Agus Suganda

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PRO DAN KONTRA PENTINGNYA PTK

PRO DAN KONTRA PENTINGNYA PTK

“Naik pangkat udah ngga pake PTK pak,” itu salah satu komentar dari seorang sahabat guru ketika saya mengunggah buku pertama saya di Facebook, yang berjudul “Langkah Cepat dan Mudah Membuat Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Saya tidak menyalahkan guru tersebut, karena memang pernah muncul isyu tersebut pada tahun 2016 yang saya baca di web http://www.infokemendikbud.com/2016/10/sekarang-guru-naik-pangkat-tidak-perlu.html yang mengatakan bahwa:

“Mendikbud baru memiliki gebrakan yang sangat signifikaan, dihadapan kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia.

Mendikbud Prof. Muhadjir Effendy, MAP menyampaikan point-point perubahan baru pada era kepemimpinan nya.

Hal tersebut secara cepat disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong melalui akun media sosial nya ke Grup Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong, perihal hasil rapat yang tentu saja sontak membuat kaget para guru.

Isi pertemuan yang kami kutip adalah sebagai berikut:

Hasil pertemuan dengan Mendikbud Prof. Muhadjir Effendy, MAP

Hari/tgl: Jumat, 21 Oktober 2016 pk 07.45 - 09.00

1. Jenjang SD dan SMP adalah fondasi anak dalam dunia pendidikan

2. Implikasi : Merubah visi & mandset Kepsek, Komite Sekolah dan Guru

3. Kepsek tdk boleh mengajar, tetapi sbagai manajer dan inspirator

4. Pembangunan Karakter d SMP

5. Guru di sekolah min 8 jam dan hari Sabtu libur utk hari keluarga

6. Full day school. Guru tdk boleh membawa pekerjaan ke rumah dan siswa juga tidak boleh ada PR

7. Menyiapkan Manajemen berbasis sekolah & partisipasi masyarakat

8. Tidak ada LKS

9. Tidak ada PTK utk kenaikan pangkat

10. Guru adalah ; real kurikulum

11. Guru adalah: profesi ahli, tanggungjawab sosial dan rasa kesejawatan.

12. Taman Budaya di sekolah sebagai sumber belajar

Saya mempunyai pendapat tentang manfaat PTK/PTS, terlepas pernyataan Bapak Menteri Pendidikan di atas jadi dibuat PERMEN nya atau tidak, yang jelas sampai saat sekarang bagi guru,kepala sekolah mapun pengawas yang mau naik pangkat, tetap harus membuat karya tulis ilmiah PTK atau PTS.

Berdasarkan infomasi yang ditulis di http://www.infokemendikbud.com/2016/10/sekarang-guru-naik-pangkat-tidak-perlu.html dituliskan juga bahwa:

Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan tiga hal, yaitu:

1) Peningkatan praktek

2) Peningkatan (atau pengembangan profesionalisme) pemahaman praktek oleh praktisinya ;

3) Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek (Grundy dan Kemmis 1982:84 ).

SIFAT PTK

1. Penelitian Tindakan kelas memiliki sifat sebagai berikut:

2. Permasalahan yang di bahas berbasis kelas, artinya hal-hal yang terjadi di kelas.

3. Kolaboratif, artinya ada kebersamaan kegiatan dengan pihak yang diberi tindakan.

4. Tidak menguji teori, tetapi dilaksanakan berdasarkan teori.

5. Tidak mengeneralisasikan, hasilnya hanya berlaku bagi subjek tindakan itu.

6. Tidak ada populasi dan sampel, yang ada hanya subjek tindakan.

7. Tidak ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

8. Dilakukan dalam putaran siklus.

Sumber : http://danizmi.blogspot.co.id/

Berdasar Grundy dan Kemis (1982:84), salah satu pungsi PTK yang salah satunya adalah “Peningkatan (atau pengembangan profesionalisme) pemahaman praktek oleh praktisinya”. Kita dapat menyimpulkan bahwa PTK /PTS itu fungsinya bukan hanya untuk kenaikan pangkat atau golongan saja, tetapi pengembangan profesionalisme.

Saya bukan orang yang tidak senang apabila naik pangkat otomatis, tidak perlu repot membuat PTK, tapi keadilan perlu ditegakkan. Apa reward buat guru/kepala sekolah/pengawas yang rajin, dan apa punishment untuk yang malas dan tidak klreatif.

Memang ada sebagaian orang yang memanfaatkan sisi lemah kenaikan pangkat/golongan mensyaratkan membuat PTK/PTS, dengan cara menyuruh orang lain membuatkannya. Menurut saya regulasinya harus diperbaiki. Misalnya bagaimana supaya guru/kepala sekolah atau pengawas hobby dan trampil membuat PTK/PTS.

Saya punya keyakinan bahwa pemerintah akan sangat bijaksana dalam menyikapi masalah ini. Pemerintah tidak ingin para guru berada di zona nyaman yang tidak menuntut kreatifitas.

Wallohua’lam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kata kuncinya ada di kalimat terakhir. "Zona Nyaman".

19 May
Balas

Betul Pa Yudha.. Kalau sudah di zona,biasanya suka malas berkreasi..

19 May

Siiip....Saya sependapat dengan Pak Agus,

18 May
Balas

Terima kasih bu Puti..

19 May

Saya setuju bahwa menulis PTK akan meningkatkan wawasan guru, sebab ketika ada permasahan pembelajaran sebaiknya guru merefleksi dan menganalisis kinerjanya , kemudian membaca berbagai teori , pendekatan terkat pembelajaran dan mencoba untuk kreatif inovatif dlm mengelola pembelajaran....insya allh mejadi guru akan semakin menyenangkan....

19 May
Balas

Terima kasih ibu Euis Marlina..

19 May



search

New Post