Agus Joko Sulistya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

ARUNGI SAMUDRA (23)

Rute menghadap komplek Chandrasa kemarin malam kembali dilewati oleh Koko. Kali ini Koko tidak sendirian, ada beberapa orang Pratar yang melalui rute tersebut. Rupanya mereka kini menyadari bahwa jalur utama ternyata lebih aman dibandingkan jalur belakang. Kemarin berdasarkan cerita rekan-rekannya, mereka banyak tertangkap Kopral taruna di jalur belakang. Ada yang tertangkap di samping gudang Deptek, ada yang tertangkap di ruang makan Sarasan, ada pula yang tertangkap di belakang Satkes AAL.

Malam ini Koko tidak melewati kamar mandi untuk masuk ke gedung Tinombala. Saat itu secara kebetulan dia melihat Kopral taruna penjaga gedung sedang berjalan menuju lorong gedung bagian depan. Koko memutuskan segera berlari masuk ke dalam gedung melalui tangga utama. Sesampai di lantai dua gedung Tinombala, dia melihat lorong gedung tersebut sudah tidak terlihat aktivitas. Sayap sebelah kiri adalah deretan kamar taruna, sayap sebelah kanan adalah ruang belajar taruna. Kamar-kamar tersebut memiliki nomor pada bagian pintunya. Koko mencari nomor kamar 210 yang merupakan kamar calon mentornya. Perlahan dengan berdebar Koko membuka pintu kamar tersebut. Kondisi kamar yang gelap membuatnya harus membiasakan pandangan matanya terlebih dahulu. Kamar tersebut terdapat enam tempat tidur dengan almari pakaian disamping tempat tidur dan rak sepatu di depan tempat tidur. Semuanya tertata dengan rapi. Perlahan Koko mencari Sersan Taruna Rahmad Hartono diantara Taruna tersebut.

Setelah yakin menemukan Taruna yang dicarinya, Koko mulai membangunkannya. “Ijin membangunkan Sersan Taruna!” ucap Koko sambil mengguncang kakinya berulang-ulang. Akhirnya Koko berhasil membangunkan calon mentornya. “Mana buku sakumu Pratar!” ujar calon mentornya. Segera Koko menyodorkan buku saku dan bolpoint yang sudah disiapkannya. Buku saku tersebut memang sudah dibagikan kepada seluruh Pratar saat baru masuk ke AAL. Dalam buku tersebut Koko bisa mengetahui nama-nama pejabat AAL saat itu. Disamping itu, buku tersebut juga digunakan untuk mencatat pelanggaran ataupun penghargaan yang diberikan pada Pratar. Nama mentor juga sudah disiapkan dalam buku tersebut yang harus dibuktikan dengan tanda tangan mentor pada buku saku tersebut. Akhirnya Koko memperoleh coretan tanda tangan mentornya pada buku tersebut. (Bersambung).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi

27 Feb
Balas



search

New Post