Agung Sudaryono

Seorang pria yang dikenal sebagai "coklat "dulunya..cowok klaten maksudnya, tapi sekarang terdampar di Jogja. Moto hidupnya "khoirukum anfa ahum linnas". Sudah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Benci Pahit Daun Pepaya

Benci Pahit Daun Pepaya

Kepada siapapun dan apapun pasti ada rasa suka dan tidak suka, namun kepada daun pepaya memang lain rasa itu. Malam ini ada rapat RW, ada hidangan daun pepaya pada konsumsi dintasa meja. Bagaikan hidangan di atas, sepiring sayur daun pepaya yang biasa dihindari orang karena rasa pahit dan getirnya, namun saat ini menjadikannya hidangan pilihan bagi menu-menu pesta dan hotel. Sebuah hidangan yang menurut banyak orang tidak lezat namun karena manfaatnya sehingga orang harus menyantapnya. Meskipun saat mengunyahnya terasa sangat kacau dilidah, seakan tak tertelan oleh kerongkongan ini, namun rasa lain menginginkan daun pepaya itu untuk mengalir deras ke dalam dan tercerna oleh metabolisme yang kemudian membawa manfaat bagaikan dopping bagi tubuh lemas ini. Ya seberapa kuat rasa tidak nyaman di mulut ini akan kalah dengan desakan kebutuhan dan melepaskan ego nikmat dimulut agar badan tetap sehat dan bertahan untuk bisa beraktivitas dengan kondisi sehat bahkan di atasnya yaitu Bugar.

Sama seperti hati ini, seberapa bencinya aku padamu namun karena aku selalu dan yakin aku membutuhkanmu tentunya aku akan nikmati perasaan ini. Benci ia seperti daun pepaya yang tidak kusuka bahkan kalau bisa aku menghindarinya. Pun juga saat kamu berikan perasaan tidak nyaman atau bahkan perlakuanmu dan semua hal yang menurutku sungguh sangat dalam membuat luka di hatiku ini, ada rada benci bahkan enggan membalas setiap kalimat rayuan atau ratapanmu. Ada rasa diingkari dan tak kau ingini dengan semua kilah dan argument untuk menutupi kesalahan-kesalahan yang seakan tidak pernah membuatmu jera. Semua kata-katamu seakan meyakinkan perasaanku bahwa kau tidak pernah menyesali apapun yang telah kau lakukan padaku, bahkan kulihat ada setitik rasa bangga telah membuatku kalang kabut untuk mempertahankan Long distance relationship ini. Tak ada kata menyesal dengan setiap kesalahan dan setiap daun pepaya yang terbuang percuma, hanya maaf dan tak sengaja yang selalu kunterima dari piring hidangan ini. Seperti kau bilang kamu bagaikan cawan yang sudah nampak cuwil dan retak di sana dan di sini, namun usahaku untuk memoles cawan itu supaya tetap menawan selalu sirna. Setiap kutambal cawan itu rata dan kau banting lagi, setiap kupoles rapi lalu kau lempar lagi. Meskipun kau tambal dengan bijih emas sekalipun secuil bagian cawan ini tetap nampak dan bahkan tajam saat dirasa. Entah benar atau tidak perasaanku tapi memang ada rasa yang tidak seperti dulu lagi saat kau bisa yakinkan diriku bahwa kamu adalah yang terbaik untukku.

Kuyakin kamu tahu apa yang kurasakan dan kusayangkan mengapa hal-hal sepele ini bisa terjadi, seakan sayur daun pepaya yang salah bumbu sehingga menambah rasa pahit dan getir di mulut bahkan membuat perut semakin tidak mau diajak kompromi. Tidak ada manfaat dari daun pepaya namun malah mules dan sebah perutku terasa. Asumsiku selama ini overconfidence yang kau rasakan membuat nalar sehatmu menyepelekan bahkan menafikkan perasaan lelaki sesat diantara orang hebat ini. Seakan sayur daun pepaya dengan campuran ikan teri nasi yang kebalik komposisinya, kau anggap sayur teri dengan dengan sedikit daun pepaya sehingga apapun yang kau lakukan dengan bangga dan sukacitanya kau ungkapkan dengan ringan lidahmu padaku seakan aku adalah samudra biru yang bisa menampung semua air bahkan sampah apapun di muka bumi ini. Tak peduli kau lemparkan semua benda dan sisa dunia ini pada gelombang jiwaku. Bahkan racun kimia atau bahan berbahayapun tanpa sisa kau benamkan di palung hatiku. Dan dengan yakin ringannya kau bilang diriku bisa me erima semua perbedaan dan urusan-urusan berbahahaya ini tanpa berpikir sedikitpun bahwa samudra biru itu bila kena goyang dan angin keraspun akan menimbulkan gelombang bahkan tsunami kehidupan yang bisa menenggelamkan semua hal, bahkan hidup kita. Tak terbersitkan setitik pikiran dibenakmu bahwa samudra itu bisa menenggelamnkan bahtera sebesar apapun dan mudah sekali mengakhiri hidup kita semuanya. Dimana letak kecerdasan dan kehebatanmu yang terasah dengan pengalaman dan kerasnya kehidupan ini untukku. Atau kau anggap samasekali samudera ini tak ada artinya bagi batukarang yang keras membatu seperti hatimu.

Begitulah sayur daun pepaya ini bisa kita manfaatkan, rasa pahit getir itu masih ada, namun manfaat dan faedahnya lebih kita perlukan sehingga sebenci apapun lidah ini pada pahitnya daun pepaya namun aku akan tetap mengunyah dan menelannya dalam-dalam untuk mendapatkan manfaatnya. Terserah apapun adanya namun inilah hidup dan kehidupan yang ada, biarkanlah lidah dan mulutku menikmati daun pepaya ini dengan caraku, jangan dikte dan paksakan lidahku menikmati daun pepaya ini dengan caramu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bisa bikin tubuh sehat. Buat naikkan trombosit pak. Salam sehat

30 Jun
Balas

Nggih pak..semua ada manfaatnya

01 Jul



search

New Post