Abu Husen

Guru Biologi di SMAN 1 Kasiman Bojonegoro sejak tahun 2005. Lulus S-1 dari Jurusan Biologi FMIPA Univeritas Negeri Malang Tahun 2004. Saat ini tinggal di sebuah...

Selengkapnya
Navigasi Web
TEPATKAH PENERAPAN SEGERA NEW NORMAL?
Siapkah kita untuk New Normal?

TEPATKAH PENERAPAN SEGERA NEW NORMAL?

TEPATKAH PENERAPAN SEGERA NEW NORMAL?

#Tantangan_Menulis_Gurusiana (H.7)

Oleh Abu Husen

Sejak diumumkan secara resmi oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, pandemi Corona telah melanda Indonesia selama 3 bulan. Sejak saat itu, Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyebaran virus Corona. Dimulai dengan kebijakan Bekerja dan Belajar dari Rumah, penerapan Protokol Kesehatan dari WHO termasuk di dalamnya anjuran untuk melakukan Physical distancing dan Social distancing, serta Pembatasan Sosial Berskala Besar yang diterapkan di beberapa kota di Indonesia.

Namun setelah tiga bulan melakukan berbagai usaha untuk menangani penyebaran Corona, belum terjadi penurunan signifikan jumlah penderita Covid-19. Meskipun terdapat kabar menggembirakan bahwa jumlah pasien yang sembuh semakin bertambah, namun jumlah pasien positif dan korban meninggal akibat Covid-19 juga masih bertambah. Hingga hari Kamis tanggal 28 Mei 2020, tercatat Jumlah korban positif Covid -19 sebanyak 24.538 orang, korban meninggal sebanyak 1.496 orang dan korban yang berhasil sembuh sebanyak 6.240 orang (www.detik.com).

Ditengah ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi Covid-19 dan belum ditemukannya vaksin untuk virus Corona, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa rakyat Indonesia harus hidup berdampingan dan berdamai dengan virus Corona. Kemudian pada tanggal 27 Mei 2020, Pemerintah mengumumkan untuk segera memulai wacana baru yaitu penerapan kondisi kenormalan hidup yang baru atau New Normal. Pemerintah segera melakukan sosialisasi penerapan tatanan hidup normal yang baru dan langsung menerapkannya mulai bulan Juni 2020.

New Normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik yang lain secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelumnya tidak ada sebelum pandemi (www.jpnn.com). Secara garis besar penulis memahami bahwa dalam New Normal masyarakat dipersilakan melakukan aktivitas hidupnya secara normal namun terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di dalam pandemic Covid-19. Jadi tidak ada lagi himbauan untuk stay at home, penerapan PSBB, dan pembatasan kegiatan secara ketat. Namun New Normal diberlakukan dengan kesadaran penuh bahwa wabah masih ada di sekitar kita. Untuk itu aktivitas ekonomi/publik diperbolehkan dengan syarat menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Penerapan New Normal yang diputuskan oleh pemerintah tanggal 27 Mei 2020 dan akan secara langsung diterapkan diberbagai daerah mulai bulan Juni 2020 dengan waktu sosialisasi yang sangat singkat mengundang pro kontra dari berbagai kalangan. Akankah dengan waktu sosialisasi yang sangat singkat tersebut, kebijakan New Normal akan mampu dipahami dengan baik oleh masyarakat? Bahwa New Normal tersebut bukanlah kenormalan kehidupan seperti sebelum pandemi? Jika masyarakat tidak bisa memahami justru yang terjadi adalah herd imunity dimana yang kuat akan bertahan dan yang sakit akan tumbang. Tidak dapat dibayangkan jika anak-anak kita dan orang-orang tua kita yang tidak sempurna sistem imunnya akan bertumbangan terkena seleksi alam dari Covid-19. Sudah siapkah pemerintah menghadapi kemungkinan terburuk jika hal tersebut terjadi? Mengapa Pemerintah cenderung mengabaikan saran dari para dokter dan ahli kesehatan dan sepertinya hanya memperhitungkan faktor ekonomi? Lalu untuk siapakah kegiatan ekonomi yang berusaha dipertahankan jika separuh dari warga negara tumbang oleh virus Corona? Wallahua’lam.

Daftar Rujukan

https://news.detik.com/berita/d-5031991/sebaran-24538-kasus-positif-corona-di-ri-28-mei-dki-jatim-jabar-terbanyak

https://www.jpnn.com/news/ini-10-fakta-tentang-new-normal-nomor-7-paling-menakutkan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post