Agus Salim

Anak pertama dari sepasang suami istri yang hidup di desa terpencil, desa Gunung Malang Kec. Suboh Kab. Situbondo, Jawa Timur. Menjadi guru sejak tahun 1989. Da...

Selengkapnya
Navigasi Web

MEMARTBATKAN PUISI - Tantangan hari ke-77

Martabat puisi harus sesegera dikembalikan. Akhir-akhir ini memang banyak orang menulis "yang katanya sih itu puisi". Sederetan kata yang disusun berforma bait-bait. Bait itu memang ciri dari puisi, tapi itu baru salah satunya. Lainnya bisa berupa DIKSI. Di diksi ini yang sering dilupakan orang.

_

Sehingga ketika sebuah tulisan tadi di publish maka rasanya hambar. Karena diksinya memang tidak mencerminkan bahwa itu puisi walau bentuknya seperti puisi. Bisa jadi itu hanya serupa surat surat cinta, luapan kegelisahan, greget keinginan yang semestinya hanya dituliskan dalam bentuk teks biasa.

_

Bahwa puisi itu lahir dari jiwa itu sangat benar. Jiwalah material utama puisi. Pemuisi tidak bisa serta merta membuat pusi hanya mengandalkan logika. Puisi mestinya lahir dari gabungan luapan dari segala unsur kemanusiaan kita. Ekspresi segala unsur kemanusiaan yang sudah dituangkan ke dalam bentuk tulisan itu pun belum bisa lalu diklaim sebagai puisi. Tulisan itu kiranya perlu diperam dulu. Dibaca-baca ulang untuk dirasakan nuansa rasa. Dicek dulu pilihan katanya untuk melahirkan bunyi yang nyaman dibaca.

_

Mungkin begitu, sih

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post