PBM moda daring memang menjadi alternatif dan bahkan sangat dibutuhkan dalam situasi sekarang ini (wabah covid-19), banyak dan bahkan hampir semua sekolah maupun guru memindah tempat dan jam PBM dari sekolah ke rumah. Insya Allah ini sangat penting agar proses tranfer ilmu pengetahuan dan suasana belajar tidak hilang pada diri siswa. Tetapi tanpa kita sadari ternyata ada hal yang tidak kalah penting dan bahkan lebih penting yang kita lupa dan kurang diperhatikan, yaitu pendidikan dan penugasan terkait life skill, social skill dan spiritual skill pada siswa di rumah terutama di waktu-waktu utama (prime time) bersama keluarga.

Dengan tugas yang bermuatan life skill, social skill dan spiritual skill pada siswa di rumah maka siswa otomatis tidak selalu disibukkan dengan jadwal rutin pembelajaran dan tagihan berupa materi dan soal pelajaran saja yang diakses secara daring (akademic minded) dari Senin sampai Jumat bahkan parahnya lagi Sabtu dan Ahad juga dari pagi sampai malam bahkan sampai 22.00. Padahal justru suasana dan momen sekarang ini bisa menjadi momen tepat untuk pendidikan ahklak, aqidah, sosial dan kecakapan hidup siswa dengan memberikan porsi pendidikan yang lebih besar pada keluarga (selama ini, mohon maaf seolah-olah tanpa disadari sekolah telah banyak mengambil peran keluarga). Ada waktu yang harusnya menjadi optimal adalah waktu orang tua melepas lelah pulang setelah aktifitas seharian untuk bersama anak-anak dan anggota keluarga lainnya, berbagi perasaan, pengalaman, keceriaan, empati, dan nilai-nilai kehidupan dan juga agama bersama keluarga. Waktu berkumpul keluarga ini diantaranya setelah magrib sampai seluruh keluarga terlelap. Di waktu inilah pendidikan akhlak, aqidah, sosial dan ibadah ditanamkan dan dikuatkan pada diri anak.

Memang PBM moda daring penting dan bermanfaat tapi dengan syarat perlu diatur ritme dan iramanya jangan sampai meng-kavling prime time anak-anak bersama keluarga. Disisi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kejenuhan dan kondisi psikologi siswa. Perlu diperhatikan pula bahwa siswa kita ini punya dunia mereka sendiri, dunia anak-anak, dunia remaja, dunia dimana mereka sedang dalam proses menemukan jati diri dan berekspresi. Intensitas mata pelajaran yang diajarkan melalui moda daring ini juga perlu diperhatikan dan diatur sehingga jadwal daring jangan sampai seperti hanya memindah jam pelajaran sekolah ke rumah. Tanpa terasa dan bahkan kadang kita tidak sadar jika kita sudah "dzolim" meskipun niat kita baik, lillah, tapi bukannya niat baik juga harus diikuti dengan jalan atau cara yang baik pula (baik dalam hal waktu, tempat, tujuan, manfaat, situasi dan kondisi). Semoga apa yang sudah kita usahakan sebagai seorang pendidik atau guru dijadikan Allah amal baik dan terbaik serta menjadi jariyyah. Jika ada yang kurang itu merupakan kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia serta dimaafkan oleh Allah serta dipetunjuk dan kesempatan untuk memperbaiki.

Mungkin seorang ayah atau ibu di rumah terkadang perasaannya senang tapi bercampur sedih dan prihatin melihat anaknya di rumah selama sepekan ini sibuk daring bahkan sampai malam ada _meeting room_ webex, zoom atau apalah. Dalam hati terlintas perasaan bahwa waktu terbaik bersama keluarga tanpa sadar terampas. Bahkan muncul tanda tanya: "haruskah malam untuk akaes meetingroom-nya_??? Apa harus melulu pelajaran tiap harinya?? Apa belajar dari rumah berarti memindah pelajaran di sekolah ke rumah?? Apa belajar hanya bermakna membaca, memahami, mengerjakan materi pelajaran?? Tiada definisi lainnya??