achmadi

Penulis Adalah Guru SMK swasta di surakarta. Mengikuti diklat sagusabu di surakarta bulan juli 2017...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Mendoan Si Oemar Bakri

Kisah Mendoan Si Oemar Bakri

Selintas nggoreng mendoan pekerjaan ibu-ibu rumah tangga, akan tetapi Si Oemar Bakri membuka sekolah paginya di dapur bersama anak-anak sebagai muridnya. Pagi hari sehabis shubuh seperti biasanya, Si Oemar Bakri pulang dari pasar dan segera membuka tas belanjanya. Ia mengambil tiga buah tempe yang cukup panjang, kemudian dikupas plastiknya. Dua anak putrinya yang sedang duduk di Sekolah Dasar kelas tiga dan empat menyaksikan.

Diana, anak yang yang kelas empat, dan sudah memakai baju seragam membantu mengupas tempe bertanya, “ ini mau dimasak apa Abah ?”. Sambil memotong tempe Si Oemar Bakri menjawab, ”digoreng, dibuat mendoan.” Ia melanjutkan bercerita kepada anak-anaknya bahwa menggoreng tempe mendoan itu mudah, akan tetapi harus mengetahui cara-caranya. “Itu yang dinamakan kompetensi menggoreng mendoan” kata Si Oemar Bakri sambil senyum-senyum. Untuk meyakinkan anaknya Si Oemar Bakri mengambilkan tiga siung bawang putih dan meminta Diana untuk mengupasnya kemudian dicuci. Sambil bercerita, Ia menyiapkan lemper dan munthu.

Semua bahan mulai garam, bawang putih, segelas air putih dan alat-alat yang diperlukan sudah siap. Kemudian Si Oemar Bakri meminta Diana untuk menghaluskan bawang putih dan beberapa sendok makan garam. Tangan mungilnya memegang munthu yang lumayan berat, menghaluskan tiga siung bawang putih. Pada saat menumbuk, salah satu bawang putih terlempar. Adik dan kakaknya pada ketawa, sambil mengambilkan bawah putih yang terlempar dari layahnya. Kemudian Diana menumbuknya dengan hati-hati sampai halus menjadi bumbu mendhoan.

Sementara itu Si oemar bakri masih melanjutkan memotong tipis-tipis tempe yang sudah dipotong-potong. “Kok tipis-tipis motongnya ?” Tanya Diana. “Biar untungnya besar” jawab Si oemar Bakri dengan wajah yang optimis. Si Oemar Bakri menjelaskan “Kalo satu tempe dipotong menjadi empat bagian kemudian tiap potong diiris menjadi enam helai jumlahnya berapa ? Diana menjawab, “ Empat potong dikalikan enam iris hasilnya dua puluh empat.” Si oemar bakri menunjukkan tiga buah tempe yang sedang dipotong-potong, sambil menanyakan, “Kalo ketiganya di buat mendhoan dan dijual satu biji lima ratus rupiah, semua jadi berapa ?”

Belum juga dijawab oleh Anaknya yang kelas empat, Si Oemar Bakri mengambil tepung untuk menyiapkan adonan. Ia minta tolong Hanifah yang kelas tiga mengambil baskom tempat untuk membuat adonan. Kemudian Hanifah diminta untuk menuangkan bumbu yang sudah halus ke baskom. Tiga per empat kilo tepung terigu dituangkannya ke dalam baskom. Sambil menuangkan air sedikit demi sedikit Si oemar bakri memandu dan memberi contoh untuk membuat adonan mendoan.

Dengan hati-hati Hanifah mengaduk hingga seluruh bahan dapat menjadi adonan. Kemudian Si Oemar Bakri mencolek adonan dengan jari manisnya dan mencicipi , “hmm, kurang asin” tambah garam halus dikit katanya. Satu ujung garam haslus ditaburkan di atas adonan, dilanjutkan Hanifah mengaduk sampai rata.

