Acbar Dheny

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PENGAMEN IBU KOTA METROPOLITAN

"Belajar Dari Seorang Pengamen Wanita" yang saya jumpai, sosok pengamen jalanan yang selalu dipandang sebelah mata dan terhina dari profesinya, seakan bagai sampah jalanan. Hidup yang cukup keras membuat mereka harus menjual suara untuk mendapat sekumpulan receh agar mereka dapat bertahan hidup di ibu kota yang keras dan penuh tatangan hidup. Perlakuan yang kurang baik sering mereka dapatkan. Hal biasa dalam hidup mereka di lingkungan pengamen.

Sejujurnya mereka juga mempunyai harapan dan cita-cita yang sangat di impikan. Yaitu hak kebebasan mendapat pekerjaan yang layak dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Terkadang, semua pekerjaan yang layak sulit untuk mereka dapat, karena minimnya pendidikan. Menurutnya bisa baca dan tulis saja sudah cukup. Suatu pengalaman, mungkin akan meberikan pembelajaran buat semua. Berawal dari tempat persingahan saya di warung makan di tengah pusat keramaian pasar tepatnya di ibu kota, ketika saya duduk, hendak memesan minuman dingin dan sekalian makan siang. Saat itu terdengar jelas lantunan suara Ibu yang sedang mengamen dan memetik akule sambil mengendong anak kecil, kira-kira usia anaknya satu tahun. Menyanyikan sebuah lagu dangdut, saya maklumi karena "Dangdut is the music oh my country" Dengan suara yang merdu.

Pengamen tersebut telah membuatku melamun jauh tentang sosok ibu yang saya cintai dan kagumi. Tidak terasa lagu itu telah membuatku meneteskan air mata. (Ah....) betapa cengengnya saya. Besit batin, sungguh itu adalah naluri seorang anak yang begitu menyayangi sosok ibu yang telah memberi berjuta kasih sayang walau dalam kesederhanaannya. Tapi saya rasa tidak perlu berteriak tentang hal itu.

Tanpa kusadari pengamen itu menghampiriku. Sapaan yang begitu sopan dari seorang pengamen telah membuatku sadar dalam lamunan. "Maaf, kenapa mas meneteskan air mata? apa ada yang membuat mas sedih? Saya menarik nafas dalam-dalam dan menjawab pertayaannya" dengan suara tersendak-sendak, tidak saya cuma terbawa sedih oleh lagu yang anda nyanyikan dan teringat ibu saya, sapaku kembali. Saya coba mengalihkan pembicaraan. Suara anda merdu, kenapa tidak ikut audisi saja. Spotan pengamen itu tertawa seakan tanpa beban. Sambil mengucapkan kata ibu berulang-ulang "Ibu....Ibu....ibu. Kalimat yang tak akan hilang dari seorang anak, yah itulah ibu, Mas boleh meneteskan air mata untuk seorang ibu. tapi seorang ibu tidak ingin melihat anak-nya meneteskan air mata. Apalagi sakit dan ibu jauh merasa sangat sakit ketika melihat anaknya menderita. Saya sangat terperanjat begitu dalam makna kalimat yang terucap dari seorang pengamen. Tolong temani saya sekalian makan siang, pasti Ibu dan anak ibu belum makan? Sempat menolak ajakan saya. Nah, kenapa ibu menolak? nanti ibu merepotkan kamu. Bagaimana ibu merepotkan saya, tentu tidak. Mari ibu duduk di samping saya. Tidak perlu malu atau berat hati.

Saya banyak berbincang-bincang dan bercerita banyak sambil menemani saya makan siang dengan ibu pengamen satu anak tersebut. Saya tak canggung lagi dengan gaya bahasanya yang sedikit agak ceplas ceplos. Saya mencoba memberanikan diri bertanya, menyinggung profesi ibu tersebut dalam percakapan saya. Ibu, kenapa anaknya dibawah mengamen? Kasihan dia kepanasan. Apa Ibu tidak bisa meninggalkan di rumah atau di titip di sanak suadara? Singkat jawabannya saya tidak punya saudara mas. Saya hidup dan berjuang sendiri dengan anak satu di jakarta.

Suamiku sudah lama meninggalkan saya. Sehingga saya harus berjuang menjadi tulang punggung dan mencari nafkah sendiri untuk melanjutkan hidup. Banyak yang harus saya pikirkan yaitu membayar kontrakan yang ukurannya 2 x 2 meter, listrik dan air. Saya spontan menjawab ibu tidak kesempitan? Tidak untuk bagi saya dan anak, itu semua lebih dari cukup. Kembali saya bertanya lagi, ibu tadi menyanyikan lagu apa? Sepertinya maknanya sangat mendalam. Ternyata lagu yang di nyanyikan tersebut adalah perwakilan coretan luka yang membekas, tentang kisah perjalanan selama dia menikah dengan suami yang di impikan sebagai pelindung, penopang hidup dan anaknya. Tapi ternyata semua hanya janji manis, suami saya keras kepala dan suka memukul.

