𝘛𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘧𝘰𝘬𝘶𝘴 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘭-𝘩𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘴𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵, 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘶𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘫𝘢𝘳𝘢𝘬, 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘮bas 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢.

Saat pertama mengenal facebook, mulai mengenal grup dimana membuat mengasikan tanpa sadar orang orang mengeluarkan segala emoji dan perasaan terpendamnya berekpresi dengan naluri yang begitu liar. Jejaring media saat ini begitu banyak menampilkan fitur pembuatan grup macam whatsapp, instragam, patch, telegram lainnya. Aplikasi jejaring sosial begitu pesatnya, grup dengan macam macam penghuni. Memang eksotiknya jari menari dan kegilaan PAP/VCS saat ini begitu nyentrik sehingga kita terkadang lupa akan esensi yang sebenarnya. Luapan emosi yang begitu kasat mata halus bahkan sampai tak didasari melukai serta menyayat perasaan, begitulah pergaulan jaman now.

Berbeda berbanding terbalik ketika tatap dan bertatap muka, walaupun pernah berbicara digrup tanpa mengenal satu sama lainnya cenderung banyak diam, tak ada celotehan bahkan perasaan dekat namun jauh. Itulah kenyataannya naluri kadang tak sebanding dengan lentiknya jari menari pada ponsel pintar kita,....

Sejak dulu dicoba semua grup sampai membuat sendiri grup (baru bisa FB an), sama WA juga, sekarang lebih banyak "NYIMAK" di setiap Grup, apalagi dibandingkan dengan grup ibu ibu, dunia nyata diam diam senyum pas masuk di grup rame masih kurang bertemu/ngobrol di dunia nya, di WA 11/12 (komo leuwih edan), dimasukan ke grup (hese ka luar na kudu rada ngahormat kanu ngabuskeun), apalagi grup keluarga sudah nga berdaya sama halnya dengan grup reuni, intina memory hanphone penuh dengan foto, vidio dan chat an, grup FB dan whats app.