Islam tidak pernah memberatkan seorang muslim. Nilai-nilai ajarannya memberikan semangat untuk beramal saleh. Tuntutan menjalankan ibadah demi ibadah membentangkan jalan menuju kepada keselamatan. Setiap bagian dari ritual keagamaan yang dilaksanakan penuh dengan prinsip kemudahan. Selalu ada jalan keluar untuk setiap persoalan yang muncul. Masuk surga tidak perlu diraih dengan melakukan sesuatu yang sulit dan mendatangkan kepayahan. Keharusan beramal saleh dituntut untuk dilakukan sesuai dengan kemampuan yang ada. Tidak boleh memaksakan diri sehingga mendatangkan masalah. Hal ini sangat jelas digambarkan dalam hadis Rasulullah SAW berikut ini :

“Diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaydillah ra., dia berkata,”Seorang laki-laki dari Nejed dengan rambut tidak rapi datang kepada Rasulullah SAW. Kami bisa mendengar suaranya yang lantang, namun kami tidak memahami isi pembicaraannya. Setelah mendekat , dia bertanya tentang Islam. Lalu Rasulullah SAW menjawab,”Kerjakanlah salat lima waktu dalam sehari semalam!” Orang itu bertanya lagi,”Apakah ada salat lain yang harus aku kerjakan?” Rasulullah SAW menjawab,”Tidak ada, kecuali jka kamu mengerjakan salat sunah.” Sabda Rasululullah SAW selanjutnya,”Kerjakanlah puasa Ramadan!” Orang itu bertanya lagi,”Apakah ada puasa lain yang harus aku lakukan?” Rasulullah SAW menjawab,”Tidak ada, kecuali jika kamu ingin mengerjakan puasa sunah.” Kata Thallah,”Rasulullah SAW juga menuturkan perintah zakat kepada orang itu, lalu dia bertanya,”Apakah ada pembayaran lain wajib aku bayar?” Rasulullah Saw menjawab,”Tidak ada, kecuali jika kamu ingin bersedekah sunah.” Kata Thalhah,”Kemudian laki-laki itu pamit, lalu dia pergi sambil berkata,”Demi Allah, aku tidak akan menambah atau mengurangi kewajiban ini.” Rasulullah SAW bersabda,”Jika dia tidak berdusta, dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari, Terjemah Mukhtashar Shahih Al-Bukhari : 26)

Islam memberikan kemudahan kepada setiap muslim. Pilihan demi pilihan dalam mengerjakan amal saleh membuktikan hal tersebut. Seperti pada kewajiban menunaikan ibadah salat lima waktu sehari semalam. Berdiri merupakan posisi terbaik bagi yang mampu melaksanakannya. Seseorang yang tidak bisa berdiri boleh mengerjakan salat dalam keadaan duduk, berbaring, atau dengan isyarat. Demikian juga dengan perintah mengerjakan puasa wajib di bulan Ramadhan. Jika tidak mampu mengerjakan sesuai aturan karena ada penyebab yang dibenarkan menurut syariat, maka boleh tidak berpuasa. Konsekuensinya wajib mengganti di luar bulan Ramadhan. Untuk yang sama sekali tidak bisa berpuasa karena sakit dan tidak ada peluang untuk menggantinya dibenarkan dengan membayar fidyah.

Demikianlah kehebatan Islam. Kemudahan begitu banyak diberikan kepada pemeluknya. Tinggal memilih sesuai situasi dan kondisi yang ada. Lakukan sesuai syarat dan ketentuan. Ambillah kemudahan yang disediakan. Tetapi ingat, jangan dimudah-mudahkan!