Suherman, C.DAI., M.A., M.Pd

Riwayat Pendidikan : S.1 Fakultas Dirosat Islamiyyah UIN Syarief Hidayatullah Jakarta S.2 Dirosat Islamiyyah SPS UIN Syarief Hidayatullah Jakarta S.2 Pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web
4 Karakter Guru Al-Qur'an
ilustrasi 4 sahabat Nabi

4 Karakter Guru Al-Qur'an

Ulasan menarik mengenai hadis:

خُذُوا القُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، وَسَالِمٍ، وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ

“Ambillah bacaan al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Mas’ud, Salim, Mu’adz bin Jabal, dan Ubay bin Ka’ab.” (HR. Bukhari)

Ternyata karakteristik 4 guru al-Qur'an yang direkomendasikan oleh Rasulullah SAW tersebut relevan dengan karakteristik para guru al-Qur'an hingga hari ini.

Pertama, Sayyidina Abdullah Ibnu Mas'ud yang secara penampilan fisik tidak meyakinkan, bahkan pernah dibully para sahabat (yang kemudian ditegur oleh Rasulullah SAW) namun memiliki keluhuran derajat yang berbeda dengan sahabat lainnya la, di antaranya khidmahnya kepada Rasulullah SAW dan pengabdiannya sebagai guru al-Qur'an. Di antara kita, banyak para hamilul Qur'an yang secara penampilan terkesan sederhana, "ndeso", namun apabila sedang fokus menghatamkan dan mengajarkan tafsir al-Qur'an, dirinya tenggelam di antara lantunan ayat yang dibaca.

Kedua, Sayyidina Salim Radiyallahu 'anhu. Orang Persia yang pernah menjadi budak Abu Hudzaifah Radiyallahu 'anhu. Orang 'Ajam yang memiliki kefasihan lisan dan kecerdasan dalam menghafal al-Qur'an sehingga namanya disebut oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau di atas. Salim lebih kondang dengan nama Salim Maula Abi Hudzaifah, lantaran kedekatan keduanya dan kelak juga gugur bersama saat melawan kaum murtad di zaman Khalifah Abu Bakar.

Karakter Salim, non-Arab namun mutqin dalam penguasaannya atas kalam Ilahi. Karakter yang juga diwarisi para guru al-Qur'an non-Arab. Bagaimana secara adat mereka bertutur dalam bahasa ibunya, namun di sisi lain mampu memahami kandungan al-Qur'an dan bahkan menulis tafsir al-Qur'an dalam bahasa Arab maupun bahasa lain. Dan hingga kini kita bisa menjumpai tafsir al-Qur'an berbahasa Inggris, Persia, Indonesia, Melayu, Urdu, Jawa, Bugis dll. Merekalah para ulama yang mewarisi karakteristik keilmuan Sayyidina Salim Radiyallahu 'anhu dan tentu saja kecerdasan ala Abdullah bin Abbas Radiyallahu 'anhuma.

Ketiga, Muadz bin Jabal Radiyallahu 'anhu. Bagus bacaan al-Qur'annya sekaligus alim di bidang fiqih. Kita banyak melihat para penghafal al-Qur'an yang memiliki karakteristik seperti beliau. Kuat hafalan al-Qur'annya, kokoh pula pemahaman fiqihnya. KH. Ahsin Sakho Muhammad, KH. Bahauddin Nur Salim, dan KH. Abdul Qoyyum Mansur, Lasem, hari ini, di antara contohnya. Lainnya? Banyak tentunya.

Keempat, Sayyidina Ubay bin Ka'ab. Kokoh pemahaman al-Qur'annya, sekaligus memiliki kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan al-Qur'an. Beliau adalah penulis wahyu sekaligus salah satu panitia penyusunan mushaf yang dirintis di era Abu Bakar. Di Indonesia sendiri banyak ulama yang punya karakteristik seperti beliau. Melakukan terobosan metodologi agar orang non-Arab seperti kita bisa belajar membaca al-Qur'an dengan baik sejak dini. Maka muncullah para inovator metode baca al-Qur'an dengan coraknya masing-masing. Dari metode Yanbu'a, Iqra', Qira'ati, Tilawati, Ummi, Nahdliyyah, dll.

Wallahu A'lam Bisshawab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasannya keren

21 Feb
Balas

Mantap ulasannya

21 Feb
Balas



search

New Post