Adisty angraini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Quaternion

Quaternion

QUATERNION

Karya: adisty angraini

SISWA SMPN 1 TUALANG

Daftar isi :

*prolog

*4 juli 2011

*5 juli 2011

*6 juli 2011

*8 juli 2011

*9 juli 2011

*31 oktober 2011

*1 november 2011

*2 november 2011

*3 november 2011

*4 november 2011

Sinopsis

Takdirlah yang mempertemukan Randy dengan Mira. Dengan pertemuan tersebut akhirnya mereka saling kenal dan menjadi teman. Randy adalah lelaki yang tak pernah percaya akan cinta, karena dia tidak pernah merasakannya. Perjumpaan tersebut telah membuat Randy mengetahui makna sebenarnya tentang cinta.

Cinta yang telah membuat hidupnya bermakna. sebelum mengenal cinta hari – harinya Randy sibuk dengan buku dan sekarang buku telah menjadi pengantar dirinya bersama Mira. karena kepintarannya membuat ia satu tim OSN dengan Mira.

Bagaimanakah kisah selanjutnya Randy dan Mira

“ selamat membaca”

Prolog

Randy adalah seorang siswa dari sekolah SMP pelita, Nama lengkapnya adalah Randy Hazni Saputra. Dia duduk di bangku kelas 9.

Dan Dasma adalah sahabat karibnya Randy, dia sekolah di SMP Pelita dan kelas 9 juga. Nama lengkapnya adalah Dasma Syahdi aranda.

Lalu yang satu lagi yaitu Mira, Mira adalah anak pindahan dari sekolah tunas bangsa. Dia pindah sekolah yaitu ke SMP Pelita.

Perjumpaan Randy dan Mira berawal dari sebuah insiden kecil dan akhirnya mereka menjadi teman akrab.

“Randy... besok kamu masuk sekolah kan?” ucap wanita paru baya yang tak lain adalah ibunya Randy yang berdiri di samping meja makan. “ Iya Ma, besok Randy sekolah “ jawabku sambil mengambil sepiring nasi di atas meja makan. Aku tak sabar untuk beraktivitas seperti biasa di sekolah. Aku harap hari ku besok menyenangkan. “pak maman jangan lupa besok antarin aku ke sekolah ya...” ucapku mengingatkan pak maman agar tidak lupa. “iya nak Randy, besok bapak antar.” Ucap pak maman yang sedang mengelap kaca mobil.

Part 1🌷

4 juli 2011

Pagi yang cerah, membuatku melangkah penuh semangat. Ya, pagi ini aku pergi melangkah menuju sekolah yang sangat aku cintai yaitu SMP Pelita dengan diantar pak maman sopir pribadi ku. Aku berhenti di depan pagar sekolah ku dan memandangnya. Aku menghirup nafas lega, karena akhirnya langkahku sampai ke tujuan. Lalu aku bergegas memasuki sekolahku dengan melewati pagar tersebut.

“ Randy!! “ terdengar sebuah suara di belakangku memanggil namaku, sepertinya aku mengenali suaranya. Lalu aku menghadap ke arah asal suara tadi. Dan dugaanku benar ternyata yang memanggilku adalah Dasma, sahabat karibku.

Dia menorehkan sebuah senyuman padaku saat aku menghadapkan tubuhku padanya. Dia berlari berlari menuju diriku. “ Hai Randy,” sapa dasma.” Ke kelas bareng yuk.” Dasma mengajak nya dengan sebuah senyuman yang sangat manis. “ Ayuk “ ucap ku yang menyetujui ajakan Dasma. Mereka terlihat gembira sekali. karena hari ini adalah hari pertama mereka sekolah kembali, setelah libur kenaikan kelas. Ini adalah tahun ajaran terakhirnya disekolah pelita ini, karena tahun berikutnya dia akan memasuki jejang SMA.

“ Randy hari ini hari yang cerah ya,” ucap dasma memulai obrolan selama perjalanan menuju kelas. “ iya, pagi ini memang cerah” ujar Randy sambil menghirup udara yang segar.

Saat di perjalanan sekilas terlihat olehku seorang wanita yang lari terburu buru, ntah sedang apa dia. Aku tidak peduli, lalu ku palingkan wajahku ke arah lain dan “ bruk” saat aku memalingkan wajahku tiba tiba wanita itu menabrak ku. Tah apa yang dia inginkan dari ku.

“Ehh maaf aku ga sengaja, aku lagi buru buru soalnya. Dan lantai yang licin ini telah membuatku terpeleset lalu menabrakmu. Maaf ya.” Ujar perempuan itu dengan wajah panik. Dia takut kalau aku marah padanya. “ ohh ga papa, toh kamu kan ga sengaja.” Ucap Randi sambil mencoba mengenali perempuan itu, sepertinya perempuan itu tidak pernah terlihat di sekolah ini. Dia terlihat asing. Aku memang banyak mengetahui muka orang orang yang berada di sekolahku, tetapi perempuan ini sepertinya baru di sekolah ini.

Aku ingin mengajukan pertanyaan padanya, mengapa aku baru melihatnya disini. “ kamu anak mana?, kok aku baru lihat.” Segera ku ucapkan yang ingin ku tanyakan padanya, sebelum dia bergegas pergi kembali. “ hmmm aku anak baru disini, aku pindahan dari smp tunas bangsa.” Ucap anak baru itu yang tak lain namanya adalah Mira yolanda putri. “ ooo” ku ucapkan kalimat pahamku padanya.

