Ketika ditanya, kapan hari puisi Indonesia? Sebagian besar orang akan menyebut angka 28 April, bertepatan dengan hari wafatnya Cahiril Anwar sebagai Hari Puisi Nasioanal atau Hari Puisi Indonesia (selanjutnya saya menggunakan frase Hari Puisi Indonesia). Selama ini, hari puisi Indonesia memang disemarakkan setiap tanggal 28 April. Padahal tanggal tersebut sebenarnya merupakan hari Chairil Anwar, bukan Hari Puisi Indonesia. Sebab, sampai dengan tahun 2011 belum ada satu pun orang atau sekelompok orang yang mendeklarasikan bahwa tanggal 28 April itu adalah Hari Puisi Indonesia.

Melalui sebuah diskusi online bertema Polemik Hari Puisi Indonesia pada tanggal 8 Mei 2020, Asrizal Nur, pendiri dan pemilik Rumah Seni Asnur Depok, menyatakan bahwa tanggal 28 April hanya sebagai impian dan tidak pernah dirayakan. Tanggal 28 April itu adalah hari Chairil Anwar. Lalu kapan hari puisi Indonesia itu?. Nah, soal penetapan hari puisi Indonesia, itu hanya sarana untuk waktu saja. Selanjutnya, masih menurut Asrizal Nur, salah seorang inisiator dan deklarator Hari Puisi Indonesia, “Yang paling penting adalah deklarasinya. Kalau hari puisi tidak ada deklarasinya, mungkin setiap orang akan mengatakan bahwa ‘setiap hari ini’ adalah hari puisi Indonesia dengan mengatasnamakan penyair tertentu”.

Melihat kenyataan bahwa sampai dengan tahun 2011 belum ada satu orang pun yang mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia, maka beberapa orang penyair Indonesia kemudian berinisiatif untuk menyusun teks deklarasi penetapan Hari Puisi Indonesia tersebut. Penyair-penyair tersebut di antaranya adalah Rida K Liamsi, Asrizal Nur, Maman S Mahayana, Ahmadun Yosi Herfanda, Agus R Sarjono, Jamal D Rahman. Membuat teks deklarasi tersebut, menurut Asrizal, dilawali dengan pembuatan penyusunan konsep-konsep kemudian disepakti melalui proses yang cukup lama dan melalui rapat-rapat/musyawarah yang alot dalam rangka menemukan formula teks deklarasi yang pas.