yang ku maksud, maaf tak bermaksud.
Di sebuah perempatan jalan tertulis ‘hati-hati banyak anak-anak’. Di pikiran ini terbersit tafsir liar, ‘begitu berbahayah anak-anak sini?’. Dibalik wajah-wajah lugu mereka, apakah mereka alien, cyborg atau zombie?. Tentulah tafsiran ini tidak tepat. Tujuan tulisan kata tersebut adalah himbauan bagi pengendara kendaraan agar berhati-hati berkendara di daerah tersebut karena banyak anak-anak yang melintas.
Terkadang pikiran butuh hiburan. Katanya, orang bebas menafsirkan. Maka saya biarkan dikepala ini, tafsiran tafsiran ‘belok’ saya. Suatu hari saat melintas, di sebuah rumah makan tertulis pengamen dan pengemis dilarang masuk, lalu ada dua orang muda-mudi turun dari motor hendak masuk ke rumah makan tersebut namun salah satunya berbalik naik motor. Saya simpulkan salah satunya adalah pengamen atau pengemis.
Tetangga terdengar bercakap-cakap
“ si Andi udah mandi belum?’ tanya pak soleh ke istrinya.
Andi adalah anak pak soleh, usianya 3 tahun.
“ Andi sudah dimandikan” jawab istrinya.
Saya tersenyum-senyum geli.menyimpan komentar di hati,” kalau sudah dimandikan, tinggal disolatkan dan dikuburkan..ha”
Penjelasan seorang guru ‘Manusia di bumi tidak melayang karena tertarik gravitasi’. Seorang murid yang suka nyeletuk berceloteh , “ saya manusia juga pak, tapi saya tidak tertarik gravitasi..saya lebih tertarik dengan otomotif .“
Sebenarnya apakah kita Merdeka menafsirkan?
Diksi untuk menyampaikan pesan melalui bahasa tulis harus diperhatikan seksama, agar tidak tidak melenceng tafsirannya, juga agar tidak ambigu. Masih saya temukan himbauan ‘yangmembawa handphone harap dimatikan’. Berbahaya sekali jika ditafsirkan para haters.
Pun bahasa tulis, bahasa lisan juga harus diperhatikan seksama. Saat seseorang menceritakan liburannya pada yang lain, bisa dianggap informasi, bisa juga dianggap ‘sombong’.
Mari kita perhatikan proses tafsiran berdasarkan stimulus yang masuk yakni informasi. Robert M Gagne dalam Rusman (2014: 139-140) dalam proses pemrosesan informasi terdiri dari delapan fase, yaitu: 1) Motivasi, 2). Pemahaman, 3). Pemrolehan, 4). Penahanan, 5). Ingatan kembali, 6). Generalisasi, 7). Perlakuan, dan 8). Umpan balik.
Informasi yang diperoleh mengalami pemerosesan informasi yakni 1). Tahap Atensi (kegiatan mengfokuskan sumber daya mental terhadap informasi tertentu). Pada masa Anak –anak hanya bisa menfokuskan orang yang menyampaikan informasi hanya sekitar 15 menit. Atensi terbagi dalam dua aspek atensi yang pertama; atensi eksekutif; dimana atensi ini adalah proses dimana seseorang hanya bisa mendeteksi dan konpesasi kesalahan. Kedua; atensi bertahan; seseorang bisa memproseskan informasi secara mendalam dengan sebuah sasaran atau objek. 2). Tahap Memori, memori adalah tempat dimana pemerosesan informasi,pada tahap ini bagaimana seseorang mengcocokkan informasi yang sebelumya ada atau bahkan informasi yang baru. 3). Tahap penyimpanan informasi entah itu akan disimpan dalam memori jangka pendek atau pada jangka panjang. Pada memori jangka pendek sesorang hanya bisa mempertahankan informasi yang ada dalam jangka waktu 30 detik dengan catatan selama informasi tersebut tidak ada pengulangan. Pemerosesan informasi pada memori jangka pendek bisa betahan sedikit lama apa bila dilakukan dengan metode pengulangan informasi yang telah disampaikan oleh seseorang. Mengapa setiap orang memorinya berubah seiring bertambahnya usia? Itu karena bagaimana perkembangan kognitif setiap individu. Ada individu yang dimana memorinya dengan cepat memproses informasi tapi informasinta tidak bertahan lama. Ada juga yang peroses informasinya dalam kognitifnya mengalami keterlambatan atau lambat dalam memproseskan informasi tapi dia dapat menyimpan informasi tersebut dalam memori jangka panjang.
Pada pemrosesan informasi itulah, kita menambahkan kesan dan argumen, berdasarkan tingkatan intelegensiyang berbeda tiap orang. Maka tafsiran muncul atas proses itu. Maka, Sebenarnya apakah kita Merdeka menafsirkan? Silahkan tafsirkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi!
Ini benar-benar benar. hehehe.
terimakasih atas apresiasinya pak,... salam literasi!