Telaga Harum 2
Rana pergi ke dalam hutan. Rana duduk dibawah pohon yang rindang. Tanpa rasa takut sedikitpun. Suara jangkrik dan burung hantu adalah temannya selama ini.
Bahkan pernahkah kalian bertanya pada diri kalian siapa diri kalian sebenarnya? Untuk apa kalian harus dilahirkan sedangkan dunia masih dapat berputar?
"Rana mau bebas, Rana ingin seperti anak lain bisa bermain di waktu siang" ucapnya sepontan dalam lamunan.
Rana meringkuk sambil menangis, berfikir kenapa penduduk desa tidak membunuhnya saja. Percuma hidup namun sepeti mati. Tiba-tiba ..
"Cu" panggil seorang nenek tua. Tubuhnya sudah bungkuk, usianya rentan, bahkan berdiri pun harus dibantu menggunakan tongkat.
Rana mendongakkan kepalanya "Iyah nek?" Tanya nya .
"Kenapa menangis?"
"Semua orang selalu mengurung Rana, Rana sudah berulang kali pergi namun mereka selalu menemukan kembali" tetes demi tetes air mata mengalir membasahi kedua pipinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kebebasan yang didamba Bu Adelia. Salam literasi.
Terimakasih sudah mampir pak
sebuah kebebasan yang sangat diimpikan, walau hanya terbebas di dalam hutan, keren banget bunda, salam sukses selalu
Terimakasih ka