bagi masyarakat Bugis, perang itu dianggap sebagai “musuu selleng” (perang pengislaman) yang menimbulkan banyak korban dan dendam bagi kedua pihak yang berperang.

Penolakan Kerajaan Soppeng terhadap ajakan Kerajaan Gowa untuk menerima Islam berakibat fatal. Serangan Gowa untuk pertama kalinya diarahkan kepada Soppeng melalui Sawitto pada tahun 1608. Serangan ini dapat dihadang oleh pasukan Soppeng dengan bantuan dari sekutunya, Wajo dan Bone.

Tiga bulan kemudian, serangan kedua siap digencarkan kembali oleh Kerajaan Gowa dengan persiapan perang yang lebih mantap. Penyerangan ini dibantu oleh pasukan dari kerajaan Luwu sebagai kerajaan pertama yang menerima agama Islam. Pasukan Gowa pun mendarat di daerah Akkotengeng sekitar Maroanging. Selama tiga hari di daerah ini, orang-orang Akkotengeng beralih mendukung Kerajaan Gowa, terutama orang Sakkuli.

Melihat keadaan ini Raja Wajo (Arung Matoa Wajo) La Sangkuru Patau mengirim utusan untuk menemui orang-orang Akkatonegeng dan Sakkuli yang berpihak dengan Kerajaan Gowa. Utusan dari Arung Matoa Wajo mengingatkan perjanjian mereka yang telah dibangun sebelumnya. Tapi peringatan tersebut tidak digubriks oleh orang-orang Akkotengeng dan Sakkuli. Akhirnya, federasi Tellumpoccoe malakukan penyerangan terhadap kubu-kubu pertahanan Kerajaan Gowa, yang berakibat daerah Sakkuli dibumihanguskan sehingga pasukan Kerajaan Gowa yang berada di daerah ini terpaksa mundur.

Sementara serangan ketiga yang diluncurkan oleh Kerajaan Gowa membuahkan hasil yang mengakibatkan pasukan Kerajaan Soppeng mengalami kekalahan di daerah Parepare. Walaupun pasukan persekutuan Tellumpoccoe melakukan perlawanan namun, dipukul mundur oleh pasukan Gowa. Akhirnya kerajaan kecil yang berada di pedalaman menerima agama Islam seperti, Rappang, Bulu Cenrara, dan Maiwa. Bahkan di daerah Rappang, Gowa berhasil mendirikan benteng pertahanan. Melihat hal tersebut, Kerajaan Gowa semakin bisa melebarkan pengaruhnya di Sulawesi Selatan.

Setelah Kerajaan Rappang jatuh, maka terbuka lebarlah kesempatan Gowa memperluas pengaruhnya dalam penyebaran agama Islam. Penaklukan Soppeng terjadi setelah antara keduanya melakukan peperangan selama satu bulan lebih di daerah Tanete yang berakhir dengan kekalahan pihak Soppeng. Akhirnya, peristiwa pengislaman Kerajaan Soppeng terjadi dalam masa pemerintahan raja Soppeng ke-14 pada tahun 1609. Dalam Lontara bilang Gowa dan Tallo (naskah Makassar) disebutkan bahwa “Namantama Islam Tu Soppeng, Bundu ri Pakenya” (orang-orang Soppeng memeluk Islam, setelah peperangan di Pakenya).

Terlepas dari motivasi yang mendorong Sultan Alauddin mengumumkan perang terhadap kerajaan-kerajaan Bugis, perang itu menguntungkan proses Islamisasi di Sulawesi Selatan sebab diiringi dengan pengislaman terhadap raja-raja yang ditaklukkan. Gowa menaklukkan Kerajaan Soppeng pada 1609, Kerajaan Wajo pada 1610, dan Kerajaan Bone 1611. Dengan Raja Bone masuk Islam, sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan telah memeluk Islam, kecuali Tana Toraja.

Islam adalah bagian dari fase sejarah di Kabupaten Soppeng. Sebagaimana tercatat dalam Lontarak Attoriolonna Luwu, masuknya Islam di kabupaten Soppeng sekitar tahun 1609, pada masa pemerintahan Datu Soppeng ke-14. Beowe merupakan raja pertama di Kedatuan Soppeng yang memeluk agama Islam. Proses Islamisasi kedatuan Soppeng sendiri bersama dengan beberapa kerajaan bugis lainnya di prakarsai oleh kerajaan Gowa, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin. 

Histiografi Islam di Soppeng telah meninggalkan sejumlah makam kuno yang megah dengan tipe makam dan nisan yang variatif serta kaya akan ragam hias. Beberapa diantaranya memiliki inskripsi atau tulisan aksara Arab dan Lontarak. Peniggalan makam kuno Islam di Kabupaten Soppeng masih dapat kita temukan di Kompleks Makam Raja raja Soppeng Jerra Lompoe, Jerra Caddi’e dan Kompleks Makam Syekh Abdul Madjid Tuan Uddungeng di Bila. Makam Jennae dan Makam Pattojo di Liliriaja, Makam Kalllokoe Watu, Makam Petta Jangko dan Kompleks Makam Datu Mario di Marioriwawo. Peniggalan makam makam kuno Islam ini adalah warisan Cagar budaya bernilai penting. Sebagai suatu buah dan bukti sejarah dalam konteks masuk dan berkembangnya agama Islam di Kabupaten Soppeng. 

Penyiar Islam di kerajaaan Soppeg dikenal dengan nama Syekh Abdul Majid bin Syadiq al Khahar. Beliau wafat pada tahun 1635 dan di makamkan di Uddungeng.  Syekh Abdul Majid bin Syadiq Al-Kahhar (Tuan Uddungeng) dalam melaksanakan tugas sucinya melakukan siar Islam di bumi Latemmamala beliau ditemani oleh Tuan Kamutta. Keduanya bahu membahu dalam melakukan penyiaran Islam pada tahun 1609 di Bumi Latemmamala pada masa Datu Soppeng ke XIV BEOWE. Wallahu a’lam bissawab.

Sumber:

-Rasdiyanah, Andi. Integrasi Sistem Pangngadereng (Adat) dengan Sistem Syari’at sebagai Pandangan Hidup Orang Bugis dalam Lontara Latoa, Disertasi Doktor, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1995.

-Mappangara, Supriadi, Abbas, Irwan. 2003. Sejarah Islam di Sulawesi Selatan. Biro KAPP Setda SulSel bekerja sama Lamacca Press.

-https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsulsel/peninggalan-makam-makam-kuno-di-kabupaten-soppeng

Salamaki To Pada Salama

#Soppeng, 27072020

#Tantangan Menulis 365 Hari

#TaGur Hari ke-128

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan informatif, sangat bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi

27 Jul
Balas

Trims suppornya Pak Dede..slm literasi..barakallah

27 Jul

Historis, seperti ini tidak boleh terlupakan. Terima kasih Pak, sudah mengulasnya kembali!

27 Jul
Balas

Tengkiuuu bu Ija slm literasi

27 Jul

Hebat Pak. Luar biasa

27 Jul
Balas

Trimss sudah mampir pak...slm literasi

27 Jul



search

New Post