Banyak sekali kita lihat orang miskin berlagak kaya. Hanya ingin menyandang strata yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan status sosial, mereka berupaya dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan yang diinginkannya. Dalam bahasa asing ini disebut "Sosial Climber"

Gaya hidup glamor bak orang berduit, tapi nyatanya hidup pinjam sana-sini. Bahkan sampai-sampai dikejar-kejar penagih hutang dan Depkolektor.

Orang-orang yang bergaya hidup seperti itu merasa bahwa, jika mereka tidak bergaya dan berpenampilan dengan mewah dan glamor, mereka akan merasa minder dan tidak percaya diri.

Adapun salah satu ciri orang yang mengindap penyakit jiwa "Social Climber", yaitu; mereka paling suka memamerkan segala sesuatu yang mereka beli. Apakah itu jam, sepatu, tas dan sebagainya.

Tapi, jika kita runut dengan seksama, memang penampilan menunjang segalanya. Contoh; ada seorang ibu bergaya mewah dengan yang biasa saja. Mereka sama-sama membeli perhiasan, yang paling dahulu dilayani pasti ibu yang bergaya mewah. Si penjual beranggapan, ibu yang bergaya mewah tersebut mempunyai banyak uang.

Mmm... Bagai mana coba??? Kata-kata bijak mengatakan, " Janganlah memandang orang dari luarnya saja".

Namun dalam kehidupan yang ril, memang tidak bisa dielakkan. Orang akan lebih open dan legowo dengan orang yang berpenampilan mewah dibanding yang biasa-biasa saja.

Sebab itulah banyak sekali orang-orang berpenyakit "Social Climber" ini kita temui sekarang, karena mereka sangat diterima dalam masyarakat.

Padang, 17 November 2020

Foto by Google