Afrial

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MAHASISWA JEPANG TIDAK GAUL?

Mahasiswa Jepang tidak Gaul?

Kedatangan mahasiswa Jepang ke SMK Unggul Negeri 2 Banyuasin III meninggalkan beberapa kesan yang mungkin tidak semua kita mengetahuinya.

Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini, jarak bukan lagi jadi masalah sehingga siapapun dan dari manapun dapat selalu berkomunikasi hanya dengan memanfaatkan jaringan sosial yang ada.

Kalau ditanya orang Indonesia, siapa yang punya facebook, whatsapp, line dan jaringan sosial lainnya, mungkin lebih dari delapan puluh persen akan menjawab "punya".

Katanya "tidak gaul kalau tidak punya sosial media"

Begitupun yang terjadi ketika kunjungan mahasiswa Jepang ke SMK Unggul Negeri 2 Banyuasin III, untuk tetap menjalin komunikasi dengan mereka baik guru maupun siswa berlomba menanyakan akun facebook, whatsapp, line dan lain lain.

Tapi apa yang terjadi?

Sang penanya jadi kecewa dan berucap "ternyata orang jepang tidak gaul, hari gene tudak punya facebook, whatsapp, eee kok malah punya line"

Sementara jaringan "line" kurang mendapat hati di masyarakat Indonesia.

Saya pun penasaran, masak anak muda tidak punya facebook, instagram dan whatsapp?

Pada satu kesempatan, saya coba telusuri, ternyata memang benar, dari sepuluh orang yang saya tanya, hanya dua orang yang facebook, satu orang punya instagram dan tidak ada yang punya whatsapp, tapi semua punya "line", sesuatu yang kurang dikenal di Indonesia.

Penasaran dengan kondisi ini, sayapun bertanya, kenapa demikian?

Jawabannya sungguh diluar dugaan, ternyata mereka bukannya tidak gaul seperti yang siswa saya sampaikan, tapi tidak mau punya dengan beberapa alasan.

Bagi mereka facebook tidak memberikan manfaat nyata, lebih baik membaca tulisan tulisan di web daripada membaca wall wall di facebook yang kadang tidak isi selain keluhan keluhan, pamer pamer, dan banyaklah kepura puraan daripada kebenaran.

Daripada menulis di wall facebook, lebih baik menulis di wall maka nilai ilmiahnya bisa dipertanggungjawabkan.

Lalu whatsapp

Kenapa mereka tidak punya whatsapp,

Jawabnya singkat, kami sudah punya.

Kamu punya apa?

Katanya "kami punya line, sedangkan whatssapp kepunyaan amerika"

Saya tidak tahu benar atau salah, tetapi ternyata "dari muda, mereka sudah ditanamkan untuk mencintai produk sendiri, bangga dengan buatan bangsa sendiri, dan ini juga berimbas kepada produk produk lain. Mereka tidak akan produk import selagi masih ada produk lokal

Kemudian saya juga bingung, dari rombongan tersebut hanya dua orang yang punya bahasa inggris lumayan, sisanya saya ngobrol pakai translator dan saya tanya kenapa? Jawabnya kami dak peduli dengan bahasa Inggris karena semua yang ada di jepang sudahnberbahasa Jepang, dan kalau dibutuhkan bahasa inggris nanti akan diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

Benar juga kali ya.... Padahal mdreka belajar Inggris sama dengan kita, sejak sd tapi tetap tidak bisa berhasa Inggris.

Saya juga pernah berpikir begini, dulu ketika salah satu syarat mengikuti pelatihan tingkat Asean dan internasional adalahTOEFL Bahasa inggris. Sementara kegiatannya ada di Indonesia. Iseng saya bicara xsngan ketua panitianya, lain kali kalau kegiatannya si Indonesia maka syarat bhasanya adalah nilai Toefl Bahasa Indonesia saja.

#edisirenungan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, ya. Mental inlander kita bukannya berkurang, tapi malah semakin menguat.

11 Sep
Balas



search

New Post