Agung Sudaryono

Seorang pria yang dikenal sebagai "coklat "dulunya..cowok klaten maksudnya, tapi sekarang terdampar di Jogja. Moto hidupnya "khoirukum anfa ahum linnas". Sudah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Muhammadiyah Membangun Peradaban

Muhammadiyah Membangun Peradaban

Ahad, Romadhon 1440 H bertepatan dengan 19 Mei 2019 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta memiliki "gawe gedhe". Hajad besar ini merupakan request dari warga sekitar Kraton Yogyakarta yang kemudian difasilitasi oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kraton Yogyakarta. Request warga ini tidak main-main, dimana sebagian besar penduduk menginginkan semua serba murah bahkan pendidikan juga ingin yang serba murah dan mudah, namun ternyata warga masyarakat di sekitar Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat ini berpikiran jauh ke depan. Mereka ingin sebuah pendidikan yang berkualitas dan mengakomodasi sebuah pendidikan yang beradab dengan menekankan pada nilai-nila Keislaman dan budaya yang beradab. Dan kepercayaan itu diberikan kepada Muhammadiyah, yang dinilai warga sudah banyak memberikan sumbangsih dan tokoh berkualitasnya pada bangsa dan negara ini.

Sejak berdirinya tahun 1912 Muhammadiyah telah mewarnai pendidikan modern di negara ini, bahkan Belanda sendiri merasa harus membatasi sekolah Muhammadiyah yang dinilai mereka dapat membahayakan eksistensi kolonialisme yang mereka tanamkan sejak 300 tahun sebelumnya. Dan saat ini tidak kurang dari Untuk TK atau PTQ berjumlah 4623; SD/MI 2.604; SMP/MTS 1772; SMA/sMK/MA 1143; Ponpes 67; dan perguruan tinggi 172.

Masyarakat benar-benar tidak asal memberikan kepercayaan ini kepada Muhammadiyah mereka beralasan bahwa Muhammadiyah telah berhasil membawa banyak nama baik Yogyakarta ke forum nasional dan internasional tidak hanya dalam pendidikan namun juga dalam semua lini kehidupan. Apalagi dengan difisi pendidikan dasarnya melalui Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang merupakan stokies bagi peserta didik kelas olympiade di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta.

Alasan lain berkaitan dengan pendirian sekolah ini warga di sekitar Kraton Yogyakarta merasa bahwa Kecamatan Kraton yang berada di Pusat Pemerintahan Yogyakarta ini adalah satu-satunya kecamatan dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Yogyakarta yang belum memiliki Amal Usaha Pendidikan Dasar atau SD. Sehubungan dengan hal ini, Dr. H. Haidar Nashir, M.S.I., selaku ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta agar pengelolaan pendidikan diserahkan pada ahlinya, the right man on the right place beliau katakan. Dari hal ini beliau ungkapkan bahwa dalam pengelolaan diserahkan kepada SD Muhammadiyah Sapen yang sudah berpengalaman untuk bidang akademiknya dan PDM untuk pengelolaan managementnya.

Tanah seluas 1224 M2 ini diwakafkan oleh Keluarga H. Prawoto yang salah satu cucunya bersekolah du SD Muhammadiyah Sapen. Ketua pembangunan Ir. Ahmad Syauqi S M.M. mengatakan bahwa sebagai sinergi bangunan ini akan diujudkan dengan bentuk bangunan Joglo Jogja sehingga nampak keaslian budaya Yogyakarta. Mewakil Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, putri beliau Gusti Putri Mangkubumi menyampaikan sambutan tertulis Sultan HB X, bahwa pesan KH. Ahmad Dahlan bahwa didiklah anak agar "Santri kang ngilmuwan lan ngelmuwan kang santri" jadi satu keutuhan antara agama dan sisi ilmiahnya. Bayyani, adalah dasar agama yang meyakini bahwa Al Quran adalah kalam Illahi yang diyakini kebenaranya dan menjadi dasar kehidupan umat Islam. Burhani, merupakan dasar ilmiah dengan pengetahun dan pengalaman empiris, Irfani adalah dasar pengalaman olah rasa untuk pendidikan karakter bedasar pada teladan hidup Rasulullah Muhammad SAW. Demikian pengajian yang disampaikan beliau sehingga sinergi antara Kraton dan Muhammadiyah akan bermanfaat bagi pembangunan peradaban manusia tidak hanya bagi masyarakat Indonesia lebih luas adalah bermanfaat lebih banyak bagi peradaban manusia di dunia ini. Sejak 1923 Muhammadiyah sudah tersebar di Aceh, tahun 1926 Muhammadiyah sudah di Merauke dan Bung Karno saat dibuang di Ende oleh Belanda Muhammadiyah sudah berkembang di sana dan bersifat inklusif artinya banyak warga non muslim dari saat itu hingga saat ini sudah berinteraksi dengan Muhammadiyah, bahkan belum lama ada warga di daerah Pedalaman NTT dekat Kupang menyumbangkan lahan 7 hektar untuk didirikan sekolah dan amal usaha Muhammadiyah, masyaallah. Demikian inklusifnya Muhammadiyah sehingga bisa diterima semua warga di negara ini, semoga bisa mewarnai pendidikan dan peradaban manusia di manapun berada. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Intelektual ulama dan ulama intelektual. OK. Sekolah itu apa yang di timur alun2" selatan pak. Salam.

19 May
Balas

Ya Pak Betul

19 May



search

New Post