Ketika aku ingin bertanya lagi, tiba tiba dia mau bergegas pergi lagi, yang tak ku ketahui kemana tujuannya hingga dia tergesa gesa sekali. “ Kak, aku pergi lagi ya mau buru buru “ ucap Mira yang ingin bergegas pergi. “ iya,” ucapku padanya dengan penuh kesedihan.

Padahal aku ingin bertanya banyak padanya, siapa namanya, tinggal dimana, kelas berapa dll. Eh dianya lagi ada urusan. Yaudah deh ga papa. “ ehh Randy lu kenapa, kok mukanya kusut gitu, tadi aku lihat mukamu berseri kok sekarang gak lagi.” Ucap dasma yang merayu sahabatnya untuk mengatakan kenapa dia seperti itu.

“ Aku ingin Berkenalan dengan wanita itu, hehehehe “ ucapku dengan penuh malu pada dasma. “ oalah itu toh, hahahaha.” Logat jawa dasma akhirnya keluar setelah mendengar jawaban sahabatnya itu, dia tertawa terbahak bahak.

“ Lu naksir sama tu cewek?” tanya dasma yang mulai curiga padaku. “ hmmm, ntahlah mungkin iya, hatiku berdetak kencang saat bersamanya. Mungkinkah aku jatuh cinta pada pandangan pertama” ucapku yang merasa telah mengalami yang namanya JATUH CINTA.

Kegiatan belajar mengajar disekolah pun sudah dilakukan dan bel pun berbunyi yang menandakan bahwa jam sekolah telah berakhir. Semua murid segera memasukkan peralatan belajarnya dan pergi meninggalkan kelas.

Aku dan Dasma bergegas untuk keluar dari kelas dan berjalan bersama. Di perjalananku aku bertemu lagi dengan dia yang tak lain cewek yang membuat hatiku berdebar. Dia tampak berjalan seorang diri. Lalu aku berinisiatif untuk menemaninya. Dan bagaimana dengan Dasma, apa aku akan meninggalkannya?”

Ternyata Dasma juga melihat cewek itu jalan sendirian, dia menyuruhku untuk menemani perempuan itu. “ Randy, wanita pujaanmu lagi sendiri tuhh. Temani sono, aku ga papa kok tenang aja” ucap Dasma yang Memgerti keinginan sahabatnya.

“wahh lu baik amat, yakin nih ga papa aku tinggal? Bye the way makasih ya” ucapku senang. Dasma mengangguk dan terlihat memotifasiku untuk mendekati cewek itu.

“yey, aku pergi dulu ya...” segera aku bergegas untuk menemui perempuan pujaanku.

Aku sangat baahagia, langkahku semakin dekat dengan perempuan itu. Hatiku berdebar debar kencang saat mendekati perempuan itu.

“Hai...” aku mulai menyapa perempuan itu. Terlihat jelas perempuan itu tampak kaget melihatku. “hah.. hai juga. Ini kakak yang tadi ya?” tanya Mira untuk memastikan. “iya aku kakak yang tadi” ucapku.

Hatiku berdegup kencang, aku bingung ingin bicara apa dan terlintas di pikiranku untuk bertanya berbagai hal. “kamu kok manggil kakak? Emang kamu kelas berapa?” tanya ku yang memulai pembicaraan dengan banyak basa basi.

“Aku manggil kamu kakak karena kamu kelihatan lebih dewasa dari pada aku, lagi pun aku masih kelas 8” jawab Mira terus terang. “ohh kamu kelas 8, kalau aku kelas 9” terus terangku. “berarti wajar dong aku manggil kakak dengan sebutan kakak” ucap Mira.

“iya” ucap ku singkat. Aku ingin bertanya lagi tapi hatiku terus berdegup kencang. Akhirnya aku memberanikan diri. “kamu kok sendirian aja?” tanya ku yang antusias ingin jadi temannya.

“Aku belum ada teman, hehehe” ucap Mira yang merasa malu. Mendengar jawabannya aku ingin menawarkan padanya apakah dia ingin jadi temanku.

“ooo kalau kamu gak ada teman. Kamu boleh kok anggapaku teman mu, oh ya nama kamu siapa?” ucapku mulai rileks. “makasih karna sudah menawarkan aku untuk jadi teman kakak, nama aku Mira Yolanda Putri kak, panggil aja Mira. Kalau nama kakak siapa?”

Wahh aku merasa sangat senang,dia menanyakan namaku. “Nama kakak Randy Hazni Saputra, panggilannya Randy dek.” Ucapku semangat.

“ooo, kak Randy juga lagi sendirian ya?” tanya Mira. Kalimat itulah yang ku tunggu tunggu darinya. “iya nih, kakak lagi sendiri kebetulan aja liat kamu sendiri, yaudah aku samperin” ucapku sambil memasukkan tanganku di kantong celana.

Akhirnya kami menemukan tempat duduk untuk berbincang. Aku mempunyai keinginan untuk tau lebih mendalam tentang Mira.

“Mira kamu kelas 8 berapa?” tanya ku antusias. “Aku kelas 89 kak” ucap Mira singkat. “89!?” seketika aku terkejut karna Mira ternyata salah satu siswa yamg IQ tinggi. 89 itu adalah kelas 8 yang unggul dan kalau kelas 9 yang unggul adalah 95,dan aku berada di 95.

