Pagi itu ruang pertemuan yang biasanya sepi tampak ramai. Beberapa guru di SMA Merah Putih tampak duduk memelototi laptop yang ada di depannya. Demikian pula dengan Karyono. Dia memilih duduk posisi dekat jendela.

“Gasik, Pak Karyono!” sapa Pak Edi yang baru saja masuk.

“Pasti, dong!”

“Kok pilih dekat jendela, biar isis, ya?”

“Enggak. Soalnya di sini ada sumber listrik. Maklum laptopnya buatan lokal, Jawa.”

“Kok.” Pak Edi penasaran.

“Mereknya saja Le Nopo,” jawab Karyono nyengir.

Setelah semua guru masuk, kegiatan pun dilaksanakan. Hari itu semua guru akan dilatih mengisi SKP Online, yang sedang hits akhir-akhir ini. Guru-guru muda dengan cepat menangkap apa yang disampaikan narasumber yang juga guru di SMA Merah Putih. Penjelasannya yang begitu runtut, membuat mudah dimengerti.

Namun situasi berbeda dihadapi guru-guru senior, atau tua. Pemahaman yang minim akan dunia IT membuat mereka gagap dan gugup, termasuk juga Karyono.

“Mbak, kok punya saya begini.” Tiba-tiba suara Karyono mengejutkan seisi ruangan.

“Begini gimana, Pak.,” tanya seorang ibu guru muda di depan Karyono.

“Ya, begini.” Karyono menunjuk laptop Le Nopo kesayanganannya.

“Gimana, sih?” Ibu guru muda itu beranjak mendekati Karyono.

“Ini lho, Mbak.” Karyono menunjuk laptopnya.

Ibu guru muda itu mengamati laptop Karyono. “Lho, tadi Bapak mijit yang mana?” tanya ibu guru muda itu.

“Ibu ini lucu. Kalau saya ingat mijit yang mana, buat apa saya bertanya,” sahut Karyono enggak mau kalah.

Ibu guru itu kembali mengamati laptop Karyono. “Ya, sudah dimatikan dulu saja laptopnya,” perintah ibu guru itu.

“Kalau cuma begitu, saya juga bisa, Bu.” Karyono cemberut.

Lembah Tidar, 30 Desember 2022