“Ketemu berapa Diana?” tanya Si Oemar Bakri sambil memotong kecil-kecil beberapa daun loncang. Sambil menunjukkan kertas coret-coretnya, Diana menunjukkan hasil perhitungannya, “Jumlahnya kalo semua mendhoan laku semua, dua puluh empat dikalikan tiga dikalikan lima ratus semuanya tiga puluh enam ribu.”

Kemudian Si oemar bakri menuangkan potongan daun loncang ke adonan, Hanifah langsung mengaduk adonan kembali agar potongan daun loncang tercampur merata.

Wajan penggorengan yang cukup besar berukuran tiga puluh delapan centimeter disiapkan Si Oemar bakri. Beberapa liter minyak goreng Ia tuangkan , kemudian kompor gas Ia hidupkan. Sambil menungggu panasnya minyak goreng, Ia masukkan satu per satu irisan tempe ke adonan, membolak balik hingga terselimuti adonan. Sepuluh irisan tempe sudah masuk ke adonan, tidak semua irisan di goreng sekaligus karena penggorengannya tidak muat.

Si Oemar Bakri memanggil anaknya, “Coba Diana menghitung.” Untuk tepung kira-kira habis enam ribu karena hanya tiga per empat yang dipakai. Bawang putih dan daun loncangnya misal seribu, dan minyak gorengnya dua belas ribu. Sambil menunggu di dapur, Diana menghitung semua kebutuhan bahan yang dibutuhkan. Si Oemar Bakri memasukkan tempe satu per satu untuk digoreng. Tiba-tiba Diana berkata, “ belanjanya Cuma sembilan belas ribu, berarti untungnya lumayan ya, Bah”

Sambil membolak-balikkan mendhoan yang digoreng agar tidak gosong, Si Oemar Bakri melanjutnya ceritanya. Kalau dihitung secara matematis memang untungnya tujuh belas ribu, akan tetapi kalau secara keuntungan bersih sekitar lima belasan ribu. “kan, ada yang kamu makan” kata Si Oemar Bakri sambil ketawa. Si Oemar Bakri selesai menggoreng tempe mendoan.

Sekedar untuk menggoreng dapat dijadikan sarana pembelajaran. Seseorang dikatakan kompeten dalam menggoreng mendoan manakala dapat memahami macam-macam bahan, mampu memilih, menjelaskan bahan dan peralatan yang akan digunakan. Disamping itu juga harus mampu menggunakan alat dan cara mengolah bahan secara urut sesuai dengan prosedur yang benar dan aman. Untuk menyempurnakan mampu menganalisis rasa .

Begitulah Si Oemar Bakri menggoreng mendhoan tiap pagi, untuk dijual di warung depannya. Usaha sekedar mencari tambahan uang saku kelima anaknya. Ia lakukan tiap pagi sebelum berangkat ke sekolah.

Tepat pukul 05.30 saatnya anak-anak Si Oemar Bakri sarapan dengan nasi sayur dan mendoan yang masih hangat. Tiga puluh menit kemudian berangkat sekolah dan Si Oemar Bakri menuju sekolah tempat Ia mengajar. Sambil menghantarkan Diana dan Hanifah putrinya, Ia boncengkan naik kendaraan motor. Sementara itu tiga kakaknya yang laki-laki mengayuh sepeda menuju sekolah pagi hari. Mereka harus bergegas berangkat karena akan mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS). Semoga mendoannya jadi bahan energi tempur menghadapi PAS hari itu. Walahu a’lam.

Surakarta,6 Desember 2017

Sumber gambar : banyumasnews. com

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Untung betlipat-lipat nih Bisa buat sarapan dan ada yg dijual.kalau laku semua bisa buat beli bahan lagi. Hidup Oemar Bakri

06 Dec
Balas

Hahaha.. sekedar sarapan pagi Literasi. Trims Bu Astuti

06 Dec
Balas

Hahaha.. sekedar sarapan pagi Literasi. Trims Bu Astuti

06 Dec
Balas

Ada yang salah tulis kali pak.. "hadil" Mungkin yang dimaksud " dalil" ya

06 Dec
Balas

Iya betul. Thank's ada yang lolos dari swa edit

07 Dec



search

New Post