Ya. sudahlah mas biarkan mantan suami saya pergi jauh dari hidup saya. Saya dan anak sudah bahagia dengan keadaan atau kehidupan saat ini yang saya jalani tanpa suami dan status janda. Mungkin ini jauh lebih baik daripada kehidupan saya yang lalu. Penuh pertengkaran, perbedaan pendapat. Karena yang mencari nafkah saya sendiri, berangkat pagi pulang larut malam. Karena waktu itu ibu berjualan kue dan jajanan pasar keliling. Tapi saat ini ibu mengamen saja. Karena modal jualan ibu di gunakan untuk melahirkan buah hati ibu yang pertama. sudah tidak punya modal lagi. Demi anak, ibu mencoba membangun diri dari awal lagi. Apa ibu tidak memiliki keluarga. Saya malu kembali lagi ke kampung, apalagi dengan kondisi saya saat ini di tinggal pergi oleh suami.

Terkadang apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Hidup sulit bukan pilihan, walau harus meneteskan air mata, kecewa dan berprasangka buruk. Sering beranggapan mengapa hidup saya tidak adil sulit untuk di lalui.

Tuhan maha tahu dengan apa yang harus di berikan (rencanakan) kepada ummatnya agar mereka paham makna kehidupan sesungguhnya, kelak nanti ketika mereka sudah siap menghadapi lingkungan dan kerasnya hidup, maka sudah tidak merasa terasingkan. Karena sudah berbekal pengalaman. Sepatutnya kita ingat tuhan, tuhan selalu mempunyai rahasia yang indah untuk hambanya yang selalu dekat dengannya. Ketika ingin mendapatkan keindahan. Komitmen dan sabar melalui jalan yang sudah direncanakan tuhan, walau harus terpisah jauh dari ibu yang begitu saya sayangi.

Prinsipnya menghadapi masalah dengan tersenyum walau tangis dan rintihan adalah cara terbaik untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Selanjutnya sabar, ikhtiar, berusaha dan yakin bahwa semuanya akan baik pada waktunya".

bersyukuri apa yang dijalani, untuk berlajar dan mencari pembenaran kehidupan agar indah. Tapi ingat untuk mendapatkan keindahan tidak semudah membalik telapak tangan, hanya bisa meminta dan meminta pasti ada usaha.

Kembali saya bertanya. Ibu masih memiliki orang tua. Iya saya masih mempunyai ibu di kampung yang memberiku kasih sayang yang tulus walau dalam kemiskinan. Ibu adalah orang yang paling saya kagumi sama seperti mas, walaupun saya hanya seorang pengamen ia akan selalu tersenyum dan dari mulutnya ia akan selalu berdoa untuk saya. Makanya saya malu untuk kembali ke kampung. Takut membuat ibu repot dan sedih, hidup saya memang miskin dengan seorang ibu yang membesarkan saya tanpa seorang bapak, bapak meninggal saat saya berusia 2 tahun. Aku memang anak tunggal dan ibu tidak ingin menikah lagi karena ibu sangat mencintai saya, dengan kasih tulusnya saya tumbuh dewasa walaupun sampai detik ini saya belum bisa membahagiakannya tapi dia tetap tersenyum dengan doanya. Pokonya tak habis membicarakan figur seorang yang aku cintai.

Dengan lagak cuek mengalihkan pembicaraan, Mas jam sudah menunjukan pukul 16:00. kita sudah melalaikan beberapa menit untuk mendekatkan diri pada tuhan. Saya terperanjat terdiam sejenak dengan apa yang dikatakan kepadaku seakan - akan ia mengingatkan satu kewajiban yang sering kali saya tinggalkan, dengan sedikit malu akhirnya saya mengikuti dia kesebuah Musholla kecil didekat wc umum. Dalam batin oh betapa bodohnya saya, betapa sombongnya saya, yaa tuhan maafkan saya. Terima kasih engkau kirim sosok ibu yang sangat sederhana yang telah membukakan pintu hati saya kembali untuk mendekatkan kepadamu kujabat erat tangan ibu tersebut. Walaupun dalam dunia dan seisinya tidak akan dapat tergantikan sosok ibu. Terima kasih ibu anda telah memberiku sinar, sinar yang selama ini padam kini kembali menyala. (Kak Deny)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post