Negeri Terserah
Negeri Terserah
Angin berhembus tenang’
Udara sejuk menyapa pagi
Mentari menghangat
Bak pelukan isteri
Tenteram, hening dan syahdu
Tetiba semua berubah tak sama
Pandemi datang himbau corona
Mendunia, termasuk enam dua
Semua berduka, pasang kuda-kuda
Curiga atau waspada tiada beda
Regulasi turun bagai air rawa
Menebar bau busuk media
Menerkam sahabat Hajar bu Teja
Memaksa hidung menutup muka
Bahkan diri tak bisa di percaya
Dahulu ...
Pelajar cabut tipu bu guru
Pegawai bias tipu sang waktu
Sibuk bekerja rindukan ibu
Paksakan diri hilangkan malu
Dahulu ...
Orang sibuk bentak mencaci
Belakan diri si buah hati
Penjarakan guru tanpa nurani
Salahkan sana benarkan diri
Dahulu ...
Jalanan macet sempit menyemut
Hantamkan amarah pajabat carut
Hati gundah pikiran semrawut
Hilangkan asa katupkan mulut
Kini ...
Rindukan asap dapur mewangi
Menebar selera gembirakan hati
Tanakkan kue senangkan hati
Tetesan liur bangunkan diri
Sekarang ...
Anak mengerang guru tersayang
Lepaskan bunda amarah datang
Jalanan lengang musibah datang
Btl datang masihkah kurang
Kemanakah hati nurani
Sebabkan abadi si pandemi
Tunjukkan dokter jalan surgawi
Nyawa melayang setiap hari
Puaskan diri hati mati
Kemanakan hati nurani
Pasar nagari di awasi
Jarakkan diri si buah hati
Telan virus sebabkan infeksi
Jauhkan rahmat dari ilahi
Kemanakah hati nurani
Anggap enteng regulasi
Lupakan jarak proteksi diri
Badan sehat percaya diri
Batuk datang suhu meninggi
Sadarlah kawan
Tahan dirimu didik ajarkan
Lihatlah buyung muka masamkan
Cepatkan kaki ringankan tangan
Patuhi selalu protokol kesehatan
Duhai sahabat
Hindarkan diri tangan menjabat
Jarakkan shaf ketika shalat
Tetapkan hati perbanyak taubat
Kelak illahi balas akhirat
Halo kawan
Anggap hari telah aman
Hilangkan tradisi jaga kebiasaan
Corona membidik tak peduli kawan
Itukah yang engkau harapkan
Aku tahu semua tahu
Hilang nyawa tersurat di buku
Tatap mata pertahan mau
Peduli amat rantai membelenggu
Langgar penghalang buat semaumu
Kini terserah apa maumu
Sakit senang beban untukmu
Kawan peduli anggap menipu
Isolasi datang terlambat waktu
Sesali nasib tangisi pilu
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar