A.Faizin

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cintaku Terukir di Jam Gadang Bagian#6

Aku bangkit dari duduk dan dengan langkah pasti masuk ruang UGD. Semua asumsi orang tidak aku hiraukan. Toh, baik atau buruk sikap kita, bagi orang lain menjadi sumber ghibah.

Aroma karbol antiseptik tajam menusuk hidung ketika aku abergegas masuk ke UGD. Ruangan panjang dengan sekat kain warna biru langit membentang sepanjang ruangan.

Gadis belia terbaring tenang. Napasnya turun naik, secara teratur.

“ Normal”. Bisikku lirih, sambil menarik tempat duduk plastik, yang juga warna biru langit ke sebelah kanan pembaringan. Elektrokardiogram (EKG), alat pendeteksi jantung berjalan normal, infused water menetes teratur. Pertanda kehidupan masih berlangsung.

Satu persatu detail ruangan aku perhatikan dengan seksama, tak satupun yang luput dari padanganku. Lima belas menit berlalu sia-sia menunggu pasien yang kata perawat adalah isteriku. Padahal, jangan kan menjadi isteri nama dan identitas pribadi lainnya pun aku tak tahu.

Dalam heran ku bertanya pada diriku sendiri. Apa yang ku cari, apa untungnya bagiku.

Bertanggungjawab ... !

Dari siapa ... ?

Untuk siapa ... ?

Pada siapa ... ?

Dalam perang peran, tentang benar dan salah. Tentang untung dan rugi. Tentang aku dan kamu. Tentang hitam dan putih. Setan lari terbirit-birit. Sekelebat bayangan putih malaikat ruhaniyyah mampir dalam heningnya pikiran. Mengingatkanku pada hakikat kebermaknaan hidup.

Hidup bukan hanya tentang benar dan salah. Hidup bukan hanya tentang untung dan rugi. Hidup bukan pasar, yang didalamnya terdapat transaksi. Hidup adalah pengabdian. Ya, pengabdian. Pengabdian pada Tuhannya, karena essensi hidup adalah pengejawantahan tingkah laku manusia terhadap nilai kemanusiaan yang disandarkan pada Sang Pencipta. Sebagaimana kebermaknaan ibadah. Ibadah bukan hanya shalat, ibadah bukan hanya puasa, zakat atau bahkan haji.

Banyak peristiwa yang aku saksikan di depan kedua mataku. Orang yang rajin shalatnya, tapi tingkah lakunya seperti setan. Banyak orang yang yang rajin membayar zakat karena ingin digantikan yang lebih banyak. Sampai pada satu kesimpulan bahwa hidupku pun akan berlalu tanpa makna ketika masih menilai ibadah orang lain. Mungkin mereka belum sampai kadar keilmuannya.

“Bukankah anda orang yang datang dan membangunkanku dari tidurku”.

Lamunanku buyar ketika, terdengar suara lembut orang didepanku.

“ Bukankah anda imamku ketika shalat maghrib di mushalla itu ” katanya meneruskan.

“ Bukankah ... ”

“ Ssst, ...” kataku memotong pembicaraan.

“ Sudah, jangan banyak bicara dulu ” kataku lembut menjawab.

“ Semua kata-katamu benar ”. Kataku mulai menjelaskan.

“ Bagus, rupanya sudah siuman ”. Seorang perawat berbicara dibelakangku, tanpa kuketahui kedatangannya.

“ Bapak, keluarganya..., ” kata perawat kepadaku

“ Dokter sudah menunggu diruangannya, silahkan temui ” kata perawat tanpa menunggu jawabanku.

“ Bismillah ”kataku sambil beranjak menemui dokter, sambil melirik dengan ujung mataku pasien muda yang katanya isteriku sambil senyum tipis.

Gadis muda mengikuti kepergianku dengan pandangan matanya.

“ Tok, tok, tok ”

“ Assalamualikum”

Kuketuk pintu dan kuucapkan salam, didepan pintu ruangan yang bertuliskan dr. Rahmi Fatma.

“ Walaikum salam, silahkan masuk” kata dokter muda cantik mempersilahkan.

“ Silahkan duduk !” lanjutnya tegas.

“ Dengan bapak siapa ?” kata dokter membuka percakapan .

“ Abdurrahman Ahmad ” jawabku singkat.

“ Saya Rahmi, dokter Rahmi Fatma. Dokter yang menangani isteri anda” lanjutnya.

“ Begini ” lanjutnya tanpa menunggu jawabanku.

Aku pasrah, biarin saja. Niatku hanya beribadah sosial. Menolong sesama.

“ Isteri anda, Mutiara, mengalami NDE (Near Death Experience) atau mati suri, ” dokter mengambil nafas sebentar. Oooo, jadi namanya Mutiara ? tanyaku dalam hati.

“ Mati suri fenomena halusinasi yang disebabkan oleh beberapa faktor fisiologis dan psikologis. ” lanjut dokter.

“ Apa penyebabnya dok ? ” tanyaku penasaran.

“ Kemungkinan penyebab terjadinya mati suri adalah Rapid Eye Movement fase nyenyak, yaitu gejala pasien yang mengalami mimpi. Fase ini melibatkan kelumpuhan otot utama, sistem pernapasan yang berjalan lebih cepat, dan cepatnya gerakan mata”. Kata dokter mantap.

“ Beberapa ciri utama yang dirasakan mereka mengalami kondisi perasaan seperti dikelilingi cahaya, merasa terpisah dari diri sendiri dan tidak mampu menggerakkan anggota tubuh mesti merasa sadar ”, lanjutnya.

“ Efek signifikan pada orang yang mengalaminya meliputi perubahan psikologis, fidiologis, dan perkembangan spiritual ” sampai disini dokter menghentikan perkataannya sambil memeriksa catatan hasil diagnosa.

“ Saran saya, berikan motivasi lebih kepada isteri anda. Besok sudah boleh pulang” pungkas dokter.

“ Terima kasih dok, Assalamu’alaikum” kataku pamit sambil menjabat tangan dokter.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut...

07 Feb
Balas

Mantap pak bikin penasaran aja

08 Feb
Balas

Mantap pak bikin penasaran aja

08 Feb
Balas

tunggu besok, insya allah

07 Feb
Balas



search

New Post