Ditengah kerumunan zaman yang padat gaya dan karya

Mengancam jiwa-jiwa peradaban muda

Engkau kembali menguatkan rasa

Untuk merangkul sang muda perkasa

Takkan goyah bangsa ini , takkan lekang oleh zaman

Ketika nilai budaya tak terlupa

Ketika budi pekerti melekat erat dalam jiwa muda

Menjadikannya manusia secara utuh

Itulah pesan tersirat yang telah engkau torehkan

Dalam menuntun jiwa-jiwa muda

“didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntunan alam dan zaman”

Langit, bumi, matahari , bulan ada dengan kodratnya

Penuntun takkan mungkin mengubah langit menjadi bumi,

Mengubah bulan menjadi matahari

Namun dengan tuntunan , kodrat alam dapat mengeksplor potensi

Jiwa-jiwa muda bagaikan air, api, udara dan tanah

Kadang sejuk, kadang licin , kadang keras, kadang panas membara

Namun rasa kasih dan sayang yang engkau torehkan

Dalam ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani

Mengajarkan penuntun untuk menjadi penyejuk ketika udara panas

Menjadi air ketika api membara,

Menjadi pemopong ketika jiwa-jiwa muda tak dapat berpijak ,

Tetap terjaga dalam kesejukan

Tersirat pesan dari goresan penamu

Jiwa-jiwa muda adalah elemen penting sebagai penguat bangsa

Bersikap adaptif, Luas pikir, kematangan emosi, teduh dalam memberi tuntunan adalah kunci Menuju kemerdekaan belajar

Tersirat ungkapan hati sang penggagas kecintaan Ki Hadjar Dewantara

Wujudkan kemerdekaan belajar kepada jiwa-jiwa muda

Dengan tuntunan kasih dan sayang yang menguatkan rasa di hati

Untuk selalu mengembangkan budi pekerti

Dalam olah cipta, olah rasa, olah karsa dan olah raga

Mengantarkan kepada keselamatan dan kebahagiaan

Suci hati mendekati, tidak untuk meminta suatu hak

Namun untuk berhamba pada sang anak