“Kamu 89 Mira? Wah kamu hebat bisa dapatin lokal unggul” ucapku senang. “hehehe iya kak aku 89” ucap Mira malu. “kalau kakak 9 berapa?” tanya Mira. “Kakak 95” ucapku singkat. ”wah setahu aku 95 itu lokal unggul kan kak? Kakak hebat banget.” Puji Mira

Seketika aku tersipu malu mendengar keterkejutan Mira. “Aku akan terus berjuang untuk mendapatkan Mira, dia adalah salah satu tipe ku.” Gumam ku dalam hati.

“iya dek kakak 95, hehehe” aku melanjutkan pertanyaan Mira yang tertunda tadi karena aku sempat bergumam di dalam hati sebentar.

Tin...tin... sebuah suara mobil yang berwarna silver berhenti di depan kami. Itu ternyata mobilnya Mira, dia sudah dijemput. Segera Mira beranjak dari temoat duduknya dan pamit padaku lalu pergi menuju mobilnya.

“kak aku pulang dulu ya, daa” pamit Mira padaku. “iya dek, daa” ucapku kembali padanya.

Setelah Mira pulang, tiba tiba pak maman datang untuk menjemputku. Di mobil aku senyum senyum sendiri karena mengenang masa masa tadi.

Pak maman heran padaku, dia melihat kekonyolanku di kaca mobil. Disitu terpantul diriku yang sedang cengengesan. Pak maman tidak berkutip apa pun tentang sikap ku dan tingkah laku ku, dia terus jalan menelusuri setiap kelokan. Dan akhirnya kami sampai di rumah.

Pak maman memasuki gerbang rumahku dan berhenti di depan rumah, lalu membukakan pintu mobil untukku. Aku segera bergegas keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah.

🍃

Malam telah tiba, bintang bintang mulai menampakkan wujudnya. Angin malam berhembus memasuki jendela kamarku, ya aku memang belum menutup jendela itu alhasil hembusan angin masuk ke dalam kamarku.

Aku termenung memikirkan Mira, dia perempuan yang manis dan humoris. Gak Cuma itu, dia orangnya sopan dan pintar. Membayangkan dirinya di depanku saja sudah membuatku bahagia apalagi berjumpa dengannya, itu membuatku lebih bahagia.

Ya, sepertinya kali ini aku memang benar benar jatuh cinta.

Setelah termenung sejenak, aku bergegas untuk menutup jendela kamarku. Lalu aku tidur dan bangun esok pagi untuk memulai hari yang cerah.

• 5 juli 2011

Kring... kring... kring... jam wekerku berbunyi dengan menunjukkaan arah pukul 05:00 WIB, aku segera bangun dan mematikan alarm tadi. Dan aku beranjak dari tempat tidur untuk ke kamar mandi lalu mengambil wudhu dan mengerjakan salat.

Setelah salat, aku menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah. Aku berangkat sekolah setelah memakan sarapan yang dibuat mama.

“ Pak maman...” panggilku. “ya den Randy?” sahut pak maman kembali. “Antarin saya sekolah ya” aku berdiri di depan rumah sambil menunggu pak maman menyiapkan mobil untuk ku berangkat sekolah.

“ iya nih den dah siap mobilnya.” Ucap pak maman yang keluar dari pintu mobil dan membukakan pintu mobil untukku. Setelah aku masuk, kami langsung berangkat menuju sekolah.

Aku sudah tiba di kelas, dan memulai kegiatan pembelajaran yang rutin. Saat jam pelajaran masih berlangsung, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kelasku dan meminta izin pada guru yang sedang mengajar agar mengizinkan aku tidak mengikuti pembelajaran hari ini karena ada panggilan dari kepala sekolah.

Aku meminta izin pada buk Sindi Jiana yang mengajar pada waktu itu. Setelah diberi izin olehnya aku segera berjalan meninggalkan kelas menuju kantor kepala sekolah.

Sesampainya dikantor aku terkejut, ternyata bukan aku saja yang dipanggil oleh kepala sekolah. Ternyata Mira dan Habib Alghivari juga dipanggil oleh kepala sekolah. Aku tidak tahu mengapa kepala sekolah memanggil kami. Ternyata maksud kepala sekolah adalah bahwa kami akan diikutkan olimpiade biologi se – provinsi.

Waw... aku terkejut, apakah ini mimpi?. Ternyata ini nyata aku se – tim dengan Mira. “Mira, kakak gak nyangka loh kita bisa se – tim.” Ucapku sambil menatap Mira. “Iya kan kak, aku juga gak nyangka.” Ucap Mira yang membalas tatapanku.

“Ayo anak anak , udah bicaranya. Sekarang kembali ke kelas, besok kita akan latihan di perpustakaan sekolah.” Ucap pak Burhan selaku kepala sekolah SMP Pelita. “baik pak” ucap kami serentak dan menyalami pak Burhan lalu keluar dari kantornya dan kembali ke kelas.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, aku pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku sebagai tambahan pembelajaran besok untuk persiapan OSN.

