Ade Ristiany

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

CERPEN 3 (GAPLEK DAN PARA PENCARI MALAM LAILATUL QADAR )

#Tantangan Gurusiana 7 # Gaplek vs Lailatul Qadar

Gaplek dan Para Pencari Malam Lailatul Qadar

Suatu pagi, Pak Rahmat pulang agak lambat setelah shubuh. Istrinya, buk Risti sambil membaca qur'an sesekali melepas pandangan ke balik jendela. Menunggu bunyi langkah kaki yang tak kunjung tiba. Tidak biasanya suamiku belum pulang. Biasanya, sebelum kicau kutilang di pohon rambutan suamiku sudah di rumah. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa, gumamnya.

Buk Risti lanjut dengan tadarusnya. Untung anaknya masih tidur dengan lelap, jadi dia bisa lanjut hingga waktu Dhuha. Anaknya Kareem yang baru berusia genap dua tahun memang sangat senang dengan Al-qur'an. Walaupun cuma sekedar dia buka tutup lalu dibalik-balik, Buk Risti merasa senang. Sebab anaknya tidak terlalu candu dengan gedget. Dia berharap anaknya suatu saat bisa menjadi hafiz qur'an.

Langkah kaki yang ditunggupun datang. Dari balik jendela, Buk Risti melihat Pak Rahmat berjalan di lorong kelas sambil tertawa sendiri. Sepertinya ada sesuatu yang sangat menarik ni, pikirnya. Pak Rahmatpun mengambil posisi pewe di sebelah istrinya lalu bercerita.

"Malam ini ada banyak Para Pencari Malam Lailatul Qadar”

"Maksudnya apa Pak,timpal Buk Risti."

"Lihat saja sendiri, di posko pemuda masih rame.”

"Masih rame kenapa, Buk Risti makin penasaran.”

Sejenak otaknyapun langsung konek. “Pos Pemuda?” Bukannya di sana kalau malam-malam orang main gaplek? Terus shubuh-shubuh begini mereka masih di sana. Ya Allah, apa perasaan mereka melihat orang jamaah di masjid? Seolah-olah tidak mau kalah, mereka juga jamaahan di pos ronda. Padahal jarak antara masjid dan pos ronda hanyalah empat rumah, ucap Buk Risti sambil membuka mukenahnya.

"Itulah kenapa Bapak pulang agak telat. Tadi Bapak sempat mengobrol sebentar dengan Mas Prabowo. Dia juga bicara begitu. Kali ini mereka sudah kelewatan. Paling tidak, ketika mau shubuh mereka harus bubar. Ini malahan jamaah sudah mau pulang, eeeh mereka makin menjadi-jadi. Mereka makin serius main gaplek. Tidak ada risihnya, ujarnya dengan nada kesal.”

Mudah-mudahan semalam bukan malam Lailatul Qadar. Semalam kan malam 27 Ramadhan. Jika seandainya malam itu datang, kan gak mungkin, tujuh orang pemain gaplek mendapat malam Lailatul Qadar. Syukur-syukur kalau mereka tobat, kalau mereka berhajat pengen jadi bandar judi dan togel, bisa bahaya kampung kita Pak, ujar Buk Risti sambil tertawa.

"Bener juga ya," Pak Rahmatpun tertawa dengan terpingkal-pingkal. Astaghfirullah, si Ibuk ada-ada saja, sambil mengusap lembut kepala Buk Risti.

Kareempun bangun. Mungkin dia terjaga karena obrolan kami yang sedikit berisik. Kamipun bersiap-siap untuk asmara shubuh dulu keliling kampung. Udara pagi memang sangat sejuk.

Suoh, 22 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga para pemain gaplek tersebut di beri hidayah oleh Allah ya bun, sehingga kembali ke jalan Allah

23 May
Balas

Aamiin.. mudaha2 an bund..

23 May

Aamiin.. mudaha2 an bund..

23 May

Kereen kk... :)

23 May
Balas

Makasih pina

23 May



search

New Post