A.Faizin

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cintaku Terukir di Jam Gadang Bagian #1

Cintaku Terukir di Jam Gadang Bagian #1

Cintaku Terukir di Jam Gadang

Kota kebanggaan Sumatera Barat yang penuh sejarah dengan sejuta pesona. Menyisakan kenangan yang tak terlupa.

Bukittinggi ... .

Ketika mendengar nama ini, terbetik satu kata dalam otak bawah sadar saya, sebuah benda bulat dengan dengan tiga buah galah dan dua belas notasi. Terpajang ditengah pusat kota dan menjadi tontonan khalayak.

Keinginan kuat untuk membuktikannya, memaksa diri untuk meluangkan waktu dan kesempatan. Otak kecilku bertanya “What is going on over there” , sambil tetap membayangkan Jam Gadang, aku mulai berkemas dan mempersiapkan bekal sepanjang perjalanan.

Aku ambil kertas lusuh dalam rak buku usangku. Aku tuliskan sesuatu sambil bergumam;

“ SIM, sudah”

“ STNK, sudah”

“ Helm, sudah”

“ Periksa motor butut Honda Supra X 125 sudah “,

“ E eee ..., apalagi ya ...” aku berpikir keras.

“ Ahaaay, Jas Hujan ”. Maklum musim hujan disini biasanya berlangsung lama.

Aku tutup notes book ku, dan mulai menghidupkan motor bututku. Ku baca basmalah dan doa dalam perjalanan.

“ Bismillahi majreha ma mursaha”. Dan wus ..., motorku bergerak lincah melintasi Jalinsum . Rasa penasaran yang membuncah membuat perjalanan enam setengah jam tidak terasa. Maklum anak muda, jomblo lagi.

Bagi kaum jomblo, kadang keselamatan diri tidak begitu dihiraukan. Penting happy, sampai tujuan dengan selamat.

Ketika sampai di Kota kelahiran Proklamatir ini, saya terpaku dengan sebuah bangunan berwarna putih mirip menara. Kata orang yang tanya, itulah Jam gadang.

Opini yang terbentuk minggu lalu ambyar tak berbentuk. Kutatap Jam Gadang yang masih gagah perkasa berdiri tepat didepanku. Kata orang dibangun pada tempoe doeloe itu, masih berdiri megah nampak terawat dengan baik. Satu destinasi pariwisata Kota Bukittinggi penyumbang APBD kota.

Dan ..., rasa penasaranku pun perlahan menghilang dengan menatapnya. Aku berputar beberapa kali mengelilingi bangunan tua seolah seperti seorang archeolok kehilangan kuas. Hatiku berbisik,

“ Saksi sejarah memang selalu menjadi pusat perhatian”.

Konsentrasiku akan keindahan Jam Gadang mendadak buyar, ketika sudut mataku menatap dikejauhan, seorang gadis remaja berdiri menekur, wajahnya sendu. Tampak garis-garis wajah duka yang coba ia sembunyikan dibalik senyumannya.

Perlahan tapi pasti, aku hampiri dia. Kusapa dengan salam khas sesuai dengan penampilan muslimahnya.

Assalamu’alaikum ”, kuucapkan salamku kepadanya.

Ragu campur rasa takut, namun pasti ia menjawab lirih.

Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”. Ia menjawab salamku dengan sempurna. Aku terperanjat dengan kefasihan lisannya dalam menjawab lisanku. Aku terkenang masa lalu ketika masih “Mondok”. Kiai ku pernah menyampaikan keterangan sebuah hadits Rasulullah tentang bab salam. Rupanya sigadis belia ini juga mempelajarinya, mungkin lebih sempurna dari yang ku kuasai.

“ Maaf, ... boleh saya duduk disini”. Tanyaku ragu.

“ Silahkan !” Jawabnya singkat bercampur ragu, sambil menatap sekujur tubuhku. Mungkin dia ragu dengan penampilanku yang seadanya. Bahkan mungkin kumal. Tapi aku yakin bahwa penampilan fisik tidak selalu menggambarkan kondisi kepribadiannya.

Cesss, hatiku berbunga ketika permintaanku diterima dengan ikhlas. Rasa ragu dan takut mencekam dalam hati. Maklum baru sekali ini duduk berduaan. Kukuatkan hatiku untuk memulia pembicaraan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dapat part 1

05 Feb
Balas

sip. mohon bimbingannya

06 Feb

Wow, sesuatu banget Pak. Ditunggu lanjutannya. Sukses selalu dan barakallahu fiik

03 Feb
Balas

Yes....awal kisah...emmmm mulai mencoba ingin tau kelanjutannya...

03 Feb
Balas

makasih bu ...

03 Feb
Balas

Mantap pak tulisan nya

11 Feb
Balas

terima kasih bu, jangan lupa sarannya

11 Feb

Setiap harinya kita membaca, setiap waktu kita memikir, setiap waktu kita menulis, jadilah kita membaca dan memikirkan apa yang akan kita tulis, agar kita tidak cepat jadi orang pikun. Selamat untuk kita semua penulis.

12 Feb
Balas

mabruuk

12 Feb



search

New Post