Ku telusuri setiap bagian rak buku tersebut. Ku lihat beberapa buku satu demi satu dan ada sebuah buku yang membuatku tertarik, buku itu bukan buku pelajaran. Tetapi buku itu tentang cinta anak remaja. Ku ambil buku itu dengan perlahan, tetapi rasanya ada juga yang menarik buku itu dari arah lain yaitu arah depanku sehingga kami saling tarik menarik.

Aku merasa orang yang menarik buku ini sepertinya ingin sekali membacanya, aku gak tega. Ku lepaskan buku itu dan muncullah wajah Mira dibalik bolongan rak buku itu. Mira menatapku kaget, lalu aku cengengesan melihat sikap Mira yang tadi bersikeras untuk memperjuangkan buku itu.

“ehh kak Randy” ucap Mira kaget. “ehh ternyata kamu Mira,” ucapku mengetahui bahwa itu dirinya.

“Duduk di tempat lain yuk, biar bisa bicara dengan nyaman.” Tatapku menuju mata Mira melalui bolongan rak buku. “Ayok kak,” ujar Mira. Aku menangguk membenarkan.

Setelah lama aku berbincang dengannya, gak tau kenapa aku merasa nyaman berada di dekatnya. Yah, memang benar kalau aku ini sedang jatuh cinta. Apa Mira menyukaiku?? Perlahan lahan akan ku buat dia nyaman bersammaku.

• 6 juli 2011

Hari ini adalah kegiatan pembelajaran persiapan OSN yang pertama. Agak sedikit canggung sih karena orang yang aku suka juga se – tim denganku. Tapi aku tetap mengontrol diri agar Mira tidak mencurigaiku.

Berjam jam kami habiskan waktu untuk membahas soal sebagai persiapan OSN dan akhirnya diberi istirahat oleh kepala sekolah. Ku lihat Mira keluar dari pintu kantor untuk mencari udara segar, tampaknya dia bertemu dengan temannya.

Ah sepertinya aku juga sudah bosan di perpustakaan ini, aku juga keluar ah beli beberapa makanan. Saat sedang memasang sepatu diluar tanpa sengaja ku dengar Mira bercerita dengan temannya.

“Eh fan... mu tau gak. Aku se – tim dengan kak Randy. Betapa bahagianya hatiku ini. Andai kak Randy tahu bahwa aku suka padanya, pasti akan lebih asik.” Bisik Mira pada temannya fany yang antusias terhadap peristiwa bahagia Mira.

“Lo serius ?? Ciee aku gak nyangka. Semangat selalu ya semoga mu bisa dapetin hati dia” ucap fany kembali pada Mira dengan berbisik.

Setelah memasang sepatu dan mendengarkan pembicaraan mereka lalu aku lari secepat mungkin menuju kantin. Aku ingin menjerit sekeras kerasnya. Betapa bahagianya aku mendengar Mira mengatakan bahwa dia menyukaiku.

🍃

Kegiatan pembelajaran persiapan OSN dimulai lagi. Kali ini aku benar benar tekun untuk fokus ke OSN, dan tanpa kusadari ternyata Mira menatapku dengan mata berbinar. Hatiku berdegup kencang, aku serasa ingin langsung saja mengungkapkan rasaku padanya sekarang. Tapi ku urungkan niatku untuk hari ini. Ku lanjutkan kembali fokusku pada soal yang sedang di bahas. Akhirnya kami diberi pulang setelah lama kami belajar untuk mempersiapkan OSN.

• 7 juli 20011

Hari ini adalah hari kedua kami persiapan OSN, aku sudah bermiat akan mengungkapkan perasaanku pada Mira.

Ya walaupun dalam kondisi ekstra belajar begini aku bertekad akan menyatakan perasaanku pada Mira, aku sudah tidak sanggup memendamnya.

Kegiatan pembelajaran Persiapan OSN dilaksanakan lagi, lalu kami diberi istirahat. “inilah waktunya” ucapku dalam hati.

“Hmmm... Mira, keluar main bareng aku yok,” ajakku sambil mengambil sepatu di rak. “boleh kak, gak papa ni?” ucap Mira setuju. “ya gak papalah kan aku ngajak kamu.” Ucapku setelah memasang sepatu yang kuambil dari rak tadi.

Di perjalanan menuju kantin aku dan Mira tidak berbicara sedikit pun dan tanpa sadar ternyata Habib mengagetkan kami dengan menepuk bahu kami lalu berdiri di tengah aku dan Mira.

“Hey, lagi apa hayo... kok berduan. Nanti di tengahnya setan loh” rayu habib cengengesan. “Gak ada apa apa kok,” ucap Mira sambil melepaskan pegangan Habib yang menempel di pundaknya.

“Kalau yang ketiganya setan, berarti lo setannya dong kan lo sekarang jadi yang ketiga hahaha” ucapku yang mencoba untuk membuat suasana menjadi ramai.

Gelak tawa menyelimuti kami. “Eh udah dulu ya aku mau pergi dulu, selamat menikmati masa berduan.” Ucap Habib yang mulai merayuku.

Sampai di kantin kami mencari tempat duduk dan memesan makanan. ku tatap wajah sosok yang duduk di depanku. Sepertinya Mira merasa cangggung karena ku tatap begitu.

“Hmmm Mira” ucapku memulai pembicaraan.

“Iya ada apa?” jawab Mira dengan mimik muka serius.

