Agus Eka Putri

Lahir dipainan, 15 Agustus 1984 berjenis kelamin perempuan. Sejak diberi Ijazah S 1 pendidikan Bahasa Inggris oleh Universitas Negeri Padang, maka saya mulai be...

Selengkapnya
Navigasi Web
'kacang miang'
Anakku Pangku, keponkanku Tendang

'kacang miang'

Keponakan sayang keponakanku Tendang

Sejenak aku terpancing oleh Propokator yang sepertinya tidak senang bahwa aku mendapat jatah warisan dari nenekku. Hal ini disebabkan oleh pikiran yang belum stabil setelah aku terima telp mendadak yang membuat kantukku sedari tadi tereksekusi.

Langsung saja aku menulis messanger pada Putri sipropokator tersebut. Putrinya adalah sahabat aku semasa SMA dulu. Dalam messanger aku inbox Putrinya "Supaya Papanya tidak mengurus tanah yang bukan jatahnya".

Tidak tahu sampai kapan Sipropokator ini senang melihat aku dan ahli waris lainnya adu mulut yang ujung-ujungnya bikin sakit hati satu sama lainnya. Perang Saudara.

Suatu kebahagiaan tersendiri buat Propokator lalu bertepuk tangan dengan meriah kalau adu mulut ulahnya terjadi untuk kesekian kalinya.

Aku tidak tahu jelas motifnya untuk adu domba aku dan ahli waris lainnya apa, yang jelas dia selalu ikut campur urusan tanah sepuluh kakak beradik yang memang merupakan "kemenakan" katanya.

Dulu saat aku mulai mencoba membangun gubuk sedrhana yang sekarang aku tempati ditanah warisan jatah ibuku ditanah nenekku itu, Propokator tidak tinggal diam. Dia langsung asat usut yang akhirnya memalukan dirinya sendiri didepan kemenakan dan orang kampung sekitar.

Sedari aku mengontrak dulu, dia bagaikan malaikat tak bersayap memanggilku " kenapa kau mengontrak rumah tinggal milik orang lain? perbaiki rumah nenekmu dan hunilah disitu dengan gratis, kalau ada sanak keluarga yang protes, tegaskan ke mereka bahwa kau tinggal disitu karena Angkumu ini yang suruh" ucap beliau sesaat aku menghampiri mobil mewah yang dikendarainya berhenti tepat didepan kontrakkanku. Tapi sekarang aku tidak tahu penyakit apa namanya yang bersarang dihati yang telah bernoda, pokoknya beliau selalu berusaha mengusik kediamanku, seakan- akan beliau mau mengusir aku dari jatah tanah ibuku warisan dari nenekku.

Mungkin inilah Fitnah akhir zaman tersebut. Ponakan sayang ponakanku tendang. Dimana Mamak (angku buatku) bukan lagi suluh bendang dalam nagari, yang membimbing anak kemenakan serta cucu kehidupan yang lebih baik sesuai Adat dan SyariatNYA.

Angkuku tersebut telah merubah Fungsi dirinya sebagai mamak yang harus disegani menjadi 'kacangmiang dalam nagari', yang senang bikin gaduh regenerasinya dengan fitnah- fitnah yang terlahir melalui mulutnya.

Nauzubillahiminzalik.

Aku hanya berdoa, beliau segera kembali menjadi sulu bendang dalam nagari, tempat berbagi suka duka kerabatnya, menyelesaikan masalah anak kemenakan yang sedang carut marut dikampungnya, menjernihkan air yang terlanjur keruh dan menciptakan aura positif untuk semua regenerasinya. Yang paling penting, beliau menyesali kesalahan - kesalahannya padaku. Hanyo doa yang bisa aku mohonkan pada Sang Pencipta supaya Angkuku 'kembali ke jalan yang benar' dan kesalahan- kesalahan Angkuku itu diampuniNYa. Aamiin Yarabbal'alamin.....

Linggo Sari Baganti

Senin, 20-01-2020

Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

semangat un...

21 Jan
Balas



search

New Post