Agus Dwianto

Teacher, Writer, Trainer, Blogger | Contact us: [email protected] Owner www.SangPengajar.com...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Guru Superhero

Menjadi Guru Superhero

Gerakan literasi saat ini telah "mewabah" di berbagai daerah. Melalui jargon "satu guru satu buku" para guru berlomba-lomba menulis buku. Berbagai pelatihan digelar dalam rangka memfasilitasi para guru "melahirkan" buku baru.

Satu tantangan yang sering dianggap menjadi masalah adalah ketiadaan ide. Masalah ini sering dilontarkan para guru yang baru mulai menulis. Buku "Batman Teacher" karya Widayanti menjawab masalah penulis pemula ini.

Buku ini dikemas dalam bentuk cerpen. Saya menyebutnya cerpen kepahlawanan. Widayanti layak disebut guru superhero yang pantas kita contoh. Apa saja aksi kepahlawanan guru sekaligus penulis ini?

Widayanti mengawali dengan mengisahkan keberhasilannya lolos tes CPNS. Keberhasilan ini tak ia duga sebelumnya. Menurutnya saat itu tersiar kabar ada "harga" di setiap kursi CPNS yang diterima. Namun, kekhawatirannya tak terbukti. Namanya muncul saat pengumuman CPNS disampaikan.

Ia ditempatkan di sebuah SD daerah Kalowang Kabupaten Sumenep Madura. Kalowang artinya kelelawar besar. Itu kenapa bukunya diberi judul "Batman Teacher". Tempat mengajarnya ini bukanlah sekolah perkotaan. Sekolah itu terletak di kepulauan. Artinya, untuk mencapai daerah itu harus digunakan perahu.

Mobil yang ia tumpangi di hari pertama masuk pun tak bisa menjangkau sekolahnya. Ia bersama teman-temannya harus rela jalan kaki hingga balik gunung. Bahkan, di hari pertama mengajar temannya harus rela menerima kenyataan. Sepatu jinjitnya tenggelam di jalan berlumpur.

Tak seperti yang ia bayangkan sebelumnya, tak ada penyambutan maupun seremonial lain di hari pertamanya mengajar. Justru sebaliknya, kondisi sekolah yang jauh dari harapan ada di depan matanya. Dari sinilah guru penulis ini memulai serial kepahlawanannya.

Ketika ia menanyakan tentang perangkat pembelajaran yang harus disusun ada jawaban yang mencengangkan. Kepala sekolahnya menjawab hanya dibutuhkan mengajar dengan hati. Target pembelajaran pun tak muluk-muluk. Sekadar bisa membaca, menulis, dan berhitung.

Kondisi ini justru menggambarkan kenyataan di sekolah itu. Bertahun-tahun ia mengajar di sekolah dengan keterbatasan gedung ini. Hingga sebagian temannya harus pindah karena merasa berat bertugas di sana. Namun, Widayanti si "Batman Teacher" masih bertahan.

Serial kepahlawanan masih berlanjut. Guru wanita muda ini harus berhadapan dengan berbagai konflik saat sekolahnya mendapatkan proyek pembangunan gedung. Ia juga harus dihadapkan pada tuntutan keluarga yang jauh di sana.

Beragam kisah kepahlawanan Batman Teacher layak kita baca dan teladani. Bagaimana kisah selanjutnya? Silakan anda baca buku yang diterbitkan Pustaka Media Guru ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih reviewnya, Pak. Tetap semangat dan tersenyum

03 Nov
Balas

Sama², bu Widayanti....keep writing... Boleh dishare...he he

03 Nov



search

New Post