Segera ku hadapkan seluruh tubuhku ke arahnya dan mulai mengatakan apa yang ingin aku katakan. “Sebenarnya saat pertama kali bertemu aku sudah jatuh cinta padamu Mira, gak tau juga kamunya juga gitu apa enggak. Yang pasti hari ini aku ingin mengatakan kepadamu soal perasaanku, bahwa aku suka kamu. Apakah Mira mau jadi pacar kakak?”

panas dingin yang kurasakan sekarang sungguh mendebar, aku gak tau apa Mira mau menerimaku.

“Sebenarnya sih aku juga suka sama kakak waktu pertama kali kita bertemu, dan aku bersedia menerima kakak.” Ucap Mira dengan muka penuh malu dan berbinar binar.

“Mira serius?, kakak gak mimpi kan” Ucapku tidak percaya. “Iya kak, gak mimpi kok.” Mira menatapku untuk meyakinkan.

Aku bahagia sekali cintaku diterima oleh Mira, aku gak bakal ngelepasin dia karna aku sudah terlanjur sayang padanya.

• 8 juli 2011

Hari ini adalah hari terakhir kami melaksanakan pembelajaran persiapan OSN. Aku berharap semoga kami dapat meraih hasil yang maksimal. Ku tatap wajah seriusnya Mira dalam memahami beberapa soal yang kurang dia mengerti.

Segera ku ambil buku yang sedang Mira pelajari dan duduk di sampingnya, lalu menjelaskan soal yang tidak dia ketahui. Kami seperti tidak punya hubungan apa apa kalau dalam proses belajar begini, layaknya teman yang saling bantu membantu.

Pacaran kami bukanlah hanya sekedar sebuah hubungan percintaan anak remaja, tapi kami berpacaran seperti seseorang yang saling bertukar ilmu. Kami memanfaatkan hubungan ini untuk saling mengerti keluhan masing masing agar dapat diselesaikan secara bersama.

Karena itu kami tidak pernah mengalami penurunan nilai sekolah karena pacaran.

“Oke anak anak sudah cukup disini persiapan kita, kalian belajar lagi di rumah ya. Semoga sekolah kita dapat meraih kemenangan.” Ucap pak Burhan mengakhiri pertemuan hari ini.

“siyap pak” ucap kami kompak lalu memasuki semua peralatan belajar di tas. Dan segera bergegas untuk pulang.

“Mira nanti malam ada acara gak?” tanyaku untuk memastikan. “Kayaknya gak ada kak, emang kenapa?” jawa Mira yang berada di sampingku.

“Gakada sih, kakak cuma mau ajak kamu belajar bareng di Perpustakaan BAKTI JAYA. Soalnya besok kan OSN, hitung hitung buat ngulas ilmu yang tadi kita pelajari.” Ucapku sambil berjalan di samping Mira.

“Owh aku mau kak. Hitung hitung aku mau lebih mengasah pengetahuan, soalnya tadi ada beberapa materi yang gak ku mengerti.” Ucap Mira merangkul erat tas nya.

“Udah dulu ya kak, aku dah dijemput nih, nanti malam jadi kan?” ucap Mira sebelum pulang.

“Iya, jadi kok” ucapku yang melihat Mira sudah berjalan menuju mobilnya.

“Daa kak.”

“Daa”

Matahari sudah mulai terbenam yang menandakan sebentar lagi malam akan tiba. Akhirnya aku juga dijemput oleh pak Maman.

🍃

Malam sudah tiba, aku bersiap untuk segera ke perpustakaan yang tidak jauh dari rumah Mira.

Ternyata Mira sudah sampai diluan di perpustakaan. “Hai Mira, maaf nunggu lama” ucapku merasa membuatnya menunggu lama. “Iya gak papa kok kak, akunya aja yang cepat datang.” Balas Mira padaku.

“Oke, langsung aja ke materi ya Mira besok kita kan OSN. Kita harus belajar lebih giat supaya mendapatkan hasil yang maksimal” ucapku sedang mengeluarkan semua peralatan belajar dari tas.

“Iya kak, ayo kita mulai belajar” balas Mira setuju.

3 jam aku menghabiskan waktu dengan Mira berduan dengan ditemani beberapa buku. Ya mungkin berpacaran kami agak sedikit berbeda dari yang lain, kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku berdua dibanding pergi keluyuran yang gak ada manfaatnya sama sekali.

Pacaran kami bukanlah hanya sekedar sebuah hubungan percintaan anak remaja, tapi kami berpacaran seperti seseorang yang saling bertukar ilmu. Kami memanfaatkan hubungan ini untuk saling mengerti keluhan masing masing agar dapat diselesaikan secara bersama.

Karena itu kami tidak pernah mengalami penurunan nilai sekolah karena pacaran.

Hari sudah hampir larut, tidak mungkin Mira aku biarkan pulang sendirian dengan taksi. Sopirnya Mira lagi mengantar orangtuanya pergi, jadi Mira pulang pakai taksi.

Karna kebetulan aku bawa honda, ku ajak Mira untuk pulang bersamaku agar lebih aman.

Malam ini terlihat mendung, Sepertinya akan turun hujan. Aku mengendarai honda dengan kecepatan sedang agar selamat sampai tujuan, tetapi sebelum kami sampai di rumahnya Mira kami sudah di guyur hujan dijalan. Bagaimana lagi kami segera mencari tempat berteduh.

