Aku hendak melanjutkan tulisanku untuk menjawab tantangan 30 hari menulis Gurusiana yang sudah menapak di hari ke 27. Rencananya ingin menyelesaikan part_2, kelanjutan dari tulisan yang kemarin. akan tetapi baterai laptop sudah menipis karena semalam lupa di charge. Listrik padam sejak jam 9 pagi tanpa sebab yang jelas dan tanpa pemberitahuan sebelumnya .

Kerjaan terbengkalai, apalagi sekarang sedang WFH, cadangan air di tandon menipis, baju kotor masih berendam di kubangan deterjen, piring-piring bekas makanan masih belum terjamah air.

Hari mulai gelap, cahaya yang dinantikan tak kunjung meyinari, hanya temaram lilin yang menemani. Beruntung baterai smartphone masih bisa tertolong oleh sisa sisa daya dari Power Bank. Mulailah ku pencet-pencet layar gawai untuk menaklukan tantangan yang masih tersisa empat hari lagi. Aku tak mau kalah! meski garis-garis baterai sudah ngap-ngapan. Jari-jariku berpacu dengan waktu sebelum smartphone ku tak sadarkan diri.

Ini bukanlah keluhan, akan tetapi suatu kenyataan yang memang benar adanya. Aku merasa tak pantas berkeluh kesah, karena di sisi Indonesia yang lain gelap sudah menjadi sahabat karipnya setiap malam. Aku lebih memilih mengambil nilai positif dari kejadian hari ini, setidaknya Aku bisa menikmati candle light dinner dengan pujaan hati, calon ibu dari anak-anak ku nanti.

Pulau Seribu Masjid, 22 April 2020