Part_2

“Pak Guru, Pak Guru?” suara perempuan terdengar familiar manggilku dari depan mess, aku bergegas keluar menemui wanita setengah baya itu, “Itu motornya su di siapkan Bapak di depan rumah”, ucapnya setelah melihatku keluar dari mess.

Hari Sebelumnya, aku memang sudah membuat janji untuk meminjam motor milik Pak Kades (Kepala Desa). Mama dan Papa Kades begitu aku memanggilnya, mereka ibarat orang tua bagiku di tempat perantauan ini. Kebaikannya sangat jelas terlihat tanpa harus diuji. misalnya saja pada kejadian ini, padahal aku yang meminjam motornya, tetapi justru mama kades yang mendatangiku, bahkan papa kades sudah mempersiapkan kendaraan yang hendak aku pinjam.

Aku dan si Anak piara mulai bergegas menuju Puskesmas di Letwurung (Ibu Kota Kecamatan Babar Timur) yang berjarak 10 km dari Desa Nakarhamto. Dengan meminjam motor milik Papa Kades, kami pun meluncur melalui jalan-jalan offroad dan berbatu. Setelah satu jam beberapa menit diperjalanan, tibalah kami di depan Puskesmas, namun tidak nampak adanya petugas di sana, bahkan pagar puskesmas masih tergembok. “Apa karena hari jum’at ya?” gumamku dalam hati.

Segera ku putar stang gas motor, Aku teringat pesan mama kades sebelum kami berangkat untuk langsung membawa si anak piara ke rumah bapak mantri di sebelah Puskesmas. setibanya di sana, bapak mantri masih asik mandi sambil nyanyi-nyanyi di sumur depan rumahnya yang berbilik bambu setinggi leher orang dewasa. Bapak mantri pun menyuruh kami untuk menunggu di gazebo teras rumahnya. Kami cukup lama menunggu beliau mandi dan bersiap. Aku mulai cemas karena si anak piara semakin terlihat lemas dan pucat, demamnya juga masih tinggi, namun setelah lama menunggu beliau hanya memeriksa sebentar kemudian berkata, “Ayo ikut dulu ke Puskesmas!”

Ruang Kerja, 23 April 2020