Perihal hujan dan kamu

Dingin menyelimuti malam bersama suara hujan yang merdu nan menenangkan. Sejenak hati & pikiran memasuki lorong waktu. Menembus ruang mimpi. Ada rasa yang tertinggal di sudut hati yang hampa. Kuingin berlalu membawa semua kenangan. Tapi apa dayaku, jejak-jejak rindu masih tampak jelas.

Aku pernah duduk sendirian diparkiran motor. Lalu memandangi rinai hujan yang turun di balik bunga-bunga. Bunga-bunga gantung yang di tata begitu indah di dalam botol-botol bekas. Menjadi tembok pembatas yang transparan. Dihiasi kabut yang bikin hati gabut. Berusaha menghapus setiap memori perjalanan yang penuh perjuangan.

Tapi lagi-lagi aku tak menyerah. Setelah hujan reda. Pelangi itu muncul lagi. Mengukir indahnya warna warni kehidupan. Tak lelah rasanya memberiku semangat. Memandangiku penuh keceriaan. Bersama hembusan angin, berbisik lembut memandu hati ini agar kembali bangkit menapaki perjalananku yang belum sampai.

Aku memang tak pandai memilih rindu. Kadang merindukan hal-hal yang sulit menjadi nyata. Dan pada akhirnya ku hanya bisa menitip rindu pada sang penguasa langit dan bumi. Memohon agar setiap rinai hujan menjadi kata "Amin" pada rindu Riana.

Seseorang yang begitu sulit kulupakan dan tak akan kulupakan. Kamu adalah alasan kenapa kubertahan. Kelak, akan kuceritakan pada pagi & malam, kamu adalah seseorang yang memelukku erat hingga aku tak takut membuka jendela dan melihat dunia.

#TantanganGurusiana365

#menulis365haritanpajeda

#Tagurhari1