"Dek, masih ada cabe giling gorengnya?," tanyaku pada seorang anak gadis.

"Wah... Cabe nya habis, Bu," balasnya.

"Mamanya mana?, " tanyaku lagi.

"Mama pulang, Bu. Mama menjemput barangnya yang tertinggal dirumah," ucapnya.

"Oh, ya sudah. Ndak apa-apa, " ucapku lagi.

Segera ku hidupkan motorku. Tapi, pas mau men-starter motor, si gadis bertanya.

"Ibu mau cabenya digilingkan?. Jika iya, biar Dila saja yang menggilingnya, Bu," ucap si gadis.

"Dila, namamu. Kamu bisa menggiling cabe?," tanyaku.

"Bisa, Bu. Berapa banyak?, " ucapnya lagi.

"Cukup 1/2 kg saja," tandasku.

"Tunggu sebentar ya, Bu," Dila berkata.

Dengan cekatan Dila memetik tangkai cabe, mengupas kulit bawang dan menggilingnya. Ternyata tak makan waktu lama, Kira-kira hanya beberapa menit, Dila selesai melakukannya.

"Ini, Bu cabenya, Dila menyodorkan cabe yang selesai digiling nya tadi.

"Wah... Terima kasih banyak. Ternyata kamu pintar menggiling cabe," puji ku padanya.

"Sudah dari SD, Dila di ajarkan untuk bisa melakukannya, Bu. Ternyata, keterampilan ini berguna untuk membantu mama menghasilkan uang," ucapnya lagi.

"Kamu sungguh-sungguh anak yang berbakti. Jarang sekali anak gadis sepertimu bisa melakukan hal ini. Baiklah, terima kasih ya," ucapku.

"Iya.Sama-sama, Bu," balasnya sambil tersenyum manis.

Dalam perjalanan pulang mengendarai motor ku, aku berfikir. Ternyata, anak gadis itu, Dila. Tidak hanya cantik dan terampil, tapi tata bahasanya juga cantik. Mmm... Sungguh pintar orang tua yang mendidiknya, ucapku dihati.

#Pasar Pagi, 31 Oktober 2020