Menjadi guru yang juga penulis, atau menjadi penulis yang juga guru itu tidak semua orang bisa, lho. Sehingga mereka yang meniatkan diri terjun di dua bidang ini, dapat dipastikan orang keren. Seperti teman-teman yang ada di sini.

Lalu muncul pertanyaan, terus di mana letak kerennya? Jelas kelihatan. Mereka yang sudah meniatkan diri di bidang ini harus mempunyai pengaturan waktu yang luar biasa. Antara mengajar dan menulis. Dua bidang yang seharusnya berhubungan, tapi terkadang saling mengganggu. Lucu, kan. Berhubungan kok mengganggu.

Inilah uniknya ‘profesi’ seorang guru penulis. Sebagai seorang guru, dijamin semua atau apa yang kita lihat, dengar, dan lakukan dapat menjadi ide tulisan. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menulis. Apalagi jika guru tersebut juga mempunyai aktivitas di luar mengajar. So, pasti banyak banget yang bisa ditulis.

Di sisi lain, sebagai penulis sudah jelas dia ‘wajib’ membuat tulisan paling tidak sehari satu tulisan. Sebab ini adalah jalan yang sudah dipilih. Masalah yang muncul adalah waktu yang akan dipergunakan untuk menulis. Ini bukan masalah kecil, tapi big big big problem, alias masalah besar. Alasannya sudah jelas. Guru zaman now, banyak banget kesibukannya. Mulai dari kegiatan mengajar, tugas tambahan, dan pemenuhan administrasi.

Urusan administrasi inilah yang menguras pikiran dan energi kita. bahkan terkadang adiministrasi yang tidak berkaitan langsung dengan profesi kita sebagai guru. Sampai berdarah-darah kita mengerjakannya. Terkadang sampai kegiatan mengajar sejenak kita tinggalkan gegara mengejar deadline berkaitan urusan itu.

Nah, kembali ke keunikan ‘profesi’ guru penulis. Bagi mereka mampu mengatur kegiatan keduanya sehingga mampu berjalan seiring, benar-benar luar biasa. Mereka layak disebut the special one.

Lembah Tidar, 20 Januari 2023