Adi Faridh

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tips Mas Menteri Untuk Guru di Hardiknas

Tips Mas Menteri Untuk Guru di Hardiknas

Tips Mas Menteri untuk Guru di Hari Pendidikan Nasional

Oleh Adi Faridh*)

Peringatan Hari Pendidikan tahun ini tak lagi dalam nuansa meriah. Pagebluk Covid-19 memaksa segenap pemangku kebijakan pendidikan dan warga belajar patuh pada protokoler jaga jarak fisik dan sosial. Kendati demikian bukan berarti ketakmeriahan ini mengurangi kadar khidmat mengenang jasa pemikir dan peletak dasar pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara. Api semangatnya tetap kita genggam dan kobarkan untuk menggapai cita mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020. Dalam pedoman tersebut, Kemendikbud mengumumkan tema Hardiknas 2020, yaitu "Belajar dari Covid-19", serta memublikasikan logo resmi Hardiknas 2020. Dalam pedoman tersebut, Kemendikbud mengimbau setiap satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, kantor instansi pusat dan daerah, tidak mengadakan kegiatan peringatan Hardiknas 2020 yang mengakibatkan berkumpulnya orang banyak pada suatu lokasi.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na'im mengatakan, Kemendikbud tetap menyelenggarakan Upacara Bendera Peringatan Hardiknas Tahun 2020 pada tanggal 2 Mei 2020 pukul 08.00 WIB, namun dilakukan secara terpusat, terbatas, dan memerhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah. Tentu saja harapannyan kebersahajaan ini tidak mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara.

Insan pendidikan di tanah air dapat mengikuti jalannya upacara bendera secara virtual melalui siaran langsung di kanal Youtube KEMENDIKBUD RI, dari rumah atau tempat tinggal masing-masing. Acara peringatan Hardiknas 2020 juga diselenggarakan bekerja sama dengan TVRI melalui program tayangan khusus. Selain itu juga dapat disaksikan program peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020 yang diberi judul sesuai tema, yakni 'Belajar dari Covid-19', di TVRI pada hari Sabtu, 2 Mei 2020 pukul 19.00 WIB,

Berikut ini sajian ringkasan yang juga dielaborasi dengan kutipan di laman news detik.com saat acara tersebut utamanya tujuh tips atau pesan Mas menteri (demikian Nadiem Makarim akrab dipanggil) untuk guru-guru maupun orang tua agar dapat dengan efektif memberikan pelajaran kepada anak dari rumah.

"Saya ingin hari ini memberikan beberapa pikiran saya dan juga beberapa tips-tips bagi pengajar baik guru atau orang tua dalam menghadapi kondisi situasi krisis ini. Di mana banyak sekali murid dan guru yang belajar dari rumah," ujar Mas Menteri lugas.

Tips pertama, adalah jangan stres. Jika masih ada banyak guru atau orang tua yang belum mengenal teknologi, cobalah untuk beradaptasi."Ini merupakan masa adaptasi pasti yang tentunya tidak mudah dan penuh dengan kebingungan serta ketidakpastian. Jadi jangan khawatir, yakini bahwa cara terbaik untuk belajar suatu hal baru adalah untuk keluar dari zona nyaman tersebut," ungkap Mas Menteri.

Tips kedua, membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil. agar waktu belajar akan lebih efektif."Cobalah membagi kelompok belajar berdasarkan kompetensi yang sama. Sebagai contoh mengapa 5 jam mengajar dalam satu hari harus dilakukan secara bersamaan, padahal itu bisa juga dibagi menjadi 5 kelompok yang lebih kecil melalui video conference. Setelah dibagi tersebut anak-anak dapat dibagi lagi sesuai dengan kompetensi mereka mungkin ada dengan pelajaran yang sulit atau diberi pelajaran yang mereka senangi. "

Tips yang ketiga Nadiem mengatakan para pengajar bisa memberikan group assignment yang menciptakan suatu tantangan dan kolaborasi. Dengan hal tersebut murid-murid dapat belajar bertanggung jawab, karena nilai mereka saling bergantung satu antar lainnya. Kolaborasi ini melatih empati mereka dan juga kemampuan mereka untuk mendorong kemampuan sesama lainnya. Dan yang terpenting untuk para siswa adalah asas gotong royong mereka itu juga terbentuk.

Tips keempat yaitu mengalokasikan waktu bagi murid-murid yang tertinggal di dalam kelas. Nadiem mencontohkan jika para guru dapat mengalokasikan waktu mereka kepada murid tersebut dengan baik, maka sang murid dapat lebih percaya diri bergabung lagi dengan yang lainnya nantinya setelah krisis COVID-19 berakhir.

Sedangkan tips kelima fokus kepada yang terpenting. Menurut Nadiem, kalau kita mengajarkan semua pembelajaran dalam waktu bersamaan maka anak-anak mungkin tidak dapat memahami dengan baik. Oleh karena itu daripada kejar tayang semua topik, inilah saatnya untuk menguatkan konsep fundamental yang mendasari kemampuan para murid untuk bisa sukses di pelajaran manapun.

Tips keenam adalah mencontek dari guru-guru lain. Nadiem mengatakan bahwa banyak guru yang berinovasi dengan metode belajar online. Sama seperti murid adapula guru yang lebih cepat beradaptasi dan ada juga guru yang lebih lambat dalam beradaptasi.

"Maka dari itu jangan ragu-ragu untuk meminta pertolongan dari guru lain. Jangan ragu untuk meminta contoh-contoh atau best practice dari guru lain. Seperti bagaimana menyampaikan bahan, bagaimana mereka menggunakan fitur-fitur software. Jadi itulah maksud saya dari mencontek guru lain," jelas Nadiem.

Kemudian tips yang terakhir adalah have fun. Nadiem berpendapat bahwa mengajar itu tidak mudah tapi siapa bilang harus membosankan.

"Walaupun kita dalam krisis, ini saatnya kita mencoba hal-hal yang masih diragukan namun dalam hati kita, kita rasa inilah yang terbaik. Inilah saatnya kita mendengarkan insting kita sebagai guru dan orang tua dan bukan hanya mengikuti proses seadanya. Seperti murid, inilah saatnya guru berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya," pungkas Nadiem.

Akhir ucap dan harap bahwa hikmah belajar dari Covid-19 ini semoga guru, siswa, dan orang tua menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Tetapi, pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari , guru, siswa, dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi. Bukankah seyogianya kita senantiasa mengamalkan ajaran Ki Hadjar Dewantara, jadikan setiap orang sebagai guru dan setiap rumah menjadi sekolah.*

*) Guru SMAN 1 Karangbinangun Lamongan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih Pak. Sudah berbagi dengan tips dari Mas Nadiem.

03 May
Balas

Sam-sama, pak. Semoga bermanfaat.

03 May



search

New Post