Agus Salim Batubara

Guru Sejarah Indonesia di SMA DHARMA PATRA Pangkalan Berandan. Alumnus Sagusabu Langkat 2019. Dilahirkan pada 17 Agustus 1976. Mewujudkan mimpi mendokumentasika...

Selengkapnya
Navigasi Web

Takut Miskin di Akhirat (Hari ke-126 dari 365 hari)

Kekurangan harta pada sebagian orang merupakan musibah terbesar. Hati diliputi kegelisahan mendalam. Keresahan yang melanda menyebabkan lisan tak putus berkeluh kesah. Sulit menerima keadaan yang ada. Dada serasa sempit ketika melihat kelebihan harta yang dimiliki orang lain. Kondisi ini semakin memburuk saat kemiskinan menjadi penyebab hilangnya rasa bersyukur kepada Allah. Ibadah menjadi terabaikan. Hati dipenuhi dengan prasangka buruk.

Sebaliknya, pada sebagian yang lain, ketiadaan menjadi penyulut motivasi untuk semakin dekat kepada Yang Maha Menciptakan. Rasa syukur tidak hilang. Timbul kesadaran bahwa inilah yang terbaik dari Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kegundahan digantikan dengan semangat berusaha mencari rezeki sebatas kemampuan yang ada. Kerisauan hati ditumpahkan hanya kepada Yang Maha Mendengar. Banyak atau sedikit yang diperoleh diterima dengan kelapangan dada. Ketekunan beribadah dijaga dengan keteguhan dan kebulatan tekad. Kesabaran menjadi pakaian dalam keseharian menjalani kehidupan. Kesulitan hidup di dunia tidak menjadikan dirinya diliputi ketakutan dan kecemasan. Dia lebih mengkhawatirkan dirinya jika mengalami kesusahan di akhirat. Inilah yang digambarkan dalam sebuah hadis berikut ini :

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., dia berkata,”Beberapa orang fakir miskin datang kepada Nabi SAW, kemudian mereka mengadu,”Orang-orang kaya mencapai derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi, karena mereka salat sebagaimana kami dan berpuasa sebagaimana kami, namun mereka memiliki kelebihan harta yang mereka pergunakan untuk berhaji, berumrah, berperang membela agama Allah, dan bersedekah.” Rasulullah SAW bersabda,”Sudikah kalian aku beritahu suatu amalan yang jika kalian mengamalkannya kalian bisa mengungguli derajat orang-orang yang mengungguli kalian dan derajat kalian tidak bisa tertandingi oleh siapa pun kecuali oleh orang yang mengamalkan amalan yang serupa, serta kalian menjadi orang yang terbaik? Yaitu ucapan Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar, masing-masing 33 kali setiap selesai salat.” Perawi hadis ini mengatakan,”Kami berbeda pendapat mengenai hitungan tersebut. Sebagian kami mengatakan bahwa bacaan Subhanallah adalah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali.” Kemudian aku menemui Rasulullah SAW lagi, lalu Rasulullah SAW bersabda,”Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 33 kali.” (HR. Al-Bukhari, Terjemah Mukhtashar Shahih Al-Bukhari : 227-228)

Keinginan hidup kaya di dunia dan akhirat merupakan satu kewajaran. Raihlah dengan cara-cara yang terbaik dan tidak melanggar aturan syariat Islam. Kalaupun tidak berhasil menggapai keduanya berusahalah mencapai kebahagiaan akhirat. Apalah artinya memiliki kesenangan hidup di dunia tetapi menderita ketika di akhirat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post