Agus Siswanto

Alumni D 3 Pendidikan Sejarah IKIPN Yogyakarta tahun 1988, pernah mengajar di Baucau Timor Timur (1989 - 1999). Kini mengajar di SMAN 5 Magelang, hobby olah rag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Bukan Profesi Idaman
sumber gambar: news.okezone.com

Guru Bukan Profesi Idaman

Situasi yang saya gambarkan ini adalah pada tahun 90 an ke bawah. Jadi jika dibandingkan dengan jaman sekarang, saya kira judul tersebut pasti tidak tepat.

Pada tahun 90 an ke bawah, sekolah pendidikan guru bukanlah sekolah favorit. Sekolah ini berada pada level bawah, jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. Demikian pula dengan murid-muridnya. Sebagian besar siswa sekolah guru adalah warga yang berasal dari wilayah pinggiran bahkan dari pedesaan. Penampilan keseharian mereka jelas kalah jika dibandingkan dengan siswa-siswa SMA atau STM pada saat itu. Mereka lebih terlihat lugu.

Keengganan masyarakat memasukkan anak ke sekolah guru bukannya tanpa alasan. Tingkat kesejahteraan seorang guru pada saat itu benat-benar kurang menjanjikan. Profesi guru kalah mentereng dengan profesi-profesi yang lain. Pendapatan yang pas-pasan, membuat mereka harus pandai mengatur keuangan. Termasuk diantaranya memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Sungguh sebuah situasi yang memprihatinkan.Pertimbangan ini yang membuat orang-orang kota apalagi mereka yang terhitung orang berduit untuk menyekolahkan anak-anak mereka kesana.

Peminat sekolah guru biasanya datang dari orang kota dengan penghasilan menengah ke bawah dan orang-orang pedesaan. Bahkan khusus untuk orang pedesaan, mereka sampai mengirim anak-anak mereka belajar di kota dan tinggal di kamar-kamar kos sederhana. Dalam benak mereka ternyata ada skenario sederhana. Sekolah guru dianggap sebagai sekolah yang paling menjanjikan bagi masa depan anak. Kebutuhan guru yang luar biasa saat itu, berakibat dengan setiap lulusannya pasti diangkat menjadi pegawai negeri. Dengan demikian maka secara tak langsung akan mempercepat mengurangi beban pengeluaran mereka sebagai orang tua.

Situasi semacam ini ternyara terjadi juga pada jenjang perguruan tinggi. Fakultas keguruan hanya menarik bagi masyarakat pinggiran bahkan pedesaan. Mereka yang nota bene warga kota, lebih memilih kulian di perguruan tinggi swasta dibandingkan harus kuliah di Fakultas Keguruan perguruan tinggi negeri. Lagi-lagi yang menjadi pertimbangan adalah masalah prestise. Sebagai contoh pada saat itu IKIP Negeri Yogyakarta justru dipenuhi oleh mahasiswa yang berasal dari Gunung Kidul, Bantul, Sleman, Kulon Progo, Magelang, Klaten dan lain-lain. Sangat jarang ditemukan mahasiswa yang asli penduduk kota Yogyakarta.

Kenyataan-kenyataan tersebutlah yang berlaku pada saat itu. Profesi guru yang identik dengan penghasilan pas-pasan membuat sebagian orang enggan untuk menekuninya. Namun di sisi lain, mereka sangat menghargai peran seorang guru di masyarakat. Tak dapat dipungkiri, sosok guru pasti selalu tampil di setiap kegiatan apapun di masyarakat. Anggapan sebagai orang yang banyak tahu membuat mereka menjadi sosok sentral di masyarakat. Nah, aneh bukan?

Magelang, 21 Juli 2020

#edisiberbagi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah sekarang guru... idola banget...semoga menjadi guru yang Sujana... terima kasih sudah berbagi ilmu..salam kenal dan hormat.

21 Jul
Balas

terima kasih bu Murni.

22 Jul

Dan sekarang profesi guru yang paling diminati ya pak.

21 Jul
Balas

itu yang terjadi sekarang

22 Jul

Dan sekarang guru paling dilirik ya pak.

21 Jul
Balas

laris manis sekarang.

22 Jul

Menjadi guru sebagai panggilan hati Pak.... kelurgaku ...hampir sebagain besar jadi guru.Salam literasi

21 Jul
Balas

alhamdulillah.

22 Jul

Duluu memang iya... sekarang profesi itu dianggap Istimewa...karena gajinya .....hahaha..salam Bosku

22 Jul
Balas

itu sudah.

22 Jul

Menjagi guru, niatkan untuk berbagi kebaikan dan ilu. Pasti lebih indah. Salam literasi.

21 Jul
Balas

yess.

22 Jul



search

New Post