Akhirnya kami menemukan halte yang sepi, lalu kami berteduh disitu. Saat kami menunggu hujan reda tiba tiba petir mengeluarkan bunyi yang sangat kuat, dengan spontan Mira memeluk erat tubuhku. Ini kali pertama aku dipeluk oleh seorang perempuan. Rasanya sungguh mendebarkan.

“Mira, kamu gak papa?” tanyaku pada Mira yang sedang memeluk erat tubuhku. “Enggak papa kak, maaf ya aku tadi spontan meluk kakak soalnya aku takut sama petir.” Ucap Mira yang melepaskan pelukannya dariku.

“ohh, gak papa kok.” Ucapku kembali.

“Ehh kakak, hujannya dah reda nih. Pulang yuk, ini dah malam besok kita kan OSN.” Ucap Mira yang beranjak dari tempat duduknya.

“Iya sebaiknya kita cepat pulang, gak baik malam malam keluyuran” segera aku menuju hondaku dan menaikinya.

Akhirnya Aku sudah mengantarkan Mira pulang ke rumahnya dengan selamat dan aku pun bergegas untuk kembali pulang ke rumahku.

• 9 juli 2011

Pagi ini aku bangun lebih awal untuk mempersiapkan diri menghadapi OSN. Setelah mandi dan mengenakan baju, kubuka kembali beberapa buku untuk mengulang materi agar di OSN nanti dapat meraih kemenangan.

Setelah membaca buku, aku bersiap siap mengenakan seragam sekolah dan sarapan pagi lalu pergi ke sekolah.

Dari sekolah, kami peserta OSN diantar pak Burhan menuju tempat OSN akan diberlangsungkan. Kami mendapat nomor urut B3 di perlombaan nanti.

Akhirnya nomor urut kami dipanggil untuk berlomba. Lawan kami adalah dari SMP GERAKAN JAYA dan SMP BRAHMUDA ABADI.

Perlombaan pun berlangsung, skor kami kalah 1 angka dengan SMP BRAHMUDA ABADI. Dan akhirnya kami berhasil karena dapat mengejar ketertinggalan itu.

Untuk sementara ini SMP kami menang dari SMP GERAKAN JAYA dan SMP BRAHMUDA ABADI. Masih ada babak lagi untuk melawan para pemenang yaitu babak final.

Babak final pun dimulai, lawan SMP kami adalah SMP GLOBAL HARAPAN dan SMP BAKTI MULYA.

Babak final memang mendebarkan apalagi SMP yang menjadi lawan kami adalah SMP ternama karena keberhasilannya disetiap OLIMPIADE.

🍃

Babak final dimulai, skor kami seri dan ada 3 soal lagi yang menentukan sebuah kemenangan. Panas dingin menyelimutiku rasa cemas ini sungguh membuat diriku sesak, aku berharap semoga kami berhasil memenangkan OLIMPIADE ini karena aku tidak ingin mengecewakan hati para guru yang aku cintai.

Akhirnya 3 skor dapat diambil oleh SMP kami dan SMP kami menjadi pemenang juara 1 pada OSN saat itu.

Kegembiraanku meluap luap, spontan aku memeluk erat Mira karena kegembiraanku yang tak terkendali dan tak bisa diungkapkan lewat kata kata pada saat itu.

“Ekhemm” ternyata pada saat itu Habib berada di belakang kami. “eh habib” segera ku lepaskan pelukanku dari Mira. Ku lihat muka Mira sedang memerah karena pelukan tadi.

“kalau pacaran jangan disini, disini bukan tempat pacaran tapi tempat OSN. Kiiding nyo.” Ucap Habib yang merasa menjadi nyamuk diantara kami

“yaelah bib kirain gua lu marah. Ternyata enggak, sorry lah ya aku gak tau kalau mu tadi di belakang kami.” Ucapku meminta maaf. “Iya iya aku maafin deh” balas Habib.

Tiba tiba pak Burhan datang menyampari kami. “ayo anak anak, kemenangan ini harus kita rayakan.” Kata pak Burhan yang sedang gembira.

“Iya ni pak?” ucap Mira memastikan. “Iya Mira, kita akan merayakannya. Bapak sangat berterima kasih atas kerja keras kalian yang telah mengharumkan nama sekolah kita.” Ucap pak Burhan sambil merangkul kami bertiga.

“ yey.. makasih pak” ucap kami serentak.

🍃

“Eh eh Randy, lu tau gak kalau tanggal 4 november nanti itu adalah ulang tahunnya Mira?” ucap Dasma yang memecah keheninganku saat sibut chatan dengan Mira.

" Eh iya ulang tahunnya Mira kan tanggal 4” ingat ku. “aku saranin lu buat aja kejutan untuk dia.” Ucap Dasma menyarankan. “Aku juga mikirin itu Das, aku mau buat kejutan bhat dia.” Ucapku sambil senyam senyum sendiri.

“Yah gua kirain sahabat gua satu ni gak ngerti yang namanya kejutan hahaha, habisnya lu sibuk dengan buku terus.” Ucap Dasma yang membuat tawa diantara kami.

“Aku gak gitu amatlah Das, aku bakal ngelakuin apa pun demi dia yang aku sayangi” ucapku sambil menatap wajah Mira yang berada di handphone ku dengan sebuah senyuman.

