Part_1

Work From Home (WFH) dan Belajar di rumah bagi siswa, merupakan dua kalimat yang belakangan ini menjadi primadona selama masa Pandemi Virus Corona ‘Covid-19’, sekaligus menjadi salah satu langkah kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sesuai kewenangan dan otonomi daerahnya masing-masing. Pembelajaran jarak jauh atau lebih dikenal dengan pembelajaran daring/online menjadi salah satu solusi yang digadang efektif untuk memberikan pelayanan pendidikan selama masa WFH bagi sekolah dan memaksimalkan kegiatan belajar di rumah bagi siswa.

Akan tetapi tidak semua sekolah di Indonesia mampu menerapkan pembelajaran daring dengan berbagai macam kendala yang dihadapi. Tentu saja hal ini membuat sekolah tersebut pusing tujuh keliling untuk mencari inovasi dalam memberikan pelayanan pendidikan secara luring/offline di tengah wabah pendemi yang kian merajalela.

Tak dapat dipungkiri sekolah kami awalnya juga kelabakan untuk berinovasi memberikan pelayanan pendidikan yang optimal di tengah wabah pandemi, apalagi sistem pembelajaran daring/online sama sekali tidak dapat diterapkan di sekolah kami. Secara geografis lokasi sekolah kami berada di sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh lautan (masyarakat setempat menyebutnya gili), tepatnya di SDN 5 Pemongkong, Gili Belek, Desa Paremas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB. Jumlah siswa di sekolah kami tergolong sedikit, mereka berasal dari dua gili yang berdekatan, yaitu Gili Belek dan Gili Re. Jaringan internet tersedia di kedua gili ini, akan tetapi hampir 75% orang tua/wali siswa tidak memiliki perlengkapan penunjang kegiatan pembelajaran secara daring/online yang bisa dimanfaatkan oleh buah hatinya. Misalnya di kelas yang saya ampu, hanya terdiri dari 6 siswa, dengan rincian 4 siswa dari Gili Belek, dan 2 siswa dari Gili Re, dari jumlah tersebut hanya 1 siswa yang orang tuanya memiliki Smartphone.

Pemerintah daerah melalui Dinas Dikbud tidak memaksakan setiap sekolah dibawah naungannya untuk melaksanakan pembelajaran secara daring/online, namun melalui Surat Edaran Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur menginstruksikan setiap sekolah untuk berinovasi merancang program kerja sesuai kondisi sekolah masing-masing dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan di masa pandemi Covid-19.

Salah satu alternatif pelayanan pendidikan yang kami berikan adalah dengan door to door keliling gili mendatangi rumah masing-masing siswa. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah dengan memperhatikan peraturan dan petunjuk dari Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI serta surat edaran dari Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur tentang Pelayanan Pendidikan dalam masa wabah pandemi virus Covid-19, dengan tetap mengacu kepada Permenkes dan Peraturan dari Bupati Lombok Timur tentang Social Distancing dan Physical Distancing.

Pulau Seribu Masjid, 14 April 2020