Tiga belas tahun menjadi seorang guru tentu banyak sekali memberi pengalaman dan cerita dalam hidup saya, mengajar di salah satu sekolah yang berada di pinggir kota Padang membutuhkan waktu dan jarak tempuh yang lumayan jauh dari rumah saya menuju sekolah itu, selama sembilan tahun mengabdi di sana banyak suka duka yang telah saya lalui hingga saya memutuskan untuk pindah dari sekolah itu. Sebenarnya berat hati saya untuk meninggalkan sekolah ini, tapi dikarenakan suasana di sekolah ini sudah membuat saya tidak nyaman.

Awal ketidaknyaman ini terjadi saat saya dipilih oleh kepala sekolah baru untuk menjadi bendahara BOS, saya menolak dengan jabatan yang diberikan kepada saya karena saya merasa belum pantas untuk menerim jabatan ini, karena masih banyak yang lebih senior dibandingkan saya, tetapi penolakan itu tidak diterima oleh kepala sekolah saya, beliau tetap memberikan saya jabatan itu hingga saya tidak bisa lagi untuk menolaknya. Selama lima tahun menjadi bendahara BOS saya selalu berusaha bekerja profesional, hingga kejadian itu terjadi ada salah satu teman sekolah saya yang tidak menyukai saya untuk menjadi bendahara BOS, dia berusaha menghasut teman-teman yang lain untuk mencurigai saya dan membuat beberapa teman saya tidak menyukai saya, tetapi bagi saya itu tidak ada pengaruh apapun dalam kinerja saya, saya selalu bekerja profesional dan bertanggung jawab atas jabatan yang diberikan, sehingga kepala sekolah saya merasa cukup puas dengan pekerjaan saya.

Pada hari itu di sekolah saya ada kegiatan di luar jam dinas kami, kami diminta untuk datang ke sekolah, siang harinya saya bertanya kepada kepala sekolah apa kita membeli nasi untuk makan siang? Kepala sekolah saya mengatakan tidak usah dan saya pun tidak jadi membelikan nasi siang itu, tidak lama kemudian ada salah satu teman saya yang tidak meyukai saya datang dengan marah-marah, berkata kasar dan kotor kepada saya, hanya untuk meminta dibelikan nasi hingga membuat saya terkejut kenapa dia datang tiba-tiba dengan marah tanpa bertanya baik-baik. Saya masih berbicara baik dan bertanya kenapa harus marah, kalau memang mau dibelikan nasi apa tidak bisa dengan bahasa yang baik. Dia tetap marah-marah dan saya pergi meninggalkan dia begitu saja dengan mengeluarkan air mata. Walaupun akhirnya saya pun membelikan nasi untuk teman-teman saya.

Suasana tidak nyaman itu berlangsung setiap hari dan adanya dua kelompok di sekolah itu, satu kelompok yang tidak menyukai saya dan satu kelompok lagi teman-teman yang masih mempercayai saya, melihat suasana seperti itu saya menemui kepala sekolah dan berbicara kepada beliau kalau saya ingin mengundurkan diri menjadi bendahara BOS, tapi kepala sekolah saya masih menolaknya dan beliau mengatakan belum ada yang bisa saya percaya untuk menjadi bendahara dan akhirnya saya masih menerima jabatan itu, keadaan semakin tidaknyaman hingga saya memutuskan untuk pindah dari sekolah itu, dan sebelum saya pindah saya memberanikan diri lagi menemui kepala sekolah untuk mengundurkan diri menjadi bendahara BOS, dan masih dengan jawaban yang sama kepala sekolah saya masih menolaknya, lalu saya berkata kepada beliau kalau bapak mau sekolah ini aman gantilah bendahara BOS jangan saya lagi, berikan kepercayaan kepada yang lain untuk menjadi bendahara BOS selagi saya masih disini saya bisa berbagi ilmu bagaimana menyusun laporan BOS dan penuh pertimbangan akhirnya kepala sekolah saya mengabulkan permintaan saya dan mengganti bendahara BOS. Sembilan bulan saya berhenti menjadi bendahara BOS akhirnya SK pindah saya keluar dan membuat kepala sekolah dan teman-teman saya yang lain terkejut dengan kepindahan saya.