MAAFKAN ANAKMU, AYAH.....
Menjadi bagian dari warga Kota Yogyakarta yang hiruk pikuk bila dibandingkan dengan kampung halaman, adalah perjuangan tersendiri. Betapa katroknya diriku apalagi dengan logat medok Jawatimuran, kalau saat ini seperti melihat siaran telivisi JTV. Saat berbincang dengan Teman-teman baruku, mereka memandangku sambil kebingungan mengartikannya. Kosakata sehari-hari “Ceblok, mari, waras, sentolop dll” harus segera kuganti dengan istilah cah Jogja “Tibo, rampung, mari, senter dll”, pada akhirnya kuputuskan menggunakan Bahasa nasional saja Bahasa Persatuan Indonesia.
Menggunakan Bahasa Indonesia menjadi bagian nasionalisme dalam diriku, rasanya ini ke”PD”an, memang kenyataannya seperti itu aku jadi merasa menjadi orang kota. Walau kenyataanya tetap ndeso karena medoknya gak bisa hilang, sehalus apapun yang aku ucapkan tetap rasa “Jawa”nya nyangkut ditenggorokan, orang bilang “Jawir”. Itu kata orang-orang yang mengenalku.
Indahnya masa remaja saat SMA jauh dari orang tua seperti Ikrar Proklamasi Kemerdekaan.
“Hal-hal yang mengenai …..memijati ayahku saat pulang dari sawah, disuruh sana sini mengantar makan siang ke sawah, menjaga tanaman padi agar tidak dimakan burung itu… tidak ada lagi disini walau dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”
Kenakalanku yang seperti itu seharusnya tidak terjadi, karena itu sebagai tanda bakti anak pada orang tua. Maafkanlah anakmu, ayah !.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
Wkwkwk... Merdeka!
Joos gandos, Pak. Saya Jawa timur . Tak komen Jawatimuran. he..he..
Yok komen jawatimuran Tak enteni komen
Aku jadi inget, Aku Arek Ndeso, ngadu Nasib sekolah di Jember. Pertana kali aku komunikasi dengan teman2 SMP di Jember, Bahasa jawaku bukan jawa Jember. Jowone Asing bagi temen di Jember, Sering diketawain. Aku sering dibuatnya Malu.
Mosok boso jowone bedo yo..Lek boso jawstimuran mbek jogja yo bedo
Mosok boso jowone bedo yo..Lek boso jawstimuran mbek jogja yo bedo