A.Faizin

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Negeri Terserah

Negeri Terserah

Angin berhembus tenang’

Udara sejuk menyapa pagi

Mentari menghangat

Bak pelukan isteri

Tenteram, hening dan syahdu

Tetiba semua berubah tak sama

Pandemi datang himbau corona

Mendunia, termasuk enam dua

Semua berduka, pasang kuda-kuda

Curiga atau waspada tiada beda

Regulasi turun bagai air rawa

Menebar bau busuk media

Menerkam sahabat Hajar bu Teja

Memaksa hidung menutup muka

Bahkan diri tak bisa di percaya

Dahulu ...

Pelajar cabut tipu bu guru

Pegawai bias tipu sang waktu

Sibuk bekerja rindukan ibu

Paksakan diri hilangkan malu

Dahulu ...

Orang sibuk bentak mencaci

Belakan diri si buah hati

Penjarakan guru tanpa nurani

Salahkan sana benarkan diri

Dahulu ...

Jalanan macet sempit menyemut

Hantamkan amarah pajabat carut

Hati gundah pikiran semrawut

Hilangkan asa katupkan mulut

Kini ...

Rindukan asap dapur mewangi

Menebar selera gembirakan hati

Tanakkan kue senangkan hati

Tetesan liur bangunkan diri

Sekarang ...

Anak mengerang guru tersayang

Lepaskan bunda amarah datang

Jalanan lengang musibah datang

Btl datang masihkah kurang

Kemanakah hati nurani

Sebabkan abadi si pandemi

Tunjukkan dokter jalan surgawi

Nyawa melayang setiap hari

Puaskan diri hati mati

Kemanakan hati nurani

Pasar nagari di awasi

Jarakkan diri si buah hati

Telan virus sebabkan infeksi

Jauhkan rahmat dari ilahi

Kemanakah hati nurani

Anggap enteng regulasi

Lupakan jarak proteksi diri

Badan sehat percaya diri

Batuk datang suhu meninggi

Sadarlah kawan

Tahan dirimu didik ajarkan

Lihatlah buyung muka masamkan

Cepatkan kaki ringankan tangan

Patuhi selalu protokol kesehatan

Duhai sahabat

Hindarkan diri tangan menjabat

Jarakkan shaf ketika shalat

Tetapkan hati perbanyak taubat

Kelak illahi balas akhirat

Halo kawan

Anggap hari telah aman

Hilangkan tradisi jaga kebiasaan

Corona membidik tak peduli kawan

Itukah yang engkau harapkan

Aku tahu semua tahu

Hilang nyawa tersurat di buku

Tatap mata pertahan mau

Peduli amat rantai membelenggu

Langgar penghalang buat semaumu

Kini terserah apa maumu

Sakit senang beban untukmu

Kawan peduli anggap menipu

Isolasi datang terlambat waktu

Sesali nasib tangisi pilu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post