KELAS TERAKHIR

Oleh Abu Husen

Hari itu Andi jengkel sekali dengan teman-temannya. Sebagai siswa SMP tentu dia dan teman-temannya mendapatkan pelajaran saling menghargai dan menghormati sesama. Pelajaran budi pekerti yang telah diajarkan oleh guru PKn sekaligus guru PAI-nya. Andi merasa bahwa dia telah mengamalkan perbuatan mulia tersebut. Buktinya dia suka menolong dan selalu mengucapkan selamat kepada teman-temannya yang berhasil meraih peringkat 10 besar di kelasnya setiap kali pembagian rapor di sekolahnya.

Andi merasa bukan anak yang pintar secerdas teman-temannya dalam memahami pelajaran. Hingga tiga semester berlalu, dia tidak mendapatkan sekalipun ucapan selamat dari guru dan teman-temannya karena tidak pernah masuk 10 besar kelas. Namun di semester keempat, dia bertekad dan belajar dengan sungguh-sungguh hingga selesai menghadapi ulangan akhir semester genap. Dia ingin memperbaiki peringkatnya agar mendapatkan ucapan selamat dari teman-temannya.

Kini setelah penerimaan rapor semester empat, dia berhasil meraih peringkat 10 di kelasnya dan mendapatkan ucapan selamat dari gurunya. Namun hingga sore hari, tidak ada satupun teman sekolah yang juga teman sepermainannya mengucapkan selamat kepadanya. Sepanjang bermain bola dia lebih banyak diam. Seusai bermain, teman-temannya yang memahami keinginan Andi-pun berkata, “Selamat Andi, kamu berhasil meraih peringkat 10 dari 11 siswa di kelas terakhir sekolah kita.” Ucap mereka sambil memandang papan nama sekolah yang telah lusuh dan hampir jatuh dari tiang penyangganya.

Pinggiran Bojonegoro, 23 Juni 2020.