Agus Sukamto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Merdeka belajar lewat tol langit

Merdeka belajar lewat tol langit

Merdeka belajar lewat tol langit

08-07-2020

Oleh Agus Sukamto

Merdeka belajar yang digaungkan mas menteri saat ini sedang diuji. Ya, diuji lewat datangnya pendemi. Virus covid19 yang mengguncang dunia. Tidak hanya kesehatan. Ekonomi dan pendidikan pun terdampak karenanya.

Hampir semua aktivitas saat ini dilakukan dengan on line. Berinteraksi,Jual beli, bekerja kantoran, belajar sebagian besar dilakukan secara online. Hampir semua dilakukan dari rumah. Atau kalau dikerjakan tidak di rumah dibatasi juga jumlahnya.

Di tahun pelajaran baru ini mas menteri sudah mengeluarkan rambu-rambu. Bahwa hanya daerah yang berzona hijau yang boleh belajar tatap muka. Sedangkan zona merah, orange dan kuning belajar lewat daring atau luring. Yang kebanyakan memerlukan kuota untuk melakukannya.

Pada pembelajaran daring ada beberapa kendala yang dihadapi. Akses internet yang sulit. Tidak memiliki kuota. Menjadi masalah umum bagi insan pendidikan. Terutama bagi siswa. Hal ini karena ada kebutuhan lain yang lebih mendesak mengakibatkan kebutuhan pulsa atau kuota dikesampingkan. Akibatnya pembelajaran tersendat.

Dalam masa pandemi seperti ini setiap orang harus bermanfaat pada yang lain. Untuk kebutuhan kuota sebagian siswa menumpang WiFi ke tetangga. Tanpa itu mereka akan kesulitan mengikuti perkembangan belajar. Andai internet sementara digratiskan mungkin kejadian seperti itu tidak terjadi. Andai akses internet sudah sampai pelosok, merdeka belajar tak akan terpojok.

Pada saat kampanye presiden, wakil presiden melontarkan janji akan ada tol langit. Tol darat sudah nampak baik. Tol laut katanya sudah ada. Kini tinggal tol langit. Tol yang ditunggu kehadirannya untuk menunjang pembelajaran.

Dulu jaman penjajahan hanya anak orang mampu yang bisa sekolah. Hanya anak ningrat yang dapat mengenyam pendidikan. Saat ini, hanya yang punya kuota yang dapat belajar lancar. Dapat belajar dengan tenang dari rumah.

Kalau memang belum ada dananya, seharusnya bisa dicari sumber alternatif lain. Menggunakan dana desa misalnya.

Dana desa begitu besar. Jalan-jalan sudah terbangun. Gapura desa berdiri kokoh diperbatasan desa. Kini ada baiknya dana desa digunakan sebagian untuk membuat jaringan WiFi gratis di setiap pojok desa. Di setiap Rw atau pun Rt dipasang WiFi gratis. Dengan begitu akses internet bagi yang tak berkuota akan lancar. Semua akan dapat menggunakan untuk belajar. Juga untuk usaha lain yang menghasilkan.

Tak hanya untuk pendidikan. Pedagang, nelayan, petani dan usaha-usaha lain bisa memanfaatkan. Tapi, yang diutamakan pertama tentunya pendidikan. Dengan begitu merdeka belajar akan terwujud. Sehingga generasi emas yang ditunggu akan benar-benar datang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post