Agus Eka Putri

Lahir dipainan, 15 Agustus 1984 berjenis kelamin perempuan. Sejak diberi Ijazah S 1 pendidikan Bahasa Inggris oleh Universitas Negeri Padang, maka saya mulai be...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ada apa dengan Cinta?

Kuakui, aku menikahinya bukan karena cinta, tapi lantaran usia. Usia yang menuntutku untuk segera menikah. Dengan rajin berolahraga, makan gizi seimbang dan sempurna disertai penampilan yang cukup wah sebenarnya usiaku telah tertutupi dengan sempurna dimata orang lain diluar sana. Tapi usiaku ini tidak bisa didustai untuk mata wanita sempurna yang biasa aku panggil ibu. Ibu tahu, diusiaku sekarang, adalah usia menikah. yang kalau tidak menikah juga maka aku tak akan tahu apa itu cinta yang sebenarnya.

Yups, benar... diusiaku sekarang, ibu menginginkan aku menikah. Aku akhirnya menikah dengan seorang wanita yang belasan tahun lebih muda dariku. Wanita yang telah jadi tulang rusukku ini mau menerima lamaranku mungkin lantaran bersamaku hidupnya aman dan tak ada yang patut dicemaskan secara materi, pikirku didalam hati dikala itu.

Entah apa yang merasukiku, beberapa bulan pernikahan, aku tidak pernah berkeinginan mengajak tulang rusukku berpergian alias malas kelihatan jalan berdua dengannya. Padahal dulu aku suka mengajak kemana saja siMawar saat virus merah jambu merasuki kalbuku.

Kondangan, Pesta pantai, Nonton Film, konser, Kebun Teh, Danau, berkemah, mendaki gunung, kemana saja aku suka mengajak Mawarku bepergian, aku suka terlihat berdua dengan pasangan dosaku.

Apakah keinginanku mengajak berpergian Tulang rusukku telah kandas sekandas Virus merah jambuku atas pengkhianatan Mawar?

Mawar adalah wanita cantik,seksi yang hobi shopping yang pernah membuatku mabuk kepayang sekarang telah mengkhinatiku dengan menikahi Du-Ren Tajir dari daerah tetangga.

Berbeda dengan tulang rusukku sekarang, bunga desa indah belia, yang sedang berusaha hijrah sepertinya, yang kini mengabadikan dirinya sebagai kekasih sabar dan setia hadapi tingkah tidak romantis yang aku suguhkan sebagai pasangan halalnya.

"Cintailah Cinta!" ucap temanku saat dikurung hujan didalam masjid selepas Isya berjama'ah. Aku tersenyum pada teman yang rajin berjama'ah di masjid. Teman yang lebih muda dariku beberapa tahun yang telah dikarunia empat malaikat kecil yang menghiasi pernikahannya.

Aku dan Cinta belum dihadiahkan permata berharga sebagaimana yang didambakan oleh ibuku yang tidak sabar melihat seperti apa 'the heirs' dari pernikahanku dengan Cinta.

Kalau aku tidak mencintai Cinta, tidak mungkin aku bertahan sepuluh bulan lebih menjadi tulang punggungnya Cinta? Jangan- jangan aku belum paham apa definisi cinta?

"Ayo kita pulang, hujan sudah reda dari tadi" ajak temanku yang membuyarkan pikiranku tentang Cintailah Cinta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post