Kembali ku termenung memikirkan Mira, kejutan apa yang bagus buat dia. Aku gak mau mengecewakannya, ku mau dia bahagia selalu. Memang aku tidak tahu apa arti makna sesungguhnya tentang cinta, tapi bagiku sekali aku mencintai seseorang akan ku pertahankan terus dia sampai waktunya tiba. Itulah keinginanku.

Hari ini aku bareng teman teman yang lain memanfaatkan hari minggu ini untuk menyusun rencana kejutan buat Mira. Semoga kejutan ini berkesan baginya.

Selesai berdiskusi kami pun pulang ke rumah masing masing. Aku sempat berfikir sejenak dikasur ku tentang rencana kami tadi, menurutku rencana itu cukup ekstrim. Tapi tidak masalah, apa pun akan ku lakukan untuk Mira karena ku sangat mencintainya.

Bekannya seorang lelaki sejati itu mampu berkorban untuk wanita yang ia sayangi, maka dari itu aku pun akan berkorban untuk wanita yang aku sayangi.

• 31 oktober 2011

“Kak, kak, kak...kan Randy!!” teriak Mira. “Ehh iya Mir?” tanyaku. “kakak kenapa sih kok cuek aja, ada masalah ya?” ucap Mira penasaran.

“Enggak kok Mir, kakak gak ada masalah. Kakak Cuma kepikiran sama mimpi kakak semalam, itu seperti nyata.” Ucapku yang duduk termangu disamping Mira.

“Emang kakak mimpi apaan?” tanya Mira. “kakak mimpi kecelakaan parah Mir, dan itu kayak nyata.” Jawabku pada Mira.

“Lah ngapain mimpi dipikirin kak, gak usah percaya itu gak bakalan terjadi kok.” Ucap Mira menenangkan ku.

“iya makasih ya Mir”

“sama sama kak”

Bel masuk pun berbunyi...

“Mir udah bel nih, masuk kelas yok” ajakku. “ayo kak” sahut Mira.

“kakak antarin ya”

“iya kak”

• 1 November 2011

Duk...

Seseorang memelukku dari belakang tiba tiba. “Ayo siapa ini... meluk meluk, Mira ya?” tebakku. “Hehehe iya bener, cie dah tau.” Ucap Mira sambil melepas pelukannya.

“ya tau dong, aku kan peramal” ucapku sambil mengahadap Mira ke belakang. “Idihh peramal, kayaknya pacarku satu ini butuh obat tambahan lah hahahaha” gombal Mira padaku.

“ihh aku emang peramal loh. Aku tebak mimpiku yang semalam jadi kenyataan. Lihat aja nanti.” Ucapku tak sadar yang membuat gelak tawa Mira seketika menjadi hening tak bersuara.

“kak”

“ya”

“kok sempat sempat nya kakak ngomong gitu sih, ajal itu ada yang ngatur kakak jangan ngomong gitu napa” ucap Mira cemberut. “ih, udah deh gak usah dianggap serius, tadi itu aku hanya salah ngomong kok. Udah jangan cemberut gitu dong. Nanti manisnya hilang gimana” gombal ku

“Biarin” ucap Mira.

“ih kok biarin, yaudah deh yok ke kantin” ucapku sambil merangkul Mira.

Duh hari ini kok aku bisa asal asalan kalo ngomong. Gak enak kan sama Miranya, nanti jadi beban pikirannya. Hari ini pun kok aku gak fokus belajar sama sekali. Apa karena omonganku tadi? Ah aku ini kenapa sih.

“Randy, Randy, Randy...” teriak Dasma. “Eh,ada apa Dasma?” ucapku kaget. “lu kenapa sih hari ini kok gak fokus, ada masalah ya?” tanya Dasma.

“Enggak kok, aku Cuma kepikiran sesuatu hal aja”

“oh, bisa aku bantu?” tawar Dasma.

“Eh, gak usah gak papa kok. Makasih” tolakku pada Dasma. “yaudah deh, kalau lo ada masalah gua siap kok bantuin lo” tawar Dasma kembali.

“iya, makasih ya atas tawarannya” ucapku sambil kembali fokus pada guru yang sedang menerangkan materi. “sama sama” ucap Dasma yang juga kembali fokus ke guru yang ada di depan kelas.

• 2 November 2011

Aku tidak pernah menginginkan Mira pergi dari ku, aku sangat menyayanginya. Hari ini aku akan berencana pergi jalan jalan bersama Mira sehabis pulang sekolah. Sudah lama kami gak pernah jalan jalan lagi. Hari ini pun cukup cerah untuk pergi jalan jalan.

“Mira, setelah pulang sekolah nanti ada acara gak?” tanya ku. “kayaknya enggak ada deh, emang kenapa kak?” ucap Mira bingung. “kakak mau ajak Mira jalan jalan, Mira mau gak?” ajakku. “boleh kak, emangnya gak papa kak?”

“ ya gak papa lah kan kakak pengenya ngajak Mira” hcapku sambil merangkul Mira. “ooo yaudah deh, nanti siang kan kak?” tanya Mira.

“iya, nanti kakak jemput Mira. “siyap kakak” ucap Mira dengen ekspresi polos. “yaudah ayo ke kantin” ajakku. “ayo kak” jawab Mira.

🍃

Sepulang sekolah...

