REFLEKSI DIRI, MELAMPAUI PERBANDINGAN MENCAPAI POTENSI GURU
Sebagai seorang guru, setiap hari adalah kesempatan untuk melakukan ekplorasi peningkatan kemampuan diri. Tuntutan untuk menjadi lebih baik, untuk memberikan yang terbaik kepada siswa, adalah suatu keniscayaan yang mengiringi profesi ini. Namun, dalam perjalanan meningkatkan diri, terkadang kita tanpa sadar terjebak dalam perangkap perbandingan dengan rekan-rekan seprofesi.
Pertama kali saya menyadari kecenderungan ini, saya merenung pada suatu petang setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan. Saat itulah, saya melihat sekeliling dan mulai membandingkan diri saya dengan guru-guru lain yang tampaknya memiliki metode pengajaran yang lebih inovatif atau prestasi yang lebih gemilang. Perasaan ketidakpuasan dan kekhawatiran segera muncul, membayangi pencapaian-pencapaian kecil yang telah saya raih.
Sadar akan bahaya perbandingan ini, saya memutuskan untuk mengubah paradigm. Saya mulai memandang diri saya sebagai individu dengan keunikannya sendiri. Saya mengenali kekuatan dan kelemahan saya tanpa meremehkan atau merasa lebih rendah dari orang lain. Ini adalah langkah pertama saya untuk melepaskan diri dari perangkap perbandingan yang tidak produktif. Saya menyadari bahwa setiap guru memiliki perjalanan sendiri dalam pengembangan profesionalnya. Sebagai guru, saya tidak bisa dan seharusnya tidak membandingkan capaian satu sama lain seperti kita sedang bersaing dalam suatu perlombaan. Sebaliknya, saya mulai melihat rekan-rekan seprofesi sebagai sumber inspirasi dan dukungan. Kami dapat saling belajar satu sama lain tanpa harus merasa kurang dari atau lebih dari yang lain.
Berpikir dan berjuang untuk menjadi guru yang lebih baik dari orang lain dapat membawa dampak negatif pada diri kita sendiri. Perbandingan seringkali menciptakan tekanan yang tidak perlu dan membuat kita kehilangan pandangan terhadap tujuan sejati kita sebagai pendidik. Sebaliknya, kita seharusnya memusatkan energi pada upaya untuk melampaui ekspektasi diri sendiri.
Melalui kesadaran ini, saya merasakan kebebasan untuk fokus pada perkembangan diri saya sendiri. Saya mulai menetapkan tujuan-tujuan yang realistis dan terukur, tanpa membebani diri dengan standar yang mungkin tidak sesuai dengan situasi atau konteks. Alih-alih mencoba mengejar pencapaian yang mungkin telah dicapai oleh orang lain, fokuslah pada langkah-langkah kecil yang dapat membawa kita menuju perbaikan yang berkelanjutan. Dalam perjalanan meningkatkan diri sebagai guru adalah mengenali dan memahami kekuatan serta kelemahan kita sendiri. Dengan memahami potensi dan tantangan yang dimiliki, kita dapat merancang strategi pengembangan pribadi yang sesuai dengan kebutuhan unik kita. Ini bukanlah persaingan dengan orang lain, melainkan perjalanan pribadi menuju kesempurnaan sebagai guru.
Penting juga untuk terus mencari inspirasi dan pengetahuan baru. Terlibat dalam pelatihan, seminar, atau membaca buku-buku terkini di bidang pendidikan dapat membuka wawasan baru dan memberikan pemahaman mendalam tentang cara meningkatkan kualitas pengajaran kita. Namun, ingatlah bahwa setiap individu memiliki keunikannya sendiri, dan apa yang berhasil untuk satu orang belum tentu berhasil untuk orang lain. Jadilah guru yang fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Pendidikan terus berkembang, dan sebagai guru yang ingin menjadi lebih baik dari yang pernah dibayangkan, kita perlu bersedia untuk mengadaptasi metode pengajaran dan strategi pembelajaran. Kesediaan untuk belajar dari pengalaman, baik itu sukses maupun kegagalan, merupakan kunci untuk menambah kapasitas diri sebagai pendidik.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, hendaknya kita jangan berjuang untuk menjadi guru yang lebih baik dari orang lain. Cukup jadilah guru yang lebih baik dari yang pernah kita bayangkan. Fokus pada perkembangan diri sendiri, tetap realistis dalam menetapkan tujuan, terus mencari inspirasi, dan bersikap fleksibel dalam menghadapi perubahan. Dengan pendekatan ini, kita dapat mencapai potensi terbaik sebagai pendidik, tanpa terjebak dalam perbandingan yang tidak produktif.
Wallahu A'lam Bisshawab....
-------------------------------
Pamekasan, 06 Pebruari 2024

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ini yang jarang kita lakukan, pak. REFLEKSI GURU...
Begitulah, pak. Semoga menjadi inspirasi...