Agus Salim Batubara

Guru Sejarah Indonesia di SMA DHARMA PATRA Pangkalan Berandan. Alumnus Sagusabu Langkat 2019. Dilahirkan pada 17 Agustus 1976. Mewujudkan mimpi mendokumentasika...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berjarak Dengan Riya (Hari ke-136 dari 365 hari)

Hati-hati dengan riya. Jenis penyakit hati ini memberikan efek kerusakan luar biasa hingga ke akhirat. Catatan amal ibadah menjadi tak berharga. Kemurkaan Allah SWT menyebabkan pelakunya mendapat kesengsaraan tak bertepi. Sebelum itu semua terjadi, di dunia sudah terlebih dahulu diberikan sinyal peringatan. Hanya saja tidak disadari.

Seorang mukmin sepatutnya selalu memeriksa perihal ibadah yang telah dikerjakan. Muhasabahlah. Akuilah jika ibadah yang dikerjakan memiliki maksud-maksud tertentu selain untuk Allah SWT. Tanda-tandanya berupa timbul rasa senang dan semakin bersemangat beribadah jika ada yang memuji. Tetapi jika tidak ada yang memuji, atau bahkan dicela, hati merasa sakit. Ini menyebabkan kemalasan untuk beramal saleh menjadi tak terhindarkan.

Bersikap waspada terhadap riya merupakan keutamaan hidup. Banyak peringatan demi peringatan yang diberikan Rasulullah SAW tentang pentingnya menjauhi penyakit hati yang satu ini. Di antaranya sebagai berikut :

“Dari Abu Sa’id ra., dia berkata,”Rasulullah SAW keluar menemui kami ketika kami sedang berbicara tentang Al-Masih Dajjal, lalu Rasulullah SAW bersabda,”Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada Al-Masih Dajjal?” Kami menjawab,”Tentu!” Rasulullah SAW menjawab,”Yaitu syirik yang tersembunyi. Yakni seseorang mendirikan salat, kemudian dia memperindah salatnya, karena dia mengetahui bahwa ada seseorang yang memperhatikannya.” (HR. Ibnu Majah,Terjemah Muntakhab Ahadits : 560)

“Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra., dia berkata,”Pada suatu hari, Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami,”Wahai manusia! Jagalah diri kalian dari perbuatan syirik, karena syirik itu lebih samar daripada semut yang merayap.” Lalu bertanyalah seseorang yang dikehendaki Allah,”Bagaimana kami bisa menjaga diri darinya, sedangkan ia lebih samar daripada semut yang merayap, wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW bersabda,”Ucapkanlah oleh kalian,”Allāhumma innā na’ūdzubika min an nusyrika bika syaian na’lamuh(u), wa nastaghfiruka limā lā na’lam(u) (artinya Ya Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami meminta ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak kami ketahui).”(HR. Ahmad, Terjemah Muntakhab Ahadits : 562-563)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih sudah mengingatkan, barakallah

19 Jun
Balas

Alhamdulillah. Barakallah. Terima kasih juga sudah membaca tulisan saya, Mas. Salam silaturahim dari Pangkalan Berandan.

20 Jun

semoga kita dijauhkan dari sifat riya. cukuplah Allah yang tahu tentang arti kebaikan kita. semoga. salam

19 Jun
Balas

Amin. Amin. Amin. Terima kasih untuk doa dan nasihatnya kepada saya.

19 Jun

Mudah2an kita bisa terhindar dari penyakit riya. amiin

19 Jun
Balas

Amin. Amin. Amin. Salam silaturahim dari saya di Pangkalan Berandan, Saudaraku.

20 Jun



search

New Post