Agus Salim

Anak pertama dari sepasang suami istri yang hidup di desa terpencil, desa Gunung Malang Kec. Suboh Kab. Situbondo, Jawa Timur. Menjadi guru sejak tahun 1989. Da...

Selengkapnya
Navigasi Web
AGAR BENAR-BENAR BERBAHAGIA - Tantangan hari ke-71
Sumber gambar: https://pxhere.com

AGAR BENAR-BENAR BERBAHAGIA - Tantangan hari ke-71

Bahagia, tujuan setiap orang. Untuk mencapai itu berbagai hal dilakukan. Bekerja keras mengumpulkan harta benda, memilih memilah jodoh, menghendaki anak cucu yang patuh, tunduk, dan berkarakter baik. Pokoknya anak cucu idola sesuai yang diharapkan. Andai semua tercapai, benarkah lalu kebahagiaan itu bisa dinikmati? Belum tentu.

Tidak sedikit orang yang secara materi jauh di bawah dari cukup, mereka enjoy- enjoy saja. Ada orang yang jodohnya pas-pasan dari segalah arah malah hidup sumringah. Ada orang beranak cucu yang boleh dibilang mesut tapi mereka ceria-ceria saja. Tapi tidak sedikit juga orang yang hidup bergelimang harta masih merasakan kegelisahan. Tidak sedikit orang yang berjodoh dengan orang yang diinginkan tapi masih juga dirundung kenestapaan. Tidak sedikit orang yang beranak cucu sesuai dengan yang diharapkan tapi masih juga diterpa kekhawatiran. Mengapa ini bisa terjadi?

Jawabannya? Ya, karena segala sesuatu di dunia ini fana, tidak abadi. Termasuk pikiran, rasa , dan jiwa manusia. Sesungguhnya, kebahagiaan dan ketidakbahagiaan itu sama saja. Sama-sama tidak abadi. Datang kebahagiaan disaat yang lain datang juga ketidakbahagiaan. Sekarang merasakan ketidakbahagiaan maka di saat yang berbeda akan merasakan kebahagiaan. Begitulah seterusnya. Dua yang datang silih berganti. Kala datang kebahagiaan, jangan berlebihan karena pada saatnya nanti akan datang ketidakbahagiaan. Kala datang ketidakbahagiaan, jangan khawatir karena di waktu lain akan datang juga kebahagiaan

Lalu kapan bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya? Kebahagiaan itu kemenerimaan. Kemenerimaan pikir, rasa, dan hati terhadap segala sesuatu yang kita miliki, tehadap keadaan yang sedang kita hadapi. Bahkan kemenerimaan terhadap ketidakbahagiaan sekalipun merupakan kebahagiaan. Coba renungkan. Mengapa tidak bahagia? Ya karena ada ketidakterimaan terhadap sesuatu. Sebab ketidakmenermiaan bisa jadi bermuasal dari perasaan tidak aman (feeling insecure). Untuk menghaindari perasaan demikian ada baiknya merenungkan 4 kalimat bijak berikut: 1) pelan-pelan stop membandingkan diri dengan orang lain; 2) fokuslah pada apa yang telah dimiliki; 3) apresiasilah hal-hal kecil yang sudah dilakukan; dan 4) terima dan jadikan diri sendiri sebagai teman terbaik. Selamat menrenung dan semoga bahagia selalu.

Ba’dah Magrib, 9 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin yra.. Semoga sukses sehat selalu abah.. Keren renungannya

10 Jul
Balas

Mantap

09 Jul
Balas

Terima kasih Bu. Semoga bermanfaat..Salam sehat..

09 Jul

Keren

09 Jul
Balas

erima kasih Bu. Semoga bermanfaat..Salam sehat..

09 Jul



search

New Post