MENJAGA PERASAAN

Oleh : Ade Putra

#MenulisHariKe-259

Farhan beberapa tahun ini sudah pindah ketempat kerjanya yang baru. Meskipun tempat kerja baru masih dibawah naungan perusahan yang sama. Status Farhan masih sama dengan yang dulu, dia karyawan honorer yang gajinya tidak seberapa.

Farhan boleh dikatakan karyawan yang disipilin dan pekerja keras. Dia selalu semangat serta menyelesaikan tugas tepat waktu. Terkadang dia juga menunjukkan prestasi yang luar biasa, dibanding karyawan tetap lainnya.

Tapi Farhan hanya bisa terdiam dan tertunduk lesu, disaat karyawan tetap memamerkan gaji serta bonus - bonus yang mereka dapat dari perusahaan. Hal ini seperti disengaja oleh karyawan tetap, untuk membuktikan bahwa mereka mendapatkan fasilitas yang sangat menjanjikan.

"Bonus bulanan kita sudah masuk teman - teman, silakan cek rekening masing - masing"ucap salah satu karyawan didepan Farhan.

"Wah....Alhamdulillah sudah masuk lagi ya, yang bulanan kemarin saja belum habis, sekarang sudah masuk lagi" jawab yang lainnya.

Farhan hanya terdiam menyaksikan kegirangan dari teman kantornya, yang mendapat limpahan bonus dari tempat mereka bekerja.

"Ya Allah, semoga suatu saat saya merasakan apa yang teman - teman saya rasakan saat ini"gumam Farhan dalam hatinya.

Tapi yang membuat Farhan terenyuh dan sedih adalah, mengapa semua teman Farhan harus meluapkan kegembiraan atas bonus yang didapat pas didepan Farhan.

"Apakah mereka tidak menjaga perasaan saya, yang tidak mendapat apa- apa karena status Honorer. Seharusnya mereka diam -diam saja, dan cukup dari mulut ke mulut tanpa harus dipamerkan didepan saya"lirih dalam hati Farhan.

Hal ini sangat berbanding terbalik di tempat kerjanya yang lama. Farhan tidak pernah sekalipun, mendengar teman -temannya memamerkan bonus yang didapat. Mereka mengerti dan menjaga perasaan Farhan yang nasibnya belum beruntung.

Dharmasraya, 29 September 2020