Tin tin... suara hondaku yang mengklakson rumah Mira, supaya Mira keluar dari rumahnya.

Akhirnya tak lama kemudian Mira pun keluar dari rumah nya. “ lama nunggu ya Mira?” tanyaku. “enggak kok kak, waktunya pas” jawab Mira. “ooo yaudah, ayo berangkat” ucapku. “ayo kak” sambung Mira.

Kami berangkat setelah Mira menaiki hondaku, lalu kami berhenti di sebuah mall. Akhirnya kami memasuki mall tersebut dan pergi ke area permainan. Disana Mira sudah melihat target permainan yang akan dia mainkan, lalu dia memilih rollercoaster.

Dia mengajak ku untuk menaiki permainan itu, mau gak mau aku harus turutin permintaan dia. Akhirnya kami jadi menaiki permainan itu. Roller ini sangat kencang sehigga membuat Mira menggigil ketakutan. Mira mencekam erat tanganku, aku merasakan kalau dia sangat takut hahaha

Ku tatap wajah nya yang sedang ketakutan, entah mengpa aku merasa bahwa ini adalah tatapan terakhirku, rasanya aneh aja gitu.ah sudah lah lupakan yang penting hari ini Mira bahagia.

Setelah puas main kami pun pulang, aku mengantarkan Mira pulang dulu dan setelah itu aku pulang ke rumahku.

• 3 November 2011

Hari ini aku dan teman teman semuanya menyiapkan kejutan ullang tahun buat Mira. Kami berhasil tidak membuat Mira curiga. Entah mengapa hari ini aku merasa ingin selalu di dekat Mira, rasanya tidak ingin lepas.

“Mira, mira tau gak apa bedanya Mira sama bulan?” tanyaku. “enggak, emangnya apa kak?” tanya Mira bingung. “kalau bulan itu penerang di malam hari, kalau kamu penerang dihatiku, hahaha” gombal ku.

“hahaha, kakak gombal” ucap Mira.

“ kak, kakak kok beda dari yang dulu” tanya Mira. “beda dimananya Mira, emang kenapa?” ucapku bingung. “ya beda aja, akhir akhir ini kakak lebih perhatian sama aku, seakan akan kakak bakal pergi jauh.

“owh gak ada sih, kakak pengen aja lebih ngebahagiain Mira.” Jawabku. “hmm gitu ya kak?” ucap Mira mengerti. “iya Mira

Ehh kayaknya bel dh bunyi lah, yok kita masuk kelas.” Ajakku. “ayo kak” sambung Mira.

• 4 november 2011

Hari ini adalah hari ulang tahunnya Mira, aku dan teman teman sudah menyiapkan kejutan buat Mira.

“ehh Mira lu tau gak kalau Randy hari ini mau berantam sama Dasma, katanya mereka mau berantam di lapangan dekat gym jawara loh.” Ucap Clara memberi tahu informasi pada Mira.

“ha!! Iya? Seriuslah clara” teriak Mira kaget. “iya loh ngapain aku bohong” ucap Clara meyakinkan. “ kalau gak percaya ayok kita kejar orang itu, mereka baru berangkat” saran Clara. “yaudah ayo kejar, aku gak percaya mereka kok bisa gini padahal mereka itu sahabat baik.” Ucap Mira.

Diperjalanan...

“Clara, itu kak Randy. Ayo kita buntutuin” pinta Mira. “ iya Mira” ucap Clara. Diperjalan kami melihat Randy mengendarai honda dengan ngebut. Dan hal yang tidakdi inginkan pun terjadi. Randy kecelakaan parah di depan mata Mira.

Seketika Mira lansung syok, dan meminta Clara agar memberhentikan kendaraannya. Mira turun dari honda lalu lari terpingkal pingkal sambil menangis menuju tempat kejadian kecelakan Randy.

Mira syok luar biasa, dia gak tau harus apa. Akhirnya dia memberanikan diri untuk membalikkan badan ku. Dan ternyata itu bukankah Randy, itu adalah boneka manequien.

Kesel iya, Mira sangat kesal. Karena dia dia tipu ternyata Randy tidak kecelakaan. Saat Mira membalikkan tubuh ku, aku langsung berdiri di belakangnya lalu mengucapkan selamat ulang tahun sambil membawakan kue. Temab teman yang lain juga ikut menyanyikan lagu happy birthday. Mira terkejut dia tidak menyangka akan diberi kejutan seperti ini. Sedangkan dia saja lupa ulang tahunnya. Mira marah padaku karena aku membuatnya khawatir setengah mati.

Dia memelukku sambil menangis lalu memukulku. Aku tertawa melihat tingkah nya. Aku meminta dirinya untuk tidak menangis lagi, aku menyuruhnya untuk meniup kue ulang tahunnya.

Saat meniup kue aku langsung berlari ke seberang jalan untuk mengambil pisau dari Dasma. Tetapi nasibku tidak beruntung

“bruk” aku kecelakaan tepat di mata orang yang aku sayangi.

Kali ini aku kecelakaan asli, ternyata mimpiku itu nyata. Mira sangat terpukul atas kehilanganku. Dia syok dan tidak menyangka aku akan pergi secepat ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dahsyat

24 Oct
Balas

Sukses slalu dan barakallah

24 Oct
Balas

Hehehe makasih buk

24 Oct
